digitalMamaID – Apakah Mama atau anak sering menonton video pendek di ponsel? Di era digital yang serba cepat ini, konten video pendek telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Ini bisa berpengaruh pada attention span atau rentang perhatian lho, Mama!
Platform populer seperti TikTok, Instagram Reels, dan YouTube Shorts menawarkan video singkat yang menarik berbagai kalangan usia, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Memang tidak dapat disangkal, video-video ini memberi hiburan instan dan informasi yang cepat dicerna.
Namun, di balik kepraktisan dan hiburan tersebut, muncul kekhawatiran bahwa kebiasaan menonton video pendek dapat memicu short attention span, atau penurunan rentang perhatian.
Mungkin Mama pernah merasakan lebih suka menonton video yang hanya beberapa detik, men-skip konten dengan durasi lebih panjang, atau merasa bosan dengan cepat. Jika iya, bisa jadi itu adalah tanda-tanda berkurangnya rentang perhatian akibat konsumsi video pendek.
Pertanyaannya, sejak kapan tren video pendek ini muncul, dan apakah benar mereka dapat mengganggu konsentrasi?
Perkembangan tren video pendek
Era Vine
Tren video pendek pertama kali dimulai oleh Vine pada tahun 2013. Vine adalah platform media sosial yang memungkinkan pengguna untuk berbagi video dengan durasi hanya 6 detik. Meski pendek, Vine sangat populer di kalangan anak muda pada masanya dan membuka jalan bagi tren konsumsi video singkat.
Vine bertahan selama 4 tahun hingga akhirnya ditutup pada 2017 karena kalah bersaing dengan platform media sosial besar lainnya seperti Instagram, Facebook, dan YouTube yang mulai menawarkan fitur video singkat. Namun, Vine memberi pengaruh besar pada dunia konten digital dan membawa kita ke era video pendek yang kini didominasi oleh TikTok.
Era TikTok
Setelah Vine ditutup, muncul berbagai platform serupa, tetapi TikTok yang diluncurkan oleh ByteDance pada 2017 menjadi yang paling fenomenal. TikTok, atau Douyin di Tiongkok, awalnya lebih fokus pada konten hiburan seperti tarian, lip sync, dan komedi singkat. Namun, seiring berjalannya waktu, TikTok berevolusi menjadi media sosial dengan konten yang lebih beragam, termasuk edukasi, tutorial, dan berita singkat.
Menurut Business of Apps, pada 2023 TikTok mempunyai 1,6 miliar pengguna di seluruh dunia dan diperkirakan mencapai 1,8 miliar pengguna pada akhir 2024. Kepopuleran TikTok mencerminkan bagaimana video pendek telah mengubah cara kita mengonsumsi informasi dan hiburan.
Apa itu short attention span?
Sebelum membahas lebih jauh tentang dampak video pendek terhadap rentang perhatian, penting untuk memahami apa itu short attention span atau rentang perhatian pendek.
Menurut APA Dictionary, attention span adalah lamanya waktu seseorang dapat berkonsentrasi pada satu tugas atau aktivitas tertentu. Ketika seseorang mengalami short attention span, mereka lebih mudah terdistraksi dan sulit fokus pada satu hal dalam jangka waktu lama. Ini sering dikaitkan dengan penggunaan teknologi, di mana informasi datang begitu cepat dan berubah-ubah, sehingga otak kita terbiasa dengan hal-hal instan.
Bagaimana video pendek mempengaruhi attention span?
Video pendek dirancang untuk menangkap perhatian dalam waktu singkat. Algoritma platform seperti TikTok dan Instagram dibuat untuk menyajikan konten yang sesuai dengan preferensi pengguna dalam waktu singkat, sehingga orang terus menonton tanpa henti.
Meski ini menyenangkan, otak kita jadi terbiasa menerima informasi dalam aliran cepat, sehingga kemampuan fokus dalam jangka panjang menurun.
Sebuah penelitian yang diterbitkan di International Journal of Science and Research menunjukkan bahwa konsumsi video pendek berlebihan berhubungan dengan penurunan prestasi akademik dan kemampuan kognitif siswa di India. Dalam penelitian tersebut, responden menyatakan beberapa efek negatif akibat kebiasaan menonton video pendek secara berlebihan:
- Berkurangnya fokus: Banyak siswa merasa kesulitan mempertahankan fokus setelah terlalu banyak menonton video singkat.
- Menurunnya produktivitas: Mereka mengaku menjadi kurang produktif setelah waktu lama dihabiskan untuk menonton video.
- Penurunan kemampuan kognitif: Ada kekhawatiran bahwa otak menjadi kurang efektif dalam memproses informasi.
- Adiksi: Video pendek dapat menyebabkan kecanduan, di mana pengguna merasa sulit berhenti menonton.
- Perubahan rutinitas: Pengguna cenderung mengubah rutinitas sehari-hari mereka demi menghabiskan waktu lebih banyak di depan layar.
- Manajemen waktu yang buruk: Pengguna sering merasa sulit mengatur waktu akibat terlalu asyik menonton video.
- Pemborosan waktu: Banyak responden mengakui bahwa mereka merasa menonton video pendek adalah aktivitas yang membuang waktu.
Bagaimana mengatasi pengaruh negatif video pendek?
Meskipun video pendek bisa menyenangkan dan bermanfaat dalam beberapa situasi, penting bagi kita—khususnya sebagai orang tua—untuk sadar akan dampak negatifnya terhadap anak-anak dan diri sendiri. Berikut beberapa tips yang dapat membantu mengelola konsumsi video pendek agar tidak berdampak buruk pada rentang perhatian kita:
1. Batasi waktu menonton
Buat batasan waktu harian untuk menonton video pendek. TikTok misalnya, memiliki pengaturan untuk membatasi penggunaan aplikasi. Orang tua bisa menggunakan fitur ini untuk mengatur waktu layar anak-anak. Disiplin dalam menjalankan batasan ini adalah kunci untuk mencegah kecanduan.
2. Persulit akses ke aplikasi
Sembunyikan ikon aplikasi atau atur fitur kontrol orang tua di ponsel untuk membatasi akses ke platform seperti TikTok, Instagram, atau YouTube. Manfaatkan fitur Apple Screen Time atau Google Digital Wellbeing untuk melacak dan membatasi waktu yang dihabiskan di depan layar.
3. Alihkan dengan aktivitas laiIn
Daripada menghabiskan waktu hanya menonton video pendek, cobalah beralih ke aktivitas yang lebih produktif, seperti membaca, menulis, atau berolahraga. Kegiatan ini dapat membantu melatih kembali fokus dan konsentrasi.
4. Tingkatkan interaksi sosial
Mengurangi waktu di depan layar bisa diimbangi dengan meningkatkan interaksi sosial di dunia nyata. Kegiatan seperti bermain bersama keluarga, berbicara dengan teman, atau mengikuti kegiatan komunitas dapat membantu mengembangkan keterampilan sosial yang lebih baik dan mengurangi ketergantungan pada hiburan digital.
5. Pilih konten yang edukatif
Jika tetap ingin menikmati video pendek, pilihlah konten yang memiliki nilai edukatif. Banyak konten di TikTok dan YouTube yang menyajikan informasi yang bermanfaat, mulai dari tips parenting, tutorial singkat, hingga konten edukasi untuk anak-anak. Untuk anak-anak, penting bagi orang tua untuk mematuhi anjuran WHO tentang screen time yang disarankan sesuai usia.
Video pendek kini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan modern, memberikan hiburan dan informasi dalam hitungan detik. Namun, di balik kenyamanan ini, ada risiko terhadap kemampuan kita untuk tetap fokus dan mempertahankan perhatian dalam jangka waktu yang lebih panjang.
Sebagai orang tua, sangat penting untuk menyadari dampak negatif dari kebiasaan menonton video pendek, terutama pada anak-anak dan remaja. Dengan menerapkan tips di atas, kita bisa mengurangi efek buruknya dan menjaga keseimbangan antara hiburan digital dan kesehatan mental.
Pada akhirnya, kunci dari semuanya adalah mengelola konsumsi konten dengan bijak dan tetap menjaga keseimbangan antara dunia digital dan aktivitas di luar layar. Sudah siap, Mama? [*]