digitalMamaID – Hoaks, judi online, dan pinjaman online (pinjol) ilegal menjadi tiga tantangan terbesar literasi digital pada 2023. Masyarakat perlu waspada agar tidak terjerumus di dalamnya.
Pandemi telah mendorong transformasi teknologi di Indonesia bergulir lebih cepat. Penguasaan teknologi tumbuh pesat seiring jumlah kepemilikan gawai dan sambungan seluler yang bertambah.
Hal ini menjadi penyumbang Indeks Literasi Digital Indonesia pada 2021 sebesar 3,49 dengan nilai maksimum 5. “Kalau saya melihatnya bukan baru segitu (indeksnya), tapi kita lumayan segitu. Banyak hal masih bisa kita lakukan untuk meningkatkannya,” kata Ketua Umum Siberkreasi Donny Budi Utoyo ditemui di Bandung pada 20 Desember 2022 lalu.
Salah satu yang perlu didorong ialah kolaborasi dari semua pemangku kepentingan. Baik pemerintah, masyarakat sipil, organisasi kemasyarakatan, akademisi, maupun para pakar teknis diharapkan bergandengan tangan untuk meningkatkan literasi digital masyarakat.
Tiga tantangan besar
Kecukupan literasi digital ini sangat penting mengingat memasuki 2023, Donny mengatakan, setidaknya terdapat tiga tantangan besar.
Hoaks
Mendekati tahun politik pada 2024, gangguan informasi (information disorder) atau yang sering disebut hoaks akan semakin kencang. Hoaks berupa disinformasi, misinformasi, juga malinformasi akan semakin banyak.
Seperti diketahui, pemilihan umum merupakan momentum beredarnya hoaks. Meski Pemilu baru dilaksanakan pada 2024, produsen hoaks biasanya sudah mulai melancarkan serangannya untuk memanaskan situasi.
Judi online
Belakangan judi online marak dikeluhkan masyarakat. Banyak orang ketagihan judi online. Selain bentuknya yang kian beragam, pemasaran judi online juga masif. Banyak orang tergiur meraup untung dari judi online. Kenyataannya, banyak yang hidupnya hancur karena harta benda ludes direnggut judi online.
Pinjol ilegal
Memasuki 2023, santer diberitakan soal resesi atau perlambatan ekonomi. Kelesuan ekonomi sudah terasa pada tahun ini. Beberapa perusahaan melakukan PHK besar-besaran. Bahkan sektor teknologi yang saat pandemi tergolong kuat, tahun ini justru ikut goyah. Situasi ekonomi yang belum pulih benar dari krisis akibat pandemi diperkirakan membuat jumlah orang yang kesulitan secara ekonomu bertambah.
Pinjaman online atau sering disebut pinjol menjadi solusi mudah dan cepat untuk mendapatkan uang tunai. Akan tetapi, tidak semua platform pinjol terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Pinjol ilegal belakangan juga meresahkan masyarakat karena tingginya bunga dan cara penagihan yang kerap mempermalukan peminjamnya.
“Judi online dan pinjol ilegal ini biasanya saling terkait. Orang pinam ke pinjol ilegal untuk main judi online. Ini yang perlu diwaspadai,” kata Donny.
Kolaborasi
Donny mengatakan, selama dua tahun belakangan, masyarakat dipaksa untuk menguasai teknologi dengan cepat. Hal ini karena pandemi membuat mobilitas terbatas. Berbagai aktivitas dilakukan dari rumah dengan bantuan teknologi.
“2022 sudah relatif bagus karena ada faktor pendorongnya, yaitu pandemi. Tapi literasi digital ini belum cukup, belum masuk kurikulum sekolah. Sehingga ada masalah-masalah masih ada yang gaptek, tidak paham etika, tidak paham budaya digital,” tuturnya.
Dampak secara nyata bisa dilihat dari kasus-kasus penipuan online, terjerat pinjol ilegal, kebocoran data pribadi, dan lain sebagainnya. Donny kembali menekankan pentingnya kolaborasi semua pihak sehingga bisa meningkatkan literasi digital. [*]
2 thoughts on “Tiga Tantangan Literasi Digital 2023”
Pingback: Pinjol Ilegal: Ciri-ciri dan Cara Mengindarinya - digitalMamaID
Pingback: ChatGPT dan AI Membuat Literasi Media Semakin Menantang - digitalMamaID