digitalMamaID – Perkembangan teknologi yang sangat pesat saat ini tidak hanya dinikmati anak muda saja. Sekarang makin banyak lansia pengguna media sosial, lho! Tidak itu saja, mereka juga makin gaul dengan menggunakan layanan e-commerce.
Banyak lansia yang menggunakan handphone canggih dengan aplikasi terkini yang tentu saja bisa digunakan untuk berselancar ke dunia maya. Para lansia menjadi tahu cara untuk update story WhatsApp, menonton YouTube, bermain media sosial, bahkan berbelanja di e-commerce. Fenomena ini akan berdampak apa ya, Mama?
Menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), 79,5% penduduk Indonesia telah menggunakan internet. Meskipun pengguna paling besar berasal dari generasi Z, namun pengguna berusia lanjut tidak sedikit. Jika digabungkan, pengguna dari generasi X, baby boomer, dan pre-boomer mencapai lebih dari 25%.
Sedangkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021 menunjukkan, sebanyak sebanyak 46,79% lansia pernah menggunakan telepon seluler dan 14,10% pernah mengakses internet.
Fenomena lansia pengguna media sosial dan e-commerce
Kebanyakan lansia saat ini menggunakan handphone yang bisa digunakan untuk chatting. WhatsApp menjadi salah satu aplikasi yang banyak digunakan. Di media sosial pun, semakin banyak kita melihat para lansia yang mempunyai akun pribadi untuk Facebook, Instagram dan TikTok. Mereka tergolong aktif mengunggah foto dan video mengenai keseharian, jalan-jalan, makanan, juga memberikan reaksi atau komentar ke unggahan orang lain di platform tersebut. Selain itu, para lansia cenderung lebih mudah untuk membagikan kembali berita atau tips yang muncul di beranda mereka.
Selain menggunakan media sosial, para lansia kini mulai berkenalan juga dengan aplikasi e-commerce seperti Shopee dan Tokopedia. Biasanya, mereka akan meminta anak atau cucunya untuk mengajari di awal dan akhirnya akan eksplore sendiri lebih lanjut. Tak jarang pula lansia yang mulai mengerti cara penggunaannya, terutama berbelanja online dengan fitur pembayaran COD.
Bahkan, dikutip dari penelitian yang dilakukan oleh Kata Data Insight Center bekerja sama dengan Kredivo pada 2022, terdapat peningkatan pengguna usia tua dalam 2 tahun terakhir. Jumlah transaksi e-commerce yang dilakukan konsumen berusia tua terus meningkat ketimbang kelompok usia generasi Z dan milenial. Pengguna usia 46-55 tahun meningkat 6,3% dibanding tahun 2021.
Plus minus lansia menggunakan internet
Bebragai data tersebut menunjukkan, ternyata lansia tergolong adaptif dengan perkembangan teknologi. Namun, penggunaan media sosial hingga e-commerce juga membawa dampak positif juga negatif untuk lansia. Apa saja, ya?
Dampak positif
a. Memudahkan komunikasi
Dengan adanya handphone, internet, juga media sosial para lansia semakin mudah untuk menjalin komunikasi dengan anak, cucu, dan kerabat yang berjauhan. Ini juga memudahkan mereka untuk saling memberi kabar sehingga hubungan baik tetap terjaga dan tidak merasa kesepian.
b. Menjadi hiburan
Tak bisa dimungkiri ada banyak hiburan yang ditawarkan lewat media sosial. Para lansia bisa memilih dan melihat video yang disukai. Atau bahkan, sekedar mengunggah story, foto, dan video keseharian sudah merupakan hiburan tersendiri bagi mereka. Hal ini bisa meningkatkan hormon kebahagiaan.
c. Membuka wawasan
Banyak informasi dan berita terkini yang bisa diikuti oleh para lansia pengguna internet. Mungkin, ada beberapa perkembangan informasi mengenai banyak hal yang terus berkembang yang berbeda dengan zaman mereka dulu. Hal ini menjadikan para lansia tetap tahu perkembangan zaman, misalnya ilmu pengetahuan terbaru. Bahkan, menggunakan media sosial dan layanan e-commerce itu sendiri sudah merupakan tambahan wawasan bagi mereka.
d. Memudahkan mencari informasi
Perkembangan internet yang sangat pesat semakin memudahkan penyebaran informasi di semua kalangan. Para lansia juga bisa menggunakannya untuk mencari informasi misalnya seputar kesehatan, makanan sehat, olahraga, dan lainnya.
Dampak negatif
Selain mempunyai dampak positif dalam penggunaan internet, terutama media sosial dan e-commerce untuk lansia, ternyata ada beberapa dampak negatif yang menyertainya, yaitu:
a. Rentan dengan penipuan
Walaupun orang tua atau lansia banyak yang sudah menggunakan media sosial dan e-commerce, namun mereka tidak menguasai betul seluk-beluknya sehingga rawan terhadap penipuan. Misalnya, dengan mudah klik link scam, phising, atau tiba-tiba ada paket datang dengan COD yang mengatasnamakan keluarga terdekat dan meminta orang tua membayar padahal sebenarnya itu adalah penipuan.
b. Mudah menyebarkan hoaks
Banyaknya informasi yang beredar di media sosial bisa menjadikan lansia rawan menyebarkan hoaks. Terkadang mereka tidak memeriksa ulang kebenaran dan validitas sumber berita tersebut. Jika isi berita atau tips dianggap menarik dan penting, maka langsung saja membagikan kembali di laman media sosial atau grup WhatsApp. Padahal bisa jadi waktu berita tersebut sudah berlalu, isi berita hoaks, dan tidak jelas sumbernya.
c. Bisa mengganggu kesehatan
Penggunaan media sosial dan e-commerce bisa mengganggu kesehatan para orang tua jika digunakan dengan tidak bijak. Misalnya, penggunaan dalam jangka waktu lama bisa berpengaruh terhadap kesehatan mata dan sendi karena bisa menjadikan para lansia kurang bergerak akibatnya terlalu asyik bermain handphone. Selain itu, jika ada semakin banyaknya informasi yang minim filter tapi mudah diakses bisa berpengaruh terhadap pikiran sehingga bisa mengganggu kesehatan mental.
Orang tua atau lansia bisa menikmati dan mengikuti perkembangan zaman saat ini. Makin banyak lansia pengguna media sosial juga berbelanja di e-commerce ini tentu kabar baik juga. Namun, di balik gaulnya para lansia tersebut, Mama tetap harus menjelaskan kegunaan juga do and don’t setiap penggunaan aplikasi. Pastikan juga Mama selalu mengingatkan mengenai dampak negatifnya dan mendampingi saat menggunakannya, ya. Sehingga para lansia ini terbiasa menggunakan media sosial dan e-commerce dengan bijak, hati-hati, dan aman. [*]