Joki Tugas Makin Marak, Bagaimana Orang Tua Menyikapinya?

Ilustrasi joki tugas
Share

digitalMamaID – Linimasa media sosial ramai membahas tentang joki tugas kuliah. Berawal dari unggahan video pendek Abigail Limuria tentang keresahannya akan fenomena joki yang makin banyak dan terkesan dinormalisasi oleh masyarakat. Video ini diunggah di platform TikTok dan X, dan telah ditonton sebanyak 10 juta kali.

@abigailimuria

Shek shak shok

♬ original sound – Abigail Limuria




Respon beragam muncul dari video pendek Abigail yang juga dikenal sebagi Co-Founder What is Up, Indonesia?. Pro dan kontra bermunculan, dengan banyak pengguna atau penyedia jasa joki ikut terlibat dalam diskusi ini. Pengguna dan penyedia jasa bersembunyi di balik motif ekonomi dan menyalahkan sistem pendidikan serta pemerintah, meskipun kegiatan ini jelas ilegal karena termasuk pemalsuan surat dan plagiarisme.

Di platform X, pengguna berlomba membahas banyak hal terkait joki tugas. Salah satu platform penyedia jasa joki tugas yang banyak disorot adalah Kerjainplis. Setelah netizen mulai menyoroti platform joki tugas yang berdiri sejak 2018 tersebut, semua informasi terkait akun Kerjainplis hilang dari mesin pencari Google.

Pergeseran nilai dan norma

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, joki adalah orang yang mengerjakan ujian untuk orang lain dengan menyamar sebagai peserta ujian yang sebenarnya dan menerima imbalan uang.

Aktivis pendidikan asal Bandung Rahadian P. Paramita menyebutkan, fenomena joki terjadi karena adanya pergeseran nilai di masyarakat. “Persoalan joki tugas ini tidak etis dan jelas ilegal, namun entah mengapa masyarakat tidak melihatnya. Terlihat ada pergeseran nilai dan norma di sini,” ujarnya saat dihubungi digitalMamaID pada Rabu, 31 Juli 2024.

Rahadian juga menyebutkan, bukan hanya joki tugas manusia yang menjadi masalah, tetapi juga penggunaan AI yang sangat rentan untuk plagiarisme. Ia mengutip perkataan Noam Chomsky dari sebuah wawancara di Youtube awal tahun lalu. Ahli linguistik dunia itu menyebutkan, AI adalah plagiarisme berteknologi tinggi. “Pada dasarnya AI hanya mereproduksi ide manusia,” katanya menambahkan.

Penyebaran masif di media sosial

Sebagai orang tua, tentu kita khawatir bila anak terpapar joki tugas. Teknologi dan media sosial memainkan peran besar dalam penyebarannya. Di mesin pencari Google, masih banyak layanan yang menawarkan praktik curang ini. Bahkan, joki tugas sudah masuk ke aplikasi pencari kerja daring. Peminat layanan joki tugas ini cukup banyak.

Tangkapan layar joki tugas di halaman pertama Google. (Alin Imani/digitalmamaID)

Kontradiktif

Pemerintah melalui Kemendikbudristek menyebutkan, mereka akan melanjutkan program seperti Program Indonesia Pintar (PIP), Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah, dan pembenahan PAUD serta vokasi. Rahadian menyoroti program-program pemerintah ini yang dinilainya kontradiktif dengan kondisi masyarakat yang masih menormalisasi joki.

“Di satu sisi pemerintah gencar melakukan pembenahan pendidikan, tapi di sisi lain masyarakat kita masih menormalisasi joki. Sangat kontradiktif,” ujar Rahadian.

Tugas orang tua dan pendidik

Persoalan joki berakar dari kurangnya integritas pada anak. Integritas menghasilkan kejujuran yang pertama kali dipelajari dari orang tua dan keluarga, lalu masyarakat dan pendidikan. “It takes a village to raise a child,” ujar Rahadian menekankan.

Ia menambahkan, orang tua harus menyiapkan anak agar kuat menghadapi permasalahan hidup. “Ajari anak untuk meminta bantuan atau nasihat jika menghadapi kesulitan, bukan mencari orang untuk mengerjakannya,” katanya.

Kebiasaan orang tua yang sering membantu anak saat kesulitan bisa membuat anak tidak sabar. Sehingga saat dewasa cenderung mencari jalan pintas untuk menyelesaikan masalah.

Dalam lingkup pendidikan tinggi, yang saat ini disorot karena joki tugas kuliah, Rahadian berharap momen ini bisa menjadi ajang sosialisasi bagi mahasiswa agar tidak melakukan joki atau plagiarisme, baik menggunakan manusia maupun teknologi. Dengan meningkatkan pengawasan, memberikan edukasi tentang etika akademik, dan menyediakan dukungan akademik yang memadai, diharapkan fenomena joki ini bisa diminimalisir.

Mahasiswa harus memahami, kejujuran dan integritas adalah nilai-nilai yang sangat penting dalam pendidikan dan kehidupan. Memilih jalan pintas seperti menggunakan jasa joki tugas hanya akan merugikan mereka sendiri dalam jangka panjang.[*]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terpopuler

ORDER MERCHANDISE

Bingung cari konten yang aman untuk anak?
 
Dapatkan rekomendasi menarik dan berikan pendapatmu di Screen Score!
Ilustrasi melatih anak bicara/Bukbis Ismet Candra Bey/digitalMamaID