digitalMamaID – Mengatasi anak tantrum tidak mudah, meskipun tantrum masih dianggap perilaku yang normal. Tantrum sendiri sebagai salah satu cara anak dalam mengekspresikan emosinya. Misalnya, saat marah, jengkel, kesal atau rasa tidak nyaman yang dirasakannya.
Meski begitu, tantrum juga bisa menjadi senjata anak untuk memenuhi keinginannya. Seperti, saat anak menginginkan sesuatu agar tidak adanya penolakan dari orang tua.
Tantrum pada anak bisa terjadi dimana dan kapan saja. Tentunya, Mama pasti merasa kewalahan saat menghadapi anak tantrum. Mereka sulit ditenangkan dan cenderung agresif. Mama harus lebih sabar saat menenangkannya. Jika orang tua terpancing emosi, anak akan semakin susah dikendalikan.
Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan, tantrum adalah masalah perilaku yang umum dialami oleh anak-anak prasekolah yang mengekspresikan kemarahan mereka dengan tidur di lantai, meronta-ronta, berteriak dan biasanya menahan nafas. Perilaku tantrum adalah perilaku yang normal pada anak yang berusia 15 bulan sampai 6 tahun.
Rudolph Dreukurs seorang pakar pengasuhan anak menekankan, alasan utama yang menyebabkan anak-anak berperilaku buruk ialah keputusasaan. Anak-anak yang putus asa seringkali menuntut perhatian yang tidak semestinya. Orang tua biasanya menanggapinya dengan mencoba memaksakan kehendak mereka terhadap anak-anak, yang menyebabkan orang tua terjebak di siklus ini, kemudian benar-benar menghukum anak atas perilaku mereka yang buruk.
Secara tipikal, tantrum mulai terjadi pada saat anak mulai membentuk sense of self. Pada usia ini anak sudah cukup untuk memiliki perasaan “me” dan “my wants”, tetapi mereka belum memiliki keterampilan yang memadai bagaimana cara memuaskan keinginan mereka secara tepat.
Tantrum biasanya terjadi pada anak yang aktif dengan energi berlimpah. Tantrum juga lebih mudah terjadi pada anak-anak yang dianggap “sulit”, dengan ciri-ciri memiliki kebiasaan tidur, makan dan buang air besar tidak teratur, sulit menyesuaikan diri dengan situasi, makanan, dan orang-orang baru, lambat beradaptasi terhadap perubahan, suasana hati (moodnya) lebih sering negatif, mudah terprovokasi, gampang merasa marah atau kesal dan sulit dialihkan perhatiannya.
Cara menghadapi anak tantrum
Psikolog Anak Efni Indrianie mengungkapkan, saat anak mengalami tantrum maka orang tua tidak bisa menasehati apalagi memarahi anak. Ini dikarenakan saat anak tantrum emosi negatif sedang mendominasi anak. “Dalam kondisi seperti ini, maka sistem kerja otak tidak siap menerima informasi,” katanya.
Masih kata Efni, yang perlu dilakukan orang tua saat anak sedang tantrum adalah memberikan sentuhan kasih sayang agar emosinya mereda. “Jika memungkin berikan pelukan kepada anak untuk menenangkan,” ujarnya.
Namun, lanjutnya, jika tantrumnya masih ada, biarkan sampai anak mengeluarkan semua emosi negatifnya. Jika sudah tenang kembali berikan pelukan dan minum. “Setelah semuanya terkendali baru anak diajak bicara dengan baik,” ucapnya.
Dikutip dari Brittanipershacounseling, beberapa cara yang bisa dilakukan orang tua saat anak tantrum, antara lain:
Menghibur anak
Orang tua bisa memulai dengan melakukan pendekatan kepada anak, misalnya dengan mencoba menatap mata anak, lalu memberikan dia sentuhan kasih sayang, seperti memeluk atau mengelus kepalanya. Di sini orang tua harus betul-betul memahami perasaan anak, apa yang dia rasakan.
Validasi emosi anak
Orang tua bisa menanyakan tentang perasaan anak, apa yang tengah mengganggunya atau hal apa yang membuat mereka tidak nyaman. Orang tua juga harus menghargai jawaban anak, jangan langsung menasehatinya. Disini orang tua hanya perlu mendengarkan apa yang anak rasakan.
Arahkan kembali perilaku anak
Setelah anak merasa didengarkan dan orangtua telah membantunya mengatur emosinya, barulah orangtua dapat mengarahkan kembali perilakunya.
Tidak mudah mengatasi anak yang sedang tantrum, apa lagi jika terjadi di tempat umum. Pandangan orang lain yang tertuju pada kita sebagai orang tua anak, sering tidak menyenangkan. Tidak apa-apa, Mama. Kita semua sedang belajar. Semoga kita juga jadi memiliki empati kepada orang tua lain, ya! [*]
1 thoughts on “Mengatasi Anak Tantrum, Bagaimana yang Benar?”
Pingback: Tantrum pada Orang Dewasa, Penyebab dan Cara Mengatasinya