digitalMamaID – Mama pasti tahu siapa RA Kartini dan familier dengan pemikirannya tentang hak-hak perempuan. Tapi apakah Mama tahu kalau Kartini punya dimensi spiritual yang kuat? Kartini adalah salah satu tokoh yang mendorong upaya menerjemahkan Al-Quran ke dalam Bahasa Jawa.
Dalam sebuah surat kepada Stella Zihandelaar dan Abendanon, RA Kartini “mengeluh” karena disuruh membaca Al Quran tanpa tahu isi kandungannya. Ini pula yang mendorong ia untuk menginspirasi seorang Kiai asal Semarang, Kiai Sholeh Darat, untuk menerjemahkan Alquran ke dalam Bahasa Jawa.
Banyak hal yang dilakukan Kartini sesungguhnya memiliki dimensi spiritual yang amat tinggi. Ia melakukan apa yang menjadi misi Islam, yakni membebaskan manusia dari ketertindasan. Kisah Kartini bisa Mama simak di Podcast Tadabbur Ramadan Season 2 episode 1. Simak kisah selengkapnya melalui link ini, ya!
Enam tokoh perempuan Nusantara
Kisah Kartini dan lima tokoh perempuan Nusantara lainnya menjadi tema utama Tadabbur Ramadan Season 2, podcast produksi Magdalene.co bekerjasama dengan Jaringan Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) di bulan Ramadan ini.
Kelima tokoh lainnya yang diangkat dalam podcast ini adalah Opu Daeng Risadju, tokoh penggerak perjuangan melawan Belanda dari Sulawesi Selatan; Rahmah El Yunusiyah, reformator pendidikan Islam dan pejuang kemerdekaan dari Sumatra Barat; Asmah Syahruni, tokoh Muslimat NU penggerak perubahan dari Kalimantan Selatan; Siti Walidah Dahlan, pendiri organisasi perempuan Muhammadiyah Aisyiyah; dan Sinta Nuriyah, pelopor kajian Kitab Kuning dengan perspektif ramah gender.
Topik-topik yang diulas dalam enam episode podcast ini juga menarik. Mulai dari upaya mendorong pemberdayaan perekonomian perempuan, meningkatkan kesetaraan, dan menghilangkan diskriminasi dan menjamin hak perempuan. Dibahas juga soal meningkatkan toleransi dan moderasi beragama, meningkatkan derajat kesehatan dan ekonomi kelompok rentan, serta mendorong kesetaraan gender. Satu topik lain yang mendapat perhatian ialah pencegahan Perkawinan Anak/TPKS/Perlindungan dan Pemberdayaan Perempuan dan Anak dalam Konflik Sosial (P3AKS).
Tadabbur Ramadan Season 2
Didukung oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Tadabbur Ramadan tahun ini menghadirkan kisah-kisah tokoh dan pejuang perempuan Indonesia. Mereka mendedikasikan diri dan konsisten berjuang memajukan hak-hak perempuan sepanjang sejarah Nusantara.
Tadabbur, yang berarti merenungkan atau memperhatikan seksama dan mendalam, mengajak kita melihat kembali tafsir Al-Quran dengan adil bagi perempuan. Ajaran Islam mengedepankan nilai-nilai kesetaraan, menempatkan posisi dan perlakuan terhadap semua dengan adil dan setara. Meskipun nilai-nilai ini sering kali terkikis oleh kepemimpinan dan tafsir ajaran agama yang patriarkal, namun tokoh-tokoh perempuan yang kuat dan berdaya itu ada. Mereka bahkan meninggalkan warisan dan dampak yang penting dalam sejarah, termasuk di Indonesia.
Sejarah mencatat banyak perempuan dari berbagai bagian Nusantara telah terlibat dalam perjuangan kemerdekaan, memimpin gerakan sosial dan politik, serta berperan aktif dalam pembangunan komunitas lokal dan nasional.
Secara khusus, banyak perempuan berkontribusi dalam pengembangan Islam di Indonesia. Peran mereka meliputi bidang pendidikan, dakwah, sosial, dan politik, yang secara keseluruhan membentuk keragaman dan dinamika Islam di Indonesia.
Ini adalah tahun kedua Magdalene.co, sebagai media daring berfokus perempuan dengan perspektif gender, memproduksi serial podcast Tadabbur Ramadan. Program ini hasil kerja sama dengan Jaringan KUPI. Setiap episode, seorang ulama KUPI akan menarasikan kisah hidup seorang tokoh. Mengajak pendengar merefleksikan arti dan pentingnya kontribusi mereka dari kacamata tafsir ajaran agama yang berperspektif adil dan inklusif gender.
Enam ulama perempuan Indonesia
Semua narasumber yang akan menarasikan dan berbagi refleksi tentang kisah para tokoh ini adalah anggota jaringan KUPI. Semuanya memiliki rekam jejak yang mumpuni dalam keilmuan Islam. Keenam narasumber tersebut adalah:
- Siti Rofiah, Dosen Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Walisongo, Semarang, pengasuh Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al-Falah Salatiga, dan anggota Jaringan Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI).
- Ratna Ulfatul Fuadiyah dari Simpul Rahima Jawa Tengah, pengasuh Pondok Pesantren MDQ Nur Iman Purworejo, dan anggota Jaringan Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI)..
- Pera Sopariyanti, Direktur Rahima, LSM yang berfokus pada pendidikan Islam dan hak-hak perempuan, dan anggota Majlis Musyawarah Jaringan Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI).
- Nur Kholillah, Simpul Rahima Bekasi, alumni Pendidikan Kader Ulama MUI Kabupaten Bekasi, dan anggota Jaringan Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI)
- Ninin Karlina, Majelis Pembinaan Kader Pimpinan Pusat Aisyiyah, MDMC Pimpinan Pusat Muhammadiyah, dan anggota Jaringan Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI).
- Emma Rahmawati, pengasuh Pondok Pesantren Seblak Khoiriyah Hasyim Jombang, Simpul Rahima Jawa Timur, Koordinator Gusdurian Jombang, dan anggota Jaringan Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI).
Podcast ini diluncurkan pada 15 Maret 2024. Tayang setiap Selasa dan Jumat di Spotify, Apple Podcast, KBRPrime.id, serta di platform podcast lainnya. [*]