digitalMamaID – Save the Children mendesak gencatan senjata untuk melindungi warga sipil di Rafah dan seluruh jalur Gaza-Palestina. Seruan disampaikan empat hari setelah serangan udara mematikan Israel ke lokasi pengungsian di Rafah bagian Selatan Gaza.
“Save the Children Indonesia menyerukan gencatan senjata segera dan secara pemanen agar tidak ada lagi anak-anak menjadi korban dari kejadian ini,” ujar Tata Sudrajat Kepala (Interim) Advocacy, Campaign, Communication and Media Save the Children Indonesia melalui siaran pers, Sabtu, 1 Juni 2024.
Hal serupa disampaikan Country Director Save the Children di Wilayah Pendudukan Palestina, Xavier Joubert dalam siaran pers Save the Children Internasional pada 29 Mei lalu. Xavier menegaskan, hal atau bukti apa lagi yang pemimpin butuhkan untuk menunjukkan bahwa tidak ada tempat yang benar-benar aman bagi anak-anak dan keluarga di Gaza. Anak-anak dan keluarga hidup menderita secara perlahan, seperti kelaparan, gangguan pada kesehatan mental dan fisik, cedera fisik serius termasuk kehilangan bagian tubuh dan kehilangan keluarga, rumah serta sekolah.
“Kami mengutuk keras segala perluasan operasi militer di Rafah dan serangan yang terus berlanjut terhadap keluarga di Gaza. Satu-satunya cara untuk menyelamatkan nyawa anak-anak adalah gencatan senjata yang segera dan pasti,” tambah Xavier.
Perempuan dan anak jadi korban
Serangan-serangan Israel ke Rafah terjadi kurang dari seminggu setelah International Courte of Justice (ICJ) atau Pengadilan Internasional memerintahkan Israel untuk “segera” menghentikan serangan militer di Rafah, untuk melindungi nyawa dan memperbolehkan pasokan bantuan kemanusiaan esensial masuk. Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, serangan Israel ke Rafah menewaskan 66 orang dan ratusan lainnya terluka termasuk anak-anak.
Rafah dibombardir terus menerus sejak putusan ICJ pada hari Jumat, 24 Mei 2024. Setidaknya 21 orang tewas, termasuk wanita dan anak-anak, dalam serangan besar pada hari Selasa yang menghantam kamp pengungsi di Rafah. Kementerian Kesehatan Gaza juga mencatat 64 orang terluka dengan 10 orang dalam kondisi kritis. Pada Minggu, setidaknya 45 orang tewas dan 250 terluka, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dalam serangan Israel terhadap kamp bagi mereka yag terdislokasi dari kota selatan Rafah.
Dilansir dari Reuters, Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan lebih dari 36.000 warga Palestina tewas dalam serangan Israel. Israel melancarkan perang udara dan darat pasukan pejuang Hamas menyerang komunitas Israel selatan pada 7 Oktober 2023, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera lebih dari 250 orang, menurut perhitungan Israel.
Save the Children Indonesia mengapresiasi langkah cepat dan strategis yang dilakukan oleh Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia dalam upayanya mendesak negara Eropa untuk mendorong implementasi Two State Solution di mana salah satunya adalah gencatan senjata segera dan permanen. [*]