digitalMamaID – Demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi ancaman serius bagi masyarakat, terutama anak-anak di Indonesia.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, ada 131.265 kasus DBD di Indonesia pada tahun 2022.
Dari jumlah tersebut, 40 persen di antaranya terjadi pada anak usia 0–14 tahun. Angka kematiannya mencapai 1.135 kasus.
“Angka kasus ini bukan hanya sekedar jumlah, tetapi ada hak kelangsungan hidup dan tumbuh kembang anak yang dipertaruhkan,” kata Chief of Partnership, Strategy Program, and Operation Save the Children Indonesia Tegas Erwin Simangunsong.
Oleh karena itu, Save The Children Indonesia yang merupakan mitra pemerintah dalam mencegah DBD mendorong pemanfaatan bakteri Wolbachia ini untuk menekan penularan penyakit yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti tersebut.
Menurut Tegas, pemanfaatan nyamuk mengandung bakteri Wolbachia ini merupakan suatu inovasi.
Metode Wolbachia merupakan terobosan dari organisasi World Mosquito Program (WMP) yang telah diimplementasikan di 14 negara sejak tahun 2011, termasuk Indonesia.
Wolbachia merupakan bakteri alami yang terdapat di 50 persen serangga yang ada di bumi dan dinyatakan aman untuk manusia, hewan, dan lingkungan.
Wolbachia mampu menghambat replikasi virus dengue di dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti sehingga tidak menularkan penyakit dengue, zika, dan chikungunya.
Di Indonesia, penerapan program Wolbachia WMP pertama kali dilakukan di Yogyakarta.
Hasilnya, menurut Tegas, metode Wolbachia ini menurunkan 77 persen kasus DBD dan 86 persen rawat inap di rumah sakit.
Kemenkes telah mengevaluasi hasil penyebaran nyamuk di Yogyakarta dan menyatakan bahwa cukup bukti untuk memperluas manfaat Wolbachia WMP guna melindungi jutaan orang di Indonesia dari DBD.
Melalui Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1341 Tahun 2022, metode Wolbachia diimplementasikan di 5 kota lainnya, yaitu Semarang, Jakarta Barat, Bandung, Kupang, dan Bontang.
Kemudian, pada pertengahan November 2023, penerapan metode Wolbachia DBD akan memasuki masa awal penyebaran telur nyamuk ber-Wolbachia di Kota Denpasar dan Kabupaten Buleleng.
Menurut Tegas, perwakilan masyarakat di Kota Denpasar dan Kabupaten Buleleng telah menyatakan kesediaannya untuk berpartisipasi dengan menjadi “orangtua asuh” wadah telur nyamuk ber-Wolbachia.
“Semoga di sini lebih banyak lagi penurunannya, dan bahkan kalau bisa tidak ada kasus DBD, jadi steril semua nyamuk Aedes aegyptinya jadi ber-Wolbachia semua,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar dr. Anak Agung Ayu Candrawati.