digitalMamaID – Ada banyak sekali informasi yang dapat kita temukan di internet. Akan tetapi, tidak semua informasi yang kita temukan di internet merupakan informasi yang benar. Selain berpikir kritis, pengabaian kritis juga diperlukan di era digital ini.
Dunia digital semakin berkembang seiring berjalannya waktu. Internet sudah dapat diakses menggunakan berbagai macam media tanpa batas. Hal ini memudahkan kita untuk mencari segala informasi di internet.
Informasi yang berlebihan dan tidak benar atau hoaks juga beredar luas di internet. Untuk menghindari informasi palsu dan teori konspirasi yang kebenarannya sangat meragukan, kita perlu bijak dalam mengonsumsi informasi dari internet. Mengabaikan situs yang tidak jelas sumbernya mungkin merupakan salah satu solusi terbaik.
Apa itu pengabaian kritis?
Pengabaian kritis dianggap sebagai kompetensi yang juga perlu dimiliki oleh warganet, selain berpikir kritis. Ide ini disampaikan oleh Anastasua Kozyreva, Sab Wineburg, Stephan Lewandowsky, and Ralph Hertwig lewat publlikasi ilmiahnya yang berjudul Critical Ignoring as a Core Competence for Digital Citizens. Tentu saja kita dapat berpikir secara logis dan kritis dalam memilih informasi yang ada di internet. Namun, memfokuskan perhatian pada sumber yang seharusnya diabaikan sejak awal hanya akan membuang-buang waktu. Oleh karena itu, literasi digital dan pemikiran kritis juga perlu mencakup fokus pada pengabaian kritis seperti memilih apa yang akan diabaikan dan belajar bagaimana menolak informasi berkualitas rendah.
Menurut Wineburg, pengabaian kritis merupakan ketidaktahuan yang disengaja dan memerlukan penyaringan informasi untuk mengontrol kredibilitas informasi dan mengurangi konsumsi informasi palsu dan berkualitas rendah. Dalam mengendalikan konsumsi informasi dari internet, pengabaian kritis sangat penting untuk dilakukan. Tentu saja hal itu bisa dilakukan jika kita memahami bagaimana informasi yang berkualitas rendah.
Praktik pengabaian kritis
Para peneliti memberi tips bagaimana agar kita dapat menerapkan pengabaian kritis dalam era digital ini, antara lain:
Mengontrol diri agar tidak tergoda clickbait
Judul clickbait sangat mudah menarik perhatian kita. Nyatanya, judul yang mengandung cerita sensasional terkadang tidak memiliki informasi yang benar dan seringkali tidak berkualitas. Judul dengan clickbait berlebihan membuat kita tergoda dan langsung mengklik tanpa berlikir panjang. Agar terhindar dari informasi seperti ini, kita harus dapat mengontrol diri agar tidak mudah termakan clickbait.
Kemampuan ini bisa dilatih dengan melakukan diet informasi. Sama halnya dengan diet makanan pada umumnya, kita dapat meletakkan makanan pada bagian yang paling sulit dijangkau sehingga kita mampu mengendalikan keinginan untuk memakannya. Diet informasi bisa dilakukan dengan membatasi waktu menggunakan sosial media dan mengurangi jumlah sosial media yang digunakan. Tujuan utamanya adalah untuk mengendalikan diri atas informasi yang ada. Dengan begitu, kita akan mengurangi paparan informasi yang beredar diinternet.
Melakukan pembacaan lateral
Informasi palsu memang sulit untuk diabaikan, terlebih jika informasi tersebut melibatkan tokoh terkenal seperti politisi dan selebritis. Sumber yang menyebarkan informasi semacam itu sangat pintar untuk membuatnya terlihat resmi dan dapat dipercaya. Seringkali kita mengklik informasi tersebut hanya untuk memeriksa dan memastikan bahwa hal itu tidak benar. Untuk mengendalikan kebiasaan tersebut, sebenarnya kita hanya perlu untuk tidak membuang waktu untuk melakukannya.
Pembacaan lateral merupakan salah satu cara untuk mengetahui seberapa terpercaya sebuah situs web dengan memeriksa fakta tentang individu dibaliknya melalui situs web yang lain. Meskipun terlihat sedikit lebih repot, cara ini dapat mempersingkat waktu dikemudian hari karena kita dapat lebih mengenal situs yang tidak terpercaya sehingga kita tidak akan tertipu akan informasi palsu.
Mengabaikan oknum jahat di balik informasi palsu
Tidak hanya informasi palsu, pelaku yang membuat dan menyebarkan informasi palsu juga perlu diabaikan. Meski jumlah informasi palsu yang beredar relatif lebih sedikit dibandingkan informasi yang benar, dampak dari informasi palsu tersebut cukup besar.
Salah satu cara untuk menanggapi oknum seperti ini adalah dengan mengabaikannya dan tidak terlibat dalam hal apapun secara langsung seperti; tidak mengoreksi, tidak berdebat, membalas atau bahkan mengolok-olok. Lalu, kita bisa melakukan block dan report terhadap situs yang menyebarkan informasi palsu. Hal ini merupakan cara pertahanan dalam menghadapi perilaku online yang berbahaya agar terhindar dari penyalahgunaan informasi. [*]