Melindungi privasi di dunia maya merupakan cara utama untuk mencegah berbagai bentuk kejahatan di dunia maya, termasuk kekerasan gender berbasis online (KBGO). Penting untuk menjaga tubuh digital kita. Apa itu tubuh digital?
Di era serba digital, identitas seseorang tidak lagi sebatas hal-hal fisik. Kini setiap orang punya identitas digital yang sama pentingnya dengan identitas diri secara fisik. Misalnya saja akun media sosial, alamat email, username, password, juga berbagai data digital yang menyimpan privasi seseorang. Itu semua merupakan bagian dari data digital yang harus dijaga. Menjaga tubuh digital itu sama pentingnya dengan menjaga tubuh kita secara fisik.
Mengapa demikian? Karena seperti di dunia nyata, tubuh digital juga rentan menjadi korban kekerasan. Foto atau video kini bisa direkayasa dan disebarkan dengan mudah. Data pribadi atau personal identifiable information (PII) bisa digunakan untuk mengidentifikasi, melacak, atau merujuk individu tertentu secara spesifik. Jika data tersebut tidak terlindungi, maka sama halnya dengan membukakan pintu untuk berbagai tindak kejahatan di dunia maya.
Apa saja yang termasuk data pribadi?
Dikutip dari Memahami dan Menyikapi Kekerasan Gender Berbasis Online, sebuah panduan yang dibuat oleh Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet), ada beberapa tipe data pribadi yang harus dilindungi.
Nama: Nama lengkap, nama kecil, nama ibu, alias
Nomor Identitas pribadi: NIK, NPWP, SIM, nomor paspor, nomor kendaraan, nomor kartu anggota rumah sakit, rekening bank, nomor kartu kredit.
Alamat pribadi: alamat rumah, email
Nomor kontak personal: ponsel pribadi, telepon rumah
Karakteristik personal: gambar fotografik (utamanya atas wajah atau bagian lain yang menunukkan karakteristik yang dapat dikaitkan pada seseorang), sidik jari, tulisan tangan.
Data biometrik: scan retina, tanda suara (voice signature), sidik jari, geometri wajah
Informasi atas properti pribadi: nomor kendaraan, akta tanah dan bangunan
Informasi aset teknologi: alamat Internet Protocol (IP address) atau alamat Media Access Control (MAC) yang secara konsisten terhubung pada satu individu tertentu.
Lainnya: tempat dan tanggal lahir, nomor telepon bisnis, alamat email atau surat-menyurat untuk keperluan bisnis, ras, agama, indikator geografis, informasi terkait pekerjaan, kesehatan, edukasi, atau finansial.
Data-data pribadi tersebut tidak dianjurkan untuk diumbar di media sosial atau dibagikan lewat aplikasi percakapan. Seringkali data-data seperti ini justru dibagikan secara suka rela oleh pemiliknya. Banyak orang tidak menyadari bahwa data-data tersebut bisa dimanfaatkan oleh orang dengan niat jahat. Data tersebut bisa saja digunakan untuk memulihkan password email, keperluan verifikasi perbankan, atau memberi akses pada gawai yang menyimpan lebih banyak data pribadi kita.
Tips melindungi privasi
Safenet merekomendasikan beberapa cara yang bisa dilakukan untuk melindungi privasi di media sosial dan aplikasi percakapan.
1. Pisahkan akun pribadi dengan akun publik
Informasi pribadi dibagikan hanya di akun pribadi. Apalagi untuk Mama yang mengelola usaha sendiri. Jangan sampai akun bisnis dan akun pribadi bercampur agar lebih mudah memilah mana informasi yang bisa dibagi ke publik dan mana yang tidak.
2. Cek dan atur ulang pengaturan privasi
Kendali akun media sosial ada di tangan kita. Kita lah yang menentukan siapa yang boleh mengakses data pribadi kita. Atur pengaturan privasi sesuai dengan kenyamanan kita.
3. Buat password yang kuat dan nyalakan verifikasi login.
Password yang kuat penting agar media sosial tidak mudah diretas. Beberapa media sosial dan aplikasi percakapan kini menyediakan fitur verifikasi login yang biasa disebut dengan 2-Step Verification atau 2-Factor Authentication. Ini bisa diberlakukan juga untuk email pribadi.
4. Jangan percaya begitu saja pada aplikasi pihak ketiga
Misalnya kuis atau game di Facebook. Aplikasi seperti ini biasanya meminta akses akun media sosial. Aplikasi pihak ketiga yang tidak bertanggung jawab bisa saja memanfaatkan data pribadi pengguna. Hal ini bisa jadi berdampak pada kehidupan, baik online maupun offline.
5. Hindari berbagi lokasi pada waktu nyata (real time location sharing)
Lokasi pada waktu nyata atau lokasi yang sering dikinjungi bisa menjadi informasi berharga bagi orang dengan niat jahat, misalnya penguntit.
6. Berhati-hati dengan URL yang dipendekkan
Bila URL yang dipendekkan ini berasal dari situs mencurigakan bisa mengarah ke situs yang berbahaya atau yang bisa mencuri data pribadi kita.
7. Lakukan data detox
Data detoks ini untuk memeriksa keberadaan data diri pribadi di internet. Salah satunya bisa dengan mengakses https://datadetox.myshadow.org atau cara lain yang bisa dilakukan dengan meng-Googling data pribadi kita. Tapi lakukan hal ini di browser yang aman ya. Jika menemukan data pribadi di internet, bersihkan ke sumbernya. Misalnya data pribadi yang pernah kita bagi di status Facebook. Jika masih memiliki akses terhadap akun tersebut, kita bisa menghapus atau membuatnya menjadi privat.
8. Jaga kerahasiaan PIN dan password pada ponsel atau laptop pribadi.
Pelaku KBGO seringkali merupakan orang-orang dekat. Maka itu, jangan sekali-sekali membagikan PIN dan password gawai dan perangkat elektronik lain terutama yang menyimpan data-data pribadi.
Di zaman serba digital ini, kita harus melindungi data privasi digital sama pentingnya dengan menjaga diri sendiri. Semoga bermanfaat, Mama!
5 thoughts on “Cegah KBGO, Lindungi Tubuh Digital!”
Pingback: Mela Lapor” Aplikasi Pelaporan Kasus KBGO – Bincang Perempuan
Pingback: Kekerasan Seksual pada Anak, Kenali Tanda-tandanya
Pingback: KDRT Bukan Masalah Privat: Teknologi Bisa Bantu Ciptakan Ruang Aman Bagi Korban
Pingback: Child Grooming, KBGO pada Anak yang Paling Sering Terjadi
Pingback: Kenali 11 Jenis KBGO, Mama Wajib Tahu!