digitalMamaID — Inovasi teknologi terus mendorong perubahan besar di berbagai sektor, tak terkecuali media. Hal ini menjadi sorotan utama dalam acara Local Media Community Roadshow: Class and Innovation Grants yang bertajuk “AI for New Audience & Revenue Stream”. digitalMamaID turut berbagi pengalaman di acara ini.
Acara yang berlangsung 13-15 November 2024 ini diadakan di tiga kota, yakni Bogor, Tasikmalaya, dan Purwokerto. Pada hari kedua, roadshow digelar di Hotel Aston Inn, Tasikmalaya, dan dihadiri oleh pegiat media lokal serta mahasiswa dari wilayah Priangan Timur.
Acara ini diinisiasi oleh Suara.com dan Local Media Community dan disponsori oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI). Roadshow di Tasikmalaya diisi tiga pembicara utama yang menyampaikan pandangan mereka terkait adaptasi media terhadap perubahan teknologi, yakni Suwarjono sebagai Editor in Chief Suara.com, Catur Ratna Wulandari sebagai Editor in Chief Digital Mama ID, dan Dimas Sagita sebagai Head of Digital Revenue Suara.com.
Transformasi media digital di era disrupsi teknologi
Sesi pertama dibuka oleh Suwarjono, Editor in Chief Suara.com. Dalam paparannya, ia menjelaskan bagaimana industri media mengalami disrupsi besar-besaran sehingga mengharuskan media untuk beradaptasi terhadap perubahan audiens dan tren konsumsi informasi.
“Media tidak lagi bisa berpusat pada satu platform saja. Dibutuhkan pendekatan multiplatform agar tetap relevan di tengah audiens yang terus berubah,” ungkap Suwarjono.
Suwarjono juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara media mainstream, homeless media yang saat ini tumbuh subur, dan media lokal agar tetap berkelanjutan. Tak hanya itu, ia menekankan, pendapatan media kini tidak bisa hanya bergantung pada iklan tradisional.
“Media harus mulai melihat peluang dari model bisnis baru seperti aktivitas, produk, atau komunitas,” tambahnya.
Perjalanan digitalMamaID membangun komunitas
Catur Ratna Wulandari, Editor in Chief Digital Mama ID, berbagi kisah inspiratif tentang perkembangan media yang dikelolanya. digitalMamaID, yang awalnya dimulai sebagai inisiatif sederhana tanpa modal besar, kini mulai berkembang dengan berbagai kerja sama dengan pihak luar.
Komunitas digitalMamaID dimulai sebagai ruang menulis dan berbagi ide sesama ibu dalam mengarungi peran pengasuhan di era digital, tanpa target tertentu. Seiring waktu, audiens dan tim yang semakin bertumbuh, membuat digitalMamaID mulai serius dalam menjalankan bisnis media ini.
“Jika kita membuat sesuatu dengan hati, audiens akan datang kembali. Dari situ, revenue akan mengikuti,” tutur Catur menekankan pentingnya menjaga hubungan dengan pembaca.
Dengan semangat itu, digitalMamaID memenangkan Startup Pitch Stage di Splice Beta 2023 di Chiang Mai, Thailand. Menawarkan ide Screen Score, digitalMamaID merupakan platform kurasi konten digital anak oleh pengguna untuk membantu orangtua menilai konten yang relevan untuk anak. Paltform ini pertama-tama diperkenalkan kepada komunitas ibu-ibu yang dibangun oleh digitalMamaID, yaitu Mama Mingle.
Saat ini, digitalMamaID dengan support International Media Support (IMS) sedang mempersiapkan layanan baru yang diberi nama Digital Queen. Sebuah program pemberdayaan ibu-ibu di daerah rural untuk meningkatkan keterampilan digital.
AI sebagai alat bantu, bukan ancaman
Sesi terakhir menghadirkan Dimas Sagita, Head of Digital Revenue Suara.com, yang membahas peran kecerdasan buatan (AI) dalam dunia media. Menurutnya, AI bukanlah ancaman, melainkan alat yang dapat membantu kinerja tim redaksi dan desain visual.
“AI berfungsi untuk memicu ide-ide baru dan mendukung efisiensi produksi konten. Selain itu, tren video vertikal juga menjadi peluang besar bagi media untuk menarik audiens yang lebih luas,” jelas Dimas.
Dengan teknologi AI, media dapat lebih cepat beradaptasi terhadap kebutuhan audiens yang dinamis. Efektivitas waktu dan biaya sekaligus membuka peluang revenue baru melalui inovasi konten.
Setiap media menghadapi tantangan dan peluang yang berbeda, namun kunci utama keberlanjutan terletak pada keberanian untuk berinovasi dan berkolaborasi.[*]
