digitalMamaID – Penggunaan gadget berlebihan pada anak bisa mengganggu kesehatan mental. Padahal, anak dan gadget sekarang semakin tak terpisahkan. Hampir semua aktivitas dalam kehidupan sehari-hari melibatkan gadget, termasuk pendidikan.
Saat pandemi, anak terpaksa sekolah daring. Membuat screentime atau waktu yang dihabiskan anak untuk menatap layar gawai semakin tinggi. Hal ini memicu keresahan orang tua. Bagaimana jika anaknya jadi kecanduan gadget dan membuat anak malas melakukan aktivitas lainnya karena terlalu lama menggunakan gawai. Misalnya saa makan harus ditemani gadget, jadi malas belajarm tidak mau bersosialisasi dengan teman. Belum lagi, anak kecanduan gadget akan menjadi mudah tantrum yang bisa menguras emosi Mama. Penggunaan gadget berlebihan pada anak juga bisa mempengaruhi kesehatan mental anak dan tumbuh kembangnya. Tentunya, Mama tidak menginginkan hal itu bukan?
American Academy of Pediatrics (AAP) menyarankan sebaiknya tidak ada penggunaan gadget untuk anak di bawah 2 tahun kecuali untuk video call dengan keluarga yang dibatasi waktunya. Sementara, waktu penggunaan gadget untuk anak usia 2-5 tahun adalah 1 jam per hari.
Komisi Nasional Perlindungan Anak, sejak 2016 sudah menangani 42 kasus anak yang kecanduan gawai. Sementara, berdasarkan Survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2017, sebanyak 143,26 juta orang atau 54,68 persen dari populasi Indonesia menggunakan internet. Penetrasi pengguna internet terbesar di usia 13-18 tahun (75,50 persen). Gawai adalah perangkat yang paling banyak dipakai untuk mengakses internet (44,16 persen).
Kementerian Komunikasi dan Informatika mencatat, sebanyak 93,52 persen penggunaan media sosial oleh individu Indonesia berada di usia 9-19 tahun dan penggunaan internet oleh individu sebanyak 65,34 persen berusia 9-19 tahun. Umumnya anak-anak menggunakan internet untuk mengakses media sosial, termasuk Youtube dan gim daring.
Memicu adiksi
Psikolog anak dari Universitas Kristen Maranatha Efnie Indrianie mengungkapkan, gadget begitu dekat dengan kehidupan anak-anak saat ini. Harus diakui, kehadiran gadget telah memudahkan banyak hal. Namun, keberadaan gadget sendiri seperti dua sisi mata pisau. Di satu sisi, gadget bisa menjadi media belajar bagi anak. Di sisi yang lain, gadget bisa menjadi sumber gangguan pada kehidupan anak.
“Hal yang perlu diingat oleh orang tua, bahwa penggunaan gadget secara berlebihan bisa menjadi pemicu adiksi gadget dan ini bisa merusak kesehatan mental anak,” jelasnya.
Masih kata Efnie, anak yang hanya terbiasa bertemu dan berkomunikasi secara virtual akan rentan mengalami anxiety atau kecemasan saat harus berinteraksi secara langsung.
“Ketidakmampuan berinteraksi ini memicu peningkatan level anxiety yang bisa berujung pada depresi. Jika hal ini sudah terjadi maka perkembangan anak pun akan terganggu,” katanya.
Tidak hanya itu, kata Efnie, efek radiasi juga bisa mengganggu perkembangan kognitif anak. Ini bisa menjadi pemicu gangguan konsentrasi, melemahnya fungsi memori, dan kemampuan berpikir lainnya.
“Untuk mengalihkan perhatian anak dari gadget, orangtua sebaiknya menyiapkan kegiatan-kegiatan variatif juga untuk anak selain kegiatan di sekolah. Jadi, kebutuhan eksplorasi anak dapat terpenuhi tanpa harus selalu menggunakan gadget,” ungkapnya.
Apa yang bisa dilakukan orang tua?
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia memberi rekomendasi beberapa cara yang bisa dilakukan orang tua agar anak teralihkan dari gadget, antara lain:
- Batasi waktu bermain gadget pada anak secara bertahap
- Ajak anak bersosialisasi dengan teman sebaya
- Sibukkan anak dengan berbagai aktivitas mendidik
- Jangan lupa memberikan pujian kepada anak
- Orang tua harus menjadi panutan bagi anak
Menjadi orang tua di era internet ini memang tidak gampang ya, Mama. Tapi optimis kita bisa menemani anak agar bisa menggunakan gadget secara sehat. Mari belajar bersama! [*]
3 thoughts on “Gadget Berlebihan pada Anak Ganggu Kesehatan Mental”
Pingback: 10 Aplikasi Gratis yang Berguna untuk Ibu dan Anak - digitalMamaID
Pingback: Rahasia Parenting Denmark Agar Anak Lebih Bahagia
Pingback: Mengatasi Anak Tantrum, Bagaimana yang Benar? - digitalMamaID