Bahaya Deepfake dan Cara Mencegahnya

Ilustrasi bahaya deepfake
Share

digitalMamaID – Artificial Intelegent (AI) berkembang sangat pesat. Perkembangan ini memiliki dua sisi mata pisau bagi  kehidupan manusia. Di satu sisi, AI dapat membantu manusia bekerja dengan lebih efisien, termasuk dalam hal riset dan pembuatan konten. Sementara di sisi lain juga menghadapkan manusia pada risiko penyalahgunaan. Salah satu hasil pengembanganArtificial Intelegent (AI) yang belakangan berpotensi membahayakan manusia adalah teknologi deepfake.

Seperti dikutip dari protectyoungeyes.com, deepfake technology dapat memalsukan suara, gambar, video, dan percakapan dengan hasil yang sangat riil. Awalnya deepfake dianggap sebagai aplikasi untuk hiburan semata. Namun seiring berjalannya waktu ternyata deepfake justru banyak digunakan untuk hal-hal yang dapat merugikan.

Sebagai contoh, aplikasi Animate Anyone yang dirilis oleh Alibaba Group. Aplikasi ini dapat membuat seseorang yang statis di dalam foto menjadi bergerak seperti di video. Kecenderungan penyalahgunaan aplikasi ini juga cukup besar, terlihat dari komentar teratas dalam platform Github (platform pengembangan software online) yang menyebutkan,“Tidak sabar menggunakan ini untuk pornografi.”

Seperti bom waktu, teknologi canggih ini bisa menjadi semakin berbahaya bahkan mengarah kepada eksploitasi.

Bahaya deepfake

Menurut Techtarget.com, deepfake adalah sejenis kecerdasan buatan yang digunakan untuk membuat gambar, audio, dan video hoax yang meyakinkan. Deepfakes biasanya digunakan untuk tujuan jahat dan dimaksudkan untuk menyebarkan informasi palsu.

Deepfakes dapat dengan mudah mengubah ekspresi wajah, memanipulasi ucapan, dan bahkan mengambil wajah seseorang dan menempelkannya ke tubuh orang lain. Dengan kecanggihan ini, deepfakes sangat mungkin digunakan untuk tujuan yang merugikan orang lain.

Banyak kejahatan yang muncul dengan penggunaan deepfake. Misalnya saja pencurian identitas, perusakan reputasi dengan video palsu, suara palsu untuk penipuan. Konten-konten pornografi juga dengan mudahnya dibuat menggunakan deepfake. Kejahatan lain juga mungkin muncul dan berkembang di kemudian hari akibat teknologi ini.

Di Indonesia, penyalahgunaan deepfake bahkan dialami oleh Presiden Joko Widodo. Beredar video Presiden sedang berpidato menggunakan Bahasa Mandarin dengan fasih. Sedangkan di video aslinya presiden berpidato dengan Bahasa Inggris. Video ini digunakan untuk menggiring opini tertentu terhadap presiden.

Ancaman terhadap perempuan dan anak

Penyalahgunaan deepfake dapat menimpa siapapun termasuk perempuan dan anak-anak. Di New Jersey, tiga puluh orang siswa telah menjadi  korban aplikasi tersebut. Foto mereka dipalsukan menjadi tanpa busana oleh teman sekelasnya.

Kasus lainnya adalah seorang ibu yang mendapatkan telepon palsu yang terdengar seperti suara putrinya yang menyatakan bahwa dirinya diculik. Padahal suara tersebut dibuat menggunakan deepfake.

Seperti halnya kasus-kasus di atas, bahaya teknologi deepfake juga mengancam anak-anak dan perempuan di seluruh belahan dunia. Di Indonesia, artis Nagita Slavina pernah menjadi korban konten pornografi yang dibuat dengan teknologi tersebut.

Hal ini semakin meresahkan karena tidak ada langkah teknis yang dapat dilakukan untuk mencegahnya. Ditambah dengan fakta bahwa jumlah aplikasi deepfake yang dapat diunduh di gawai seluler semakin berkembang. Bahkan beberapa aplikasi dilabeli rate usia 4+.

Agar tidak menjadi korban deepfake

Meskipun tidak ada langkah teknis yang dapat dilakukan untuk mencegah bahaya deepfake technology, mama dapat melakukan beberapa hal untuk meminimalisir kemungkinan menjadi korban. Di kutip dari Protectyoungeyes.com, berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan:

  • Mempelajari dan mengajarkan kepada anak-anak tentang bahaya deepfake.
  • Bijak dalam memposting gambar atau video. Jejak digital yang lebih sedikit menciptakan risiko bahaya digital yang lebih rendah.
  • Mengaktifkan fitur privasi di akun sosial media untuk mengontrol siapa saja yang dapat melihat konten.
  • Orang tua perlu mengontrol aplikasi yang didownload oleh anak di handphone mereka. Mengingat aplikasi deepfakes saat ini ada yang dilabeli rate usia 4 tahun ke atas.
  • Biasakan diri sendiri dan anak-anak untuk tidak melayani telepon atau pesan dari orang yang tidak dikenal.
  • Buat kata sandi atau pertanyaan unik yang disetujui bersama anak dan anggota keluarga lain jika merasa mendapatkan telepon yang aneh dari mereka. Hal ini untuk menghindari penipuan dengan suara yang dihasilkan oleh
  • Bersifat kritis terhadap informasi yang didapatkan agar terhindar dari hoax yang dihasilkan oleh deepfake technology.

Tetap waspada ya, Mama! Agar kita dan keluarga terhindari dari bahaya deepfakes!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terpopuler

ORDER MERCHANDISE

Bingung cari konten yang aman untuk anak?
 
Dapatkan rekomendasi menarik dan berikan pendapatmu di Screen Score!
Ilustrasi melatih anak bicara/Bukbis Ismet Candra Bey/digitalMamaID