digitalMamaID – Menjadi minimalis digital sangatlah menantang di era serba internet seperti sekarang. Bisakah pekerja media sosial menjadi minimalis digital?
Penggunaan teknologi digital yang tidak cermat dan bijak membuat seseorang seringkali latah membuat berbagai macam akun media sosial, mudah terdistraksi setiap kali ada notifikasi, scrolling hingga berjam-jam, menyimpan foto dan video begitu banyak hingga menginstal banyak aplikasi yang sebenarnya tidak dibutuhkan.
Tanpa sadar ruang digital kita menjadi penuh dan membuat pikiran kita ikut penuh. Sesuatu yang berlebihan ini pada akhirnya membuat kita tidak dapat berkonsentrasi dan fokus pada apa yang penting. Belajar dari versi dirinya yang dulu, pendiri Minimalist Mom ID Evi Syahida menerapkan hidup minimalis.
“Penerapan hidup minimalis sendiri bisa dalam berbagai aspek seperti, kepemilikan barang yang sesuai dengan kebutuhan, kemudian dari sisi pengasuhan bagaimana kita menerapkan hidup minimalis dengan tidak impulsif mengikuti gaya parenting orang lain, lalu fashion dan terakhir yaitu dunia digital,” tutur Visya saat menjadi pembicara Kuliah Zoom #MinimalisMulaiDariRumah Vol.14, Minggu, 3 Desember 2023. Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara Minimalist Mom ID dengan digitalMamaID.
Ia menjelaskan, menjadi minimalis digital berarti mengabaikan semua aktivitas online yang tidak memberi nilai tambah. Selain itu, mengembalikan kemampuan konsentrasi serta atensi pada apa yang penting. Pada akhirnya, semua itu membuat kualitas hidup menjadi lebih baik.
“Tentunya setiap orang memiliki standar yang berbeda-beda, diri kita sendiri yang paling tahu berapa jam yang kita butuhkan untuk menggunakan gadget dan bermedia sosial,” lanjutnya.
Langkah-langkah menjadi minimalis digital
Lalu, apakah pekerja media sosial yang tengah naik daun sekarang ini bisa menerapkan gaya hidup minimalis digital? Sementara sebagian besar waktunya habis berkutat dengan media sosial.
Menurut Visya, langkah pertama menjadi minimalis digital yaitu, dengan mengenali diri dan memiliki value. Kita bisa merenungkan berapa waktu yang bisa kita alokasikan dan seberapa besar tenaga yang kita miliki untuk membuat konten. Bagi pekerja media sosial, ini tidak mudah. Pekerjaan ini melibatkan komitmen dengan pihak lain, sehingga perlu waktu yang lebih lama berkutat dengan media sosial. Tahap ini tentu membutuhkan waktu yang panjang.
Langkah selanjutnya adalah membatasi gadget time, lalu tanamkan positive mindset dan vibes, serta be mindful; hadir utuh sadar penuh. “Ini yang sering didengungkan dan challenging bagi kita sebagai perempuan dan ibu yang notabene multitasking. Banyak penelitian yang justru menganggap multitasking ini membuat kita tidak produktif. Sampai muncul istilah gaya hidup melambat (slow living). Mereka mengerjakan segala sesuatu satu-persatu, dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain,” tuturnya.
Langkah terakhir, yaitu rutin melakukan digital decluttering. Rutin membersihkan file-fie yang kita punya. Misalkan sebulan sekali untuk laptop, dua minggu sekali untuk handphone. Menghapus atau me-log out akun-akun yang sudah tidak terpakai. Menghapus foto dan video yang dirasa sudah tidak terpakai. “Platform kadang menyembunyikan fitur delete. Kita perlu membiasakan menghapus akun yang sudah tidak terpakai, karena kita kan menyerahkan data. Takutnya ada penyalahgunaan data,” kata Editor In Chief DigitalmamaID Catur Ratna Wulandari menambahkan.
Manfaat menjadi minimalis digital
Pengelolaan waktu yang lebih baik
Menggunakan media sosial dan internet dengan penuh kesadaran penting untuk pengelolaan waktu. Tanpa kesadaran, waktu yang terbuang di media sosial akan menjadi sia-sia.
Menjaga kesehatan mental
Sesuatu yang berlebihan justru akan membuat pikiran keruh dan stress. Semakin banyak waktu yang dihabiskan di dunia maya bisa mengganggu kesehatan mental.
Berkontribusi menjaga bumi
Setiap file yang diunggah ke internet itu menciptakan jejak karbon. Visya mengatakan, data, video, audio, foto dan sebagainya yang berukuran sebesar 1.000 GB yang diunggah ke internet menghasilkan emisi karbon setara dengan berkendara 2 km. Pusat data juga menggunakan listrik setara dengan 50.000 rumah tangga. Jejak karbon ini akan kembali ke atmosfer dan berkontribusi pada pemanasan global (global warming).
Mengoptimalkan produktifitas.
Sejalan dengan konsep minimalis, penganut slow living percaya bahwa hidup bukan hanya mencapai tujuan secepat mungkin, tetapi lebih mengutamakan kualitas, refleksi dan keseimbangan.
Visya mengatakan, pekerja media sosial, termasuk Mama yang memiliki usaha online, bisa menjadi minimalis digital, walau sangat menantang. Sebab dunia media sosial ini seperti masuk ke dunia yang punya matriks tersendiri. Engangement dihitung dari seberapa lama kita berada di platform tersebut. Ini memang agak bertolak belakang dengan misi minimalis digital. Itu sebabnya perlu komitmen dan konsistensi saat menerapkannya.
Mengenal Minimalist Mom ID
“Di Minimalist Mom ID sendiri gaya minimalis kita fokus di dua hal, yaitu keseharian kita sebagai perempuan juga istri dan di pengasuhan sebagai orang tua juga ibu. Jadi Minimalist Mom ID hadir jadi wadah perempuan single maupun menikah untuk belajar hidup minimalis, yaitu sadar, cukup dan syukur dalam keseharian dan pengasuhan,” kata Visya.
Menurut dia, sadar, cukup, dan syukur ini akhirnya membuat hidup lebih bahagia. Makna bahagianya itu sendiri berarti tidak neko-neko,clutter free baik secara kepemilikan fisik maupun digital, juga secara pikiran dan perasaan.
Dengan tagline #MinimalisMulaidariRumah, Minimalist Mom ID berusaha menerapkan nilai dan praktik hidup minimalis mulai dari dalam rumah sebelum keluar rumah. Misinya mengedukasi dan berkolaborasi dengan pihak-pihak lain dalam menyebarkan nilai minimalisme. Visya meyakini, menerapkan gaya hidup minimalis dapat membuat perubahan besar dalam hidup.
Siapapun boleh bergabung dalam kampanye #MinimalisMulaidariRumah yang digagas Minimalist Mom ID di tahun 2023 ini. Kampanye ini diharap dapat memberi inspirasi, dukungan dan ide untuk membantu kita tetap konsisten. Dengan mengunggah progres, kesuksesan, tantangan dan pelajaran yang bisa diambil. Mama bisa membagikan ke media sosial dengan tagar seperti diatas agar terhubung dengan orang-orang yang memiliki value yang sama. [*]