Tayangan Ramadan Berisi Kekerasan dan Rendahkan Perempuan, MUI Minta KPI Tegur Raffi Ahmad

Raffi Ahmad
Share

digitalMamaID — Selama Ramadan, stasiun televisi berlomba-lomba menayangkan program-program unggulan. Akan tetapi, tidak semua program dinilai sesuai sebagai tayangan Ramadan. Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menegur Raffi Ahmad, pengisi program siaran Ramadan yang mengandung kekerasan fisik dan eksploitasi perempuan.

Lewat siaran pers yang ditayangkan di mui.or.id, MUI meminta KPI untuk segera memanggil dan menegur program siaran Ramadan yang diisi oleh Raffi Ahmad di SCTV dan TransTV. Pasalnya, dari hasil pemantauan, MUI menemukan banyak pelanggaran dalam tayangan program Kuis Gaspol (Games Asyik Paling Nampol) di SCTV dan Berkahnya Ramadhan di Trans TV.

Ketua MUI Bidang Informasi dan Komunikasi, KH Masduki Baidlowi, menyampaikan pemanggilan SCTV yang bertanggungjawab pada program Kuis Gaspol (Games Asyik Paling Nampol) dan Trans TV yang bertanggungjawab atas tayangan program Berkah Ramadhan perlu dilakukan segera.

Tegur Raffi Ahmad

Selain itu, KPI juga diminta untuk menegur Raffi Ahmad yang menjadi salah satu figur utama di tayangan program-program tersebut. Raffi Ahmad perlu diberikan teguran karena dia adalah sosok sangat populer. Selain itu, saat ini status sosialnya tidak hanya sebagai artis melainkan juga sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni. Status tersebut memungkinkan dia diikuti oleh banyak orang lain.

“Dalam beberapa tayangan di dua program televisi tersebut, Raffi Ahmad terindikasi mengeluarkan pernyataan dan melakukan adegan yang memiliki kecenderungan menghina/merendahkan martabat manusia, vulgar dan tidak sejalan dengan nilai-nilai dan makna bulan suci Ramadhan,” kata Masduki dalam siaran pers Mingg, 23 Maret 2025.

Masduki memberikan contoh dugaan pelanggaran tersebut seperti yang ditemukan pada program Kuis Gaspol SCTV yang tayang pada 9 Maret 2025. Kala itu, talent bernama Fanny melakukan joget-joget erotis dan memakai pakaian ketat yang menampakkan bentuk tubuhnya. Kemudian, Ketika menanyakan lirik lagunya, Raffi Ahmad berkata: Kalau basah mau diapain?

Selain itu pada Gaspol SCTV edisi 145, Raffi dengan vulgar mengeksploitasi status janda dengan mengatakan, “Janda semakin di depan.”

Kekerasan fisik

Masduki mengungkapkan, dalam tayangan Berkahnya Ramadhan di Trans TV juga ditemukan sejumlah dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh Raffi Ahmad.

Misalnya, kekerasan fisik terjadi pada 3 Maret 2025, ketika ada adegan Raffi Ahmad membanting Anwar. Kemudian, pada 10 Maret 2025, Raffi Ahmad memasukkan kertas tisu ke mulut Maxim. Padahal, kertas tisu itu bekas dipakai mengelap wajah Ivan Gunawan dan Anwar. Aksi itu untuk membuktikan keduanya ber-make up tebal atau tidak.

Masduki menjelaskan, pemantauan dilakukan dengan mengacu pada Tausiyah MUI tentang Penyiaran Program Ramadan 1446 H/2025 M. Selain itu juga beberapa fatwa MUI yang relevan, UU Penyiaran, dan Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS).

Dia menyampaikan, Lembaga Penyiaran (LP) televisi diharapkan dapat menghadirkan siaran program Ramadhan yang berkualitas. Sebab, LP memegang lisensi frekuensi publik, sudah semestinya mempunyai itikad dan komitmen dalam menghidupkan syiar Ramadan.

“Dalam konteks demikian, maka media sudah seharusnya memiliki misi profetik yakni menyerukan kebaikan, pelopor perubahan, dan membimbing manusia ke arah yang baik dan benar,” kata dia menegaskan. [*]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terpopuler

ORDER MERCHANDISE

Bingung cari konten yang aman untuk anak?
 
Dapatkan rekomendasi menarik dan berikan pendapatmu di Screen Score!
Ilustrasi melatih anak bicara/Bukbis Ismet Candra Bey/digitalMamaID