digitalMamaID – NuArt Sculpture Park menghadirkan Family Art Month mengeksplorasi beragam cara agar keluarga dan anak dapat belajar serta bermain, juga lebih terlibat dengan dunia di sekitar mereka. Rangkaian program dibuka dengan pameran tunggal Recycle Experience (REEXP) bertajuk Hocus-pocus!
Hocus-pocus! mengingatkan kita pada rapalan yang diucapkan para magician sebelum melakukan trik sulap, entah itu mengubah suatu benda maupun menghilangkannya. REEXP, proyek seni yang digagas oleh Evan Driyananda dan Attina Nuraini ini “menyulap” barang-barang bekas dan benda temuan sebagai material utama dalam berkarya. Sepanjang perjalanan artistik mereka, karakter robot yang playful dan kaya warna selalu menjadi identitas utama REEXP. Ada 20 karya yang ditampilkan di pameran kali ini. Semua karya telah dikurasi oleh Fahmy Al Ghiffari Siregar.
Proses kreatif REEXP
“Kami bisa berpameran di sini ini suatu hal yang mendalam, kesempatan yang tidak terduga-duga. Seperti mimpi yang jadi kenyataan,” kata Evan saat pembukaan pameran, Sabtu, 25 Mai 2024 di NuArt Sculpture Park, Setra Duta Raya L6, Bandung.
Ia mengatakan, REEXP menggunakan benda-benda di siklus air manusia, yaitu sampah. “Sesuatu yang tersisa itu belum tentu harus terbuang. Kit abisa membuatnya menjadi lebih berharga,” tuturnya.
Barang bekas seperti kain perca, kaleng cat, wadah skin care, botol, bahkan komponen bekas sepeda, perabot rumah tangga, disusun ulang membentuk barang baru. Ada yang menjadi robot warna-warni menggemaskan, cermin besar yang menarik, juga benda-benda imajinatif lainnya.
Attina mengatakan, mereka tak pernah membuat sketsa. “Ini kekurangan dan kelebihan kami. Kami bikin sesuai imajinasi kami saja,” ujarnya.
Teknis pembuatannya pun khas, berbeda dengan karya seni lainnya. Barang-barang bekas yang terkumpul disambung sesuai dengan kecocokan bentuknya. “Jadi kalau ada yang enggak klop, ya harus menunggu sampai dapat yang klop. Itu yang bikin makan waktu,” tuturnya.
Basanya perlu satu sampai tiga bulan untuk membuat satu karya. Untungnya, sekarang orang sudah familiar dengan karyanya. Sehingga banyak bantuan untuk mengumpulkan bahan-bahannya.
Keduanya berharap, karya-karyanya bisa menciptakan kegembiraan sekaligus memancing pemikiran baru. “Padasuka akhirnya, lingkungan ini adalah tempattinggal makhluk hidup,” ujar Evan.
Seni tak harus berat
Direktur NuArt Sculpture Park Putu Tania Madiadipoera mengatakan, seni rupa tak harus berat di konsep. Ia ingin seni rupa bisa dipahami oleh semua orang. “NuArt ini sebuah imajinarium, bebas berimajinasi bagi siapa pun. Tidak harus seniman yang high art. Saya lebih suka seni yang menyentuh hati,” katanya. Itu yang membuatnya jatuh hati dengan karya Evan dan Attina.
NuArt Sculpture Park, lahir dari visi Nyoman Nuarta untuk mengapresiasi sejarah, mengkaji kondisi saat ini, dan secara terus menerus berupaya memberikan kontribusi pada perkembangan dan pemajuan kebudayaan di Indonesia. Menjadikan seni-budaya-alam sebagai tema pilar program, NuArt mengajak masyarakat untuk belajar, mengalami berbagai ekspresi seni, mengenali serta memahami corak ragam ekspresi budaya, serta menumbuhkan kesadaran akan pentingnya alam bagi manusia.
REEXP dipamerkan selama 45 hari, mulai 25 Mei hingga 14 Juli 2024. Selama program Family Art Month digelar, terdapat banyak acara yang bisa diikuti oleh keluarga. Misalnya saja penampilan dan talkshow Papermoon Puppet Theatre, Family Days Out!, pop up market, berbagai workshop, dan yoga untuk keluarga. Berbagai aktivitas menarik bisa disimak di sini. [*]