digitalMamaID – Lahn mah atau How to Make Millions Before Grandma Dies (2024) adalah film Thailand paling laris tahun ini di Indonesia. Film keluarga ini berhasil mendorong banyak orang Indonesia untuk datang ke bioskop sembari menikmati keharuan ceritanya.
Kini, film produksi GDH 559 ini telah bisa ditonton di Netflix. How to Make Millions Before Grandma Dies cocok untuk Mama yang sedang membutuhkan tontonan yang menghangatkan hati.
Sinopsis
M (Putthipong Assaratanakul) adalah pemuda yang menghabiskan waktunya untuk bermain gim. Ia belum bekerja karena merasa dirinya tak memiliki modal yang cukup untuk bersaing. M merupakan salah satu cucu dari Amah (Usha Seamkhum).
Pada suatu hari, M bersama keluarga besarnya berziarah ke makam kakeknya. Amah waktu itu menasehati M agar tak sembarangan ketika menaburkan bunga ke tanah makam. Hal ini memperlihatkan bahwa M memang bukan cucu yang peduli.
Dalam momen tersebut, Amah mendadak terjatuh dan harus dibawa ke rumah sakit. Setelah menjalani berbagai pemeriksaan, Amah ternyata divonis mengidap kanker perut stadium akhir. Waktu hidupnya tidak lama lagi. Dari sinilah, terbitlah motif harta warisan dari anak hingga cucu Amah. Tak terkecuali M. M terinspirasi dari sepupunya yang mendapat warisan dari sang kakek.
M pun menjalankan misinya. Ia tiba-tiba begitu peduli terhadap Amah. Lantas, apakah M bisa merebut hati Amah dan mendapatkan warisan?
Sederhana dan mengharukan
Salah satu kekuatan film garapan Pat Boonnitipat ini adalah kesederhanaannya. Ceritanya berangkat dari premis yang sudah banyak digarap. Namun, film ini hadir dengan kesederhanaan yang memukau.
Menonton film ini serasa melihat kehidupan sehari-hari di Indonesia. Kehidupan orang-orang di pasar hingga di stasiun. Ada perabotan yang centang peranang di rumah Amah tampil apa adanya. Semua pernak-pernik yang ada di film ini tampak begitu realistis.
Tak hanya pernak-perniknya, cast di film ini juga sederhana. Penampilan mereka begitu meyakinkan. Kita bisa cukup percaya bahwa M adalah pemuda luntang-lantung yang bisa dengan mudah kita jumpai di banyak tempat di Indonesia.
Ada juga adegan yang semakin menguatkan kesan ini. Yakni ketika M berusaha berbaik hati kepada Amah. Ia harus sabar menghadapi sifat picky eater dari sang nenek. M rela mengantri panjang untuk membeli ikan goreng favorit Amah di pasar.
Selain itu, Amah yang masih berjualan bubur di usia senjanya, semakin menggambarkan kebersahajaan film ini. Kita akan teringat dengan lapak bubur di dekat rumah yang penjualnya sudah renta. Momen-momen saat M membantu Amah berjualan bubur memperlihatkan chemistry yang mulai terbangun. Kita mungkin akan terbawa kenangan masa kecil ketika tiap sekolah diantar oleh nenek.
Ada pula sajian humor yang jika disimak lagi terkesan gelap. Seperti misalnya saat Amah mengobrol dengan temannya di pasar, mereka mengobrol bahwa sama-sama mengidap kanker. Kanker dalam obrolan mereka seolah-olah diperbincangkan sebagai uang arisan, yang akan didapat sesuai giliran.
Perpaduan antara cerita, akting dan latar membuat How to Make Millions Before Grandma Dies terasa begitu dekat. Penonton bisa mudah relate. Meskipun ceritanya cukup lambat dan datar, penonton tidak akan mudah terasa bosan.
Orang tua tak pernah pilih kasih
Sepanjang durasi, Amah memang lebih sering berinteraksi dengan M. Amah berjarak dengan anak-anaknya yang memiliki kehidupan masing-masing. Tetapi, justru lewat interasi dengan M, terungkap kisah di balik layar keluarga Amah. Kita akan tahu betapa sayangnya Amah kepada anak-anaknya.
Ketika ada anak Amah yang merasa ibunya pilih kasih, penonton diajak untuk merenungkan kembali soal asumsi ini. Apakah benar bahwa ada orang tua yang tak adil dalam membagi kasih sayangnya? Inilah salah satu titik ‘peak experience’ seorang anak. Mereka diuji untuk membuktikan timbal balik kasih sayangnya. Pat Boonnitipat sudah menyiapkan bawang yang bisa membuat penonton menitikkan air mata.
Sebagian dari kita mungkin sampai pada kesimpulan bahwa yang dipahami sebagai sikap pilih kasih itu kurang tepat. Sebab, bisa jadi kasih orang tua memang dibagi secara proporsional.
Sosok Amah tampil begitu hangat. Usha Seamkhum berhasil membangun karakter seorang nenek yang awalnya tampak menyebalkan tetapi pada akhirnya begitu dirindukan. Amah tentu akan memicu kerinduan para penontonnya terhadap orang tua atau kakek neneknya.
Secara keseluruhan, film ini berhasil menampilkan bentuk ketulusan melalui cerita sederhana. Ketulusan adalah sesuatu yang kekal karena ia selalu meninggalkan kesan dalam hati setiap orang. Ketulusan sama sekali tak bisa dinilai dengan uang atau harta benda.
Film ini tengah tayang di Netflix. Menurut Netflix, film ini bisa ditonton oleh anak-anak usia di atas 10 tahun. Mama bisa mengulas film ini di Screen Score! [*]