Mama pernah enggak lagi berselancar di TikTok, eh tahu-tahu belanja dari keranjang kuning? Atau pernah lihat video TikTok tentang berjualan di TikTok yang omsetnya menggiurkan? Mau juga dong ya dapat uang dari berjualan di TikTok.
TikTok awalnya dikenal sebagai platform media sosial tempat membagikan video vertikal. Pada 2018, TikTok pernah diblokir oleh pemerintah Indonesia karena paltform ini berisi konten negatif yang berbahaya untuk anak. Ini yang membuat sebagian orang antipati dengan TikTok. Kontennya dianggap tidak berkualitas sehingga mempengaruhi orang yang membuat konten di sana.
Eits, tapi itu kan dulu! TikTok yang sekarang begitu jauh berbeda. Konten TikTok kini semakin beragam. Konten yang berisi edukasi juga bisa ditemukan di TikTok, lho! Iya tidak semua konten positif, tapi kan itu juga terjadi di platform media sosial lainnya juga.
Jumlah pengguna TikTok di Indonesia sudah menembus 99 juta pengguna. Angka itu menempatkan Indonesia sebagai pengguna TikTok terbesar di dunia. Survei Populix menunjukkan, orang semakin banyak yang berbelenja di media sosial. Sebanyak 86 persen responden pernah berbelanja social commerce. Platform paling banyak digunakan adalah TikTok Shop (45%), diikuti WhatsApp (21%), Facebook Shop (10%), dan Instagram Shop (10%). Tentu saja ini pasar yang gurih!
Beragam fitur untuk berjualan di TikTok
Kini TikTok tidak sekadar media sosial tempat mengunggah video gemas, kini bahkan jadi ladang bisnis. Kehadiran TikTokShop berhasil memadukan hiburan dan bisnis.
“Mindset harus diubah dulu. TikTok sudah jauh berbeda dari yang kita kenal dulu. Sekarang TikTok menyediakan banyak fitur yag berguna bagi kita sebagai seller. Bisa upload produk, bisa beli langsung dari TikTok. Ada fitur affiliate. Bisa minta tolong konten kreator lain untuk jualin produk kita. Ini fitur yang ga ada di tempat lain,” tutur Anin Andhita, Project Manager Belajarlagi.
Fitur-fitur tersebut yang menjadikan TikTok unggul dibandingkan marketplace yang kita kenal. Di TikTok para seller bisa membuat sesi live atau siaran langsung untuk memperkenalkan dan menjual barang-barangnya. Ini mengingatkan kita pada home shopping yang dulu pernah booming di era televisi. Host berbicara non-stop untuk mengajak penonton membeli. Di TikTok, kita bisa temukan sesi live seperti ini. Penonton tinggal klik keranjang kuning untuk berbelanja. Mudah!
Selain itu, ada juga fitur afiliasi atau TikTok Affiliate. Fitur ini menghubungkan kreator dan penjual dengan sistem komisi. Jadi seller bisa meminta kepada content creator untuk menjualkan barangnya.
Ada pula fitur Mitra TikTok Shop. Fitur ini menyediakan layanan e-commerce profesional kepada penjual maupun kreator.
Kelebihan TikTok
“Di Tiktok ini memang poin plusnya adalah ketika dia bisa memperpendek (alur), dari orang tidak ingin beli jadi beli.
Ada keranjang kuning, kalau mau beli langsung klik di situ,” kata Anin.
Ini perbedaan yang menonjol dengan market place. Biasanya orang menggunakan market place sudah dengan niat membeli suatu barang. Ia masuk ke marketplace langsung mencari barang yang diinginkan. Sementara di TikTok, orang tidak punya niat belanja jadi beli karena kemudahan fitur dan konten yang menarik.
Kelebihan lainnya, bagi seller berdagang di TikTok biayanya masih relatif lebih kecil. Biaya admin berjualan di marketplace sekarang dikenai berbagai biaya yang semakin besar. “Ini membuat TikTok lebih seller friendly. Banyak juga kupon untuk mengikutin pelatihan dan seminarnya,” ujar Anin.
Ini skill yang diperlukan untuk berjualan di TikTok
Fitur di TikTok berkembang sangat cepat. Maka seller juga harus bersiap untuk terus mengikuti perkembangan ini. Mengingat audience bisa swipe video dengan mudah, maka seller ditantang untuk mempertahankan audiece selama mungkin.
Anin menyarankan agar penjual menguasai beberapa skill agar bisa terus berkembang berjualan di TikTok.
Content creating
Berjualan di TikTok tidak cukup lewat sesi live saja. Tetap perlu didukung dengan pembuatan konten yang kreatif dan menarik.
Public speaking
Kemampuan berbicara di depan publik sangat diperlukan baik untuk live maupun keperluan pembuatan video-video konten di TikTok. “Harus berani mencoba bicara. Arah TikTok ini semakin tidak ada jarak antara penjual dengan customer,” katanya. Skill public speaking harus terus diasah dan dikembangkan.
Product development
Bagi yang sudah punya produk sendiri, pengembangan produk sangat penting. Sebab jumlah penjual akan terus bertambah dengan produk yang semakin beragam. Produk yang menarik dan unik akan lebih menarik pembeli.
Wah, menarik sekali ya! Apakah Mama tertantang untuk mencoba berjualan di TikTok?