Menjadi Bahagia dan Bebas Stres ala Buku The Lazy Genius Way

Buku The Lazy Genius Way
Share

Pernahkah Mama merasa sudah melakukan semua hal dengan sempurna, tetapi hasilnya tidak seperti yang diharapkan? Mungkin ini saatnya menjadi lazy genius! Lewat buku The Lazy Genius Way, Kendra Adachi menawarkan konsep hidup tanpa stres.

Malas (lazy) dan pintar (genius) bukan dua kata yang biasanya bersanding. Sejak kecil kita ditanamkan untuk menjadi anak yang rajin belajar supaya pintar. Anak yang malas hanya akan menjadi anak bodoh. Jadi, apa mungkin ada orang yang lazy genius?

Dari judulnya saja, buku karya Kendra Adachi ini sudah menarik banget. Menggabungkan dua kata dari kelompok yang berlawanan. Baru membaca bagian awalnya saja, konsep hidup bahagia dan minim stres yang ditawarkan begitu masuk akal.

Mengejar kesempurnaan

Menurut Kendra yang seorang perfeksionis itu, semua aktivitas dilakukan dengan menjaga nilai agar tidak gagal. Standarnya adalah kesempurnaan. Hanya dengan menjadi sempurna, seseorang bisa mengesankan orang lain.

Betul juga. Tanpa disadari, kita terobsesi dengan kesempurnaan. Tanpa kesempurnaan, kita tidak pantas mendapat apresiasi apalagi pujian. Hanya dengan melakukan hal-hal dengan sempurna maka keberadaan dan peran kita dianggap berhasil.

Saat sekolah mati-matian berusaha menjadi pelajar teladan dengan nilai tertinggi. Lalu berjuang keras untuk bekerja di tempat yang bonafit. Bekerja mati-matian untuk menjadi karyawan berprestasi. Mati-matian berusaha menjadi ibu sempurna meski itu berarti kurang tidur dan kelelahan luar biasa. Sebab tanpa kesempurnaan itu kita tidak ada. Apa yang kita lakukan sama sekali tidak terlihat.

Tapi coba deh dilihat lagi, apakah dengan itu semua hasil yang kita dapatkan sesuai dengan keinginan kita? Tidak juga. Masih sering merasa gagal, bahkan merasa semua yang dikerjakan sia-sia. Apa yang salah?

Menurut Kendra, bisa jadi itu karena kita terlalu peduli pada hal-hal yang salah. “Ketika Anda fokus pada satu hal, Anda akan berusaha mengerjakan hal itu dengan baik. Namun, ketika Anda memedulikan semua hal, tidak ada hal baik yang mampu Anda kerjakan. Artinya, Anda pasti berusaha lebih keras lagi dan merasa kelelahan,” tulisnya dalam buku The Lazy Genius Way yang versi terjemahan Bahasa Indonesia diterbitkan oleh Renebook.

Menjadi diri sendiri

Kita sering berusaha menjadi sempurna untuk menutupi kekurangan kita. Kita berusaha sekuat mungkin agar orang tidak melihat ketidaksempurnaan itu. Manusia memang lucu. Ia menutupi kerapuhannya dengan dinding kesempurnaan.

Mati-matian memasak setiap hari untuk menunjukkan kesempuranaan sebagai ibu. Memposting banyak foto masakan yang menggiurkan untuk membuat orang lain terkesan. Padahal, memang kenapa kalau tidak memasak? Tidak semua orang jago masak, kok!

Kita sering menghabiskan energi pada fokus yang salah. Ini yang ditawarkan oleh konsep lazy genius. “Kita diperbolehkan untuk tetap peduli. Kita diizinkan mengenali dan menjadi diri sendiri secara nyata. Anda tidak harus menjadi sempurna, juga tidak harus menyerah. Cukup menjadi diri sendiri,” tulis Kendra.

Pada intinya, kita harus menjadi jenius pada hal-hal yang penting dan malas pada hal-hal yang tidak penting menurut kita.

Kalau bagi Mama memasak adalah kegiatan yang penting sehingga menikmati setiap prosesnya, maka lakukanlah. Tapi bagi yang tidak, tak perlu dipaksakan. “Berhenti berusaha pada hal-hal yang tidak penting, dan jangan takut mencoba hal-hal yang ingin Anda lakukan. Karen itu penting,” tulis Kendra.

Buku ini menjabarkan 13 prinsip lazy genius yang bisa jadi panduan. Buku ini cocok untuk Mama yang ingin menjalani hidup apa adanya, bahagia, dan mengurangi stres. Selamat membaca!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *