Longlegs: Ketika Iblis Menghancurkan Keluarga-keluarga Bahagia

Longlegs
Share

digitalMamaID – Tak semua orang menyukai film horor. Tapi, mungkin Mama tertarik untuk menjajal Longlegs (2024) yang disebut-sebut sebagai film horor terbaik tahun ini.

Longlegs memang bukan sekadar film horor yang akan membuat jantung penonton lelah karena jumpscare. Longlegs melampaui itu. Film ini tak cuma bikin kita merinding ketakutan, tetapi bisa bikin Mama ngucap amit-amit jabang bayi. Longlegs membuat kita berandai-andai: bagaimana jika ‘iblis’ menghancurkan banyak keluarga di momen berbahagia?

Sinopsis

Seorang agen FBI bernama Lee Harker (Maika Monroe) ditugaskan untuk menyelidiki sebuah kasus pembunuhan berantai yang sudah berlangsung selama 30 tahun. Kasus ini sangat misterius. Pelaku pembunuhannya seolah-olah tak pernah menginjakkan kakinya di TKP. Sebab, keluarga ini dibunuh oleh ayah mereka sendiri. Setelah menghabisi anak dan istirnya, sang ayah kemudian melakukan bunuh diri.

Orang yang disinyalir sebagai pelaku utama hanya meninggalkan surat yang ditulis dengan simbol-simbol aneh. Di bawah surat itu, tertulis nama Longlegs (Nicolas Cage), yang merujuk pada pelaku.

Ketika mulai berkutat dengan kasus ini, Lee Harker seperti menemukan puzzle yang bisa disusun dengan rapi. Lee Harker bekerja dengan instuisi kuat seperti seorang cenayang. Kasus yang tadinya beku berubah cair berkat sentuhan Harker.

Namun, siapa sangka, Harker mulai menyadari bahwa kasus pembunuhan berantai ini bertautan dengan masa lalunya. Iblis dengan kegilaan yang mengerikan tengah menantikan Harker. Mampukah Harker memecahkan kasus ini?

Seakan dikejar deru napas sendiri

Sejak awal, Osgood Perkins mampu menghadirkan nuansa creepy yang menyiksa. Pembukaan film ini cukup mendebarkan karena kita langsung disuguhi kedatangan Longlegs yang menyapa gadis bermantel merah di tengah saljut. Cerita lantas mulai bergerak dengan tenang dan murung.

Meskipun minim jumpscare, Longlegs diisi dengan sound design yang baik. Suara deru napas Harker saat tengah bersiap-siap menangkap pelaku terdengar sangat meneror. Penonton seperti diajak menikmati sensasi mendengar deru napas sendiri.

Harker yang diperankan dengan cukup bagus oleh Maika Monroe juga cukup kuat personanya. Ia tampil dengan wajah depresi sepanjang durasi. Penonton diyakinkan bahwa Harker sedang memikul beban berat di punggungnya dan pikirannya.

Kemudian kita juga disuguhi dengan ketakutan-ketakutan Harker yang menyublim dalam bayangan mimpi buruk. Film dengan tempo a la horor slowburn ini pun tak terlalu membosankan walaupun geraknya agak monoton.

Teknik artsy

Selain itu, keunggulan Longlegs adalah departemen artistiknya. Departemen ini patut diacungi jempol karena mendadani Nicholas Cage seperti bukan Nicholas Cage. Sang aktor kawakan ini benar-benar seperti maniak gila dengan bedak tebal di wajah. Jika kita tak diberi tahu pemeran Longlegs adalah Nicolas Cage, niscaya kita tak bakal menyadarinya. Penampilan Longlegs juga akan mengingatkan kita pada Bill Skarsgård saat memerankan sosok badut Pennywise dalam film IT (2017).

Film ini juga menawarkan pengalaman sinematik yang memanjakan mata. Memakai kamera Arri Alexa Mini LF, Osgood Perkins menciptakan sapuan-sapuan warna yang arsty dengan permainan aspek ratio dan color grading. Referensi horor 90an menjadi begitu terasa dalam Longlegs.

Cerita iblis yang menghancurkan keluarga

Dari segi cerita, Longlegs memang termasuk tipe horor satanic yang bagus. Lapis-lapis ceritanya disusun dengan rapi. Clue-clue tentang si iblis tak langsung ditunjukkan dengan cara serampangan. Penonton dibiarkan untuk terus melontarkan asumsinya sampai tebakan itu tepat.

Cerita keluarga kecil yang tiba-tiba dihancurkan oleh iblis ini sederhana. Tapi Longlegs mampu membuktikan bahwa keseraman tak perlu disajikan dalam kerumitan cerita. Cukup dengan plot biasa dengan teror kecil namun menyiksa. Ini senada dengan pengakuan Perkins dalam sebuah wawancara. Bahwa ia hanya ingin menceritakan keisengan iblis dengan ambisi menghancurkan keluarga-keluarga kecil. Iblis, menurut Perkins, tidak pernah ingin melakukan hal-hal besar seperti menghancurkan Vatikan.

Perkins berhasil melakukan itu. Iblis tiba-tiba mendatangi keluarga kecil yang tengah berbahagia di momen ulang tahun putrinya, lalu semuanya mampus dengan tragis. Itu sungguh menyesakkan sekali rasanya. Iblis selalu punya cara untuk merusak pesta. Film horor ini mengajak kita untuk menyadari bahwa kebahagiaan bersifat fana. Hail Satan, muach! [*]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terpopuler

ORDER MERCHANDISE

Bingung cari konten yang aman untuk anak?
 
Dapatkan rekomendasi menarik dan berikan pendapatmu di Screen Score!
Ilustrasi melatih anak bicara/Bukbis Ismet Candra Bey/digitalMamaID