Spiral Hidup Hai Rembulan dalam Pameran “Keluk di Mimpi Luhur di Hari-hari”

CATUR RATNA WULANDARI/Hai Rembulan di depan karyanya yang dipamerkan di Mimilu, Sabtu, 9 November 2024.
Share

digitalMamaID – Bagi Bulan, hidup seperti spiral. Berputar melaju ke sebuah titik, meski bentuknya tak selalu sama. Seniman perempuan ini menuturkan cerita hidupnya lewat pameran karya seni bertajuk “Keluk di Mimpi Luhur di Hari-hari”.

Bulan atau yang dikenal dengan Hai Rembulan adalah seniman yang menghabiskan masa kecil di Lembang lalu kini menetap di Jatinegara, Jakarta. Di ruang seni yang diberi nama Kongsi 8, Bulan membuat karya-karya yang khusus ditampilkan di pameran tunggalnya di Karya Teman Mimilu. Totalnya berjumlah 41 karya.

“Pameran ini adalah jembatan kedua rumahku,” kata Bulan saat pembukaan pameran, Sabtu, 9 Novembet 2024. Pikirannya memang sering bolak-balik antara rindu pulang ke Lembang dan menjaga mimpi di rumahnya di Jatinegara, seperti spiral. Judul pameran ini juga menyiratkan spiral.

Karya Bulan begitu beragam. Ia menggunakan material kertas, kanvas, kayu bekas, keramik, juga cermin. Ia bermain dengan warna pastel menggunakan cat akrilik. Menghadirkan nuansa lembut, meski kisah yang dituturkan tak bisa disebut ringan. Misalnya rindu akan pulang, meski baginya pulang itu tidak mudah. Juga tentang jatuhnya bangunnya merawat mimpi-mimpi di Jatinegara.

Semua material yang digunakan di pameran ini berasal dari barang bekas yang ia temukan di pasar loak di Jatinegara. Bahkan kanvas yang dia gunakan pun ia ambil dari sana.

Penulis zine

Bulan tidak hanya melukis dan merupa, Bulan juga menulis. Sudah sepuluh tahun ia membuat zine. Karya tulisnya juga bisa dinikmati di pameran “Keluk di Mimpi Luhur di Hari-hari”. Isinya sangat menarik. Bulan menuturkan berbagai hal yang ia hadapi, terutama sebagai perempuan. Ia bahkan membuat zine yang khusus membahas pengalaman menstruasinya. Sebagai seseorang yang mengalami premenstrual dysmorfix disorder, Bulan ingin hal-hal ini dibicarakan dengan perspektif perempuan.

Di pameran ini, tulisan-tulisan Bulan dari zine berbagai edisi bisa dinikmati. Rangkaian katanya sederhana, lembut, tapi kuat sekali.

“Aku merasa perlu membuat zine ini. Zine yang menarasikan pengalamanku, zine tentang menstruasi bukan barasu laki-laki,” begitu tulisanya dalam zine Datang Bulan. Zin ini bukan hanya untuk perempuan, tapi juga laki-laki yang mau memahami siklus ini.

Ella Wijt dalam tulisan pengantar pameran ini menyebut, karya-karya Bulan merupakan rangkaian ingatan, kesadaran dan mimpi yang menjadi kesatuan tubuh. Pemandangan dari kampung halaman, kucing-kucing peliharaan, wajah-wajah orang yang ditemui, hantu-hantu, semua dilukis Bulan dengan landasan kasih sayang yang terkadang dibumbui kesedihan, kemarahan, atau kegelisahan. “Tetapi Bulan bisa menghadirkan semua percampuran itu dengan tenang dan yakin. Karya-karya Bulan adalah kesaksian Bulan akan hidupnya,” katanya.

Pameran “Keluk di Mimpi Luhur di Hari-hari” karya Hai Rembulan bisa dinikmati di Mimilu, Jalan Bukit Dago Utara 28, Bandung. Pameran ini terbuka untuk umum sampai dengan 10 Desember 2024 (Senin tutup). [*]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terpopuler

ORDER MERCHANDISE

Bingung cari konten yang aman untuk anak?
 
Dapatkan rekomendasi menarik dan berikan pendapatmu di Screen Score!
Ilustrasi melatih anak bicara/Bukbis Ismet Candra Bey/digitalMamaID