Mengajak belajar anak itu gampang-gampang susah ya Mama? Kadang gampang, kadang susah. Beberapa konsep terasa sulit dijelaskan, terutama hal-hal yang tak terlihat nyata. Salah satunya ketika mengenalkan dan melatih kemampuan adaptasi pada anak.
Film bisa jadi media yang cocok untuk mengajarkan kemampuan adaptasi anak. Lewat cerita yang bagus didukung dengan tutur visual yang menarik membuat film menjadi media belajar yang menyenangkan.
Nah, berikut ini adalah lima film yang bisa membantu anak memahami perlunya memiliki kemampuan adaptasi.
Keluarga Cemara (2019)
Cerita tentang keluarga yang semua hidup sangat berkecukupan di Jakarta. Namun kemudian, bisnis Abah bangkrut. Demi melanjutkan hidup, Abah memboyong Emak, Euis dan Cemara pindah ke kota kecil dengan hidup yang sangat berbeda dari yang selama ini dijalani. Masing-masing anggota keluarga harus beradaptasi dengan ketidaknyamanan yang tak pernah dirasakan sebelumnya.
Keluarga Cemara menunjukkan betapa hidup bisa berubah mendadak. Kemampuan menyesuaikan diri memberi daya tahan untuk tetap melanjutkan hidup bagaimanapun keadaannya.
Kisah ini diangkat dari cerita bersambung karya Arswendo Atmowiloto. Pada era 1990-an, cerita ini juga pernah diangkat menjadi sinetron dengan judul sama.
Kulari ke Pantai (2018)
Cerita tentang rencana Sam dan ibunya melakukan perjalanan darat dari Jakarta ke Banyuwangi untuk menemui peselancar idolanya tak berjalan mulus. Perjalanan yang seharusnya hanya untuk ibu anak ini mendadak harus menerima peserta tambahan, sepupunya yang bernama Happy.
Sam jadi jengkel karena ia tak akur dengan Happy. Kepribadian mereka begitu berbeda. Sam si anak pantai yang bebas dan supel harus bepergian dengan Happy, anak kota yang sangat memperhatikan penampilan. Bisa dibayangkan keributan yang terjadi ketika mereka harus berhari-hari menghabiskan waktu bersama.
Perjalanan itu membuat Sam dan Happy saling mengenal satu sama lain. Mereka belajar untuk memahami dan saling menerima. Meski tidak sesuai rencana awal, perjalanan itu tetap seru. Tidak hanya menikmati alam yang indah luar biasa, tetapi juga pengalaman yang membuat mereka menjadi pribadi yang lebih baik.
Zootopia (2016)
Sebenarnya garis merah cerita Zootopia berbicara tentang stereotipe yang kerap menjadi penyulut konflik. Namun karakter peran utamanya, Judy Hops mempunyai kemampuan adaptasi yang patut diacungi jempol.
Sudah sejak lama Judy Hops bercita-cita sebagai polisi. Sebuah cita-cita yang terlalu tinggi bagi seekor kelinci. Hewan yang lucu itu dinilai tak cocok menjalankan tugas sebagai polisi. Toh dia diterima juga jadi polisi. Namun karena penampakannya yang kurang sangar, ia ditugaskan menjadi polisi yang menilang kendaraan yang melanggar aturan parkir. Meski tak seperti yang ia bayangkan, ia tetap menjalankan tugasnya dengan baik dan penuh semangat.
Berkat kegigihannya pula, ia akhirnya mendapat kesempatan untuk memecahkan kasus kejahatan. Judy menunjukkan, betapa pun rintangan menghadang, semua bisa diselesaikan dengan sikap mental yang optimis dan pantang menyerah.
Inside Out (2015)
Film animasi garapan Pixar ini bercerita tentang gadis bernama Riley yang harus mengikuti orangtuanya pindah dari Minnesota ke San Fransisco. Kepindahan itu membawa pergolakan di hati Riley. Ia menjadi sering murung, sedih, bahkan marah.
Film ini memperkenalkan tentang emosi dasar manusia dengan cara yang unik sekaligus menyenangkan. Setiap diri manusia memiliki lima emosi dasar yaitu bahagia, sedih, marah, benci, dan takut. Emosi Riley yang biasanya didominasi oleh perasaan bahagia menjadi berubah ketika ia harus menghadapi perubahan situasi yang tidak diinginkannya. Ia jadi mudah sedih, kadang benci, hingga marah.
Film ini mengajarkan pentingnya mengendalikan emosi. Hidup tak selalu bahagia, ada kalanya berganti dengan sedih. Itu tidak mengapa, yang penting bagaimana emosi kita merespons situasi itu.
Petualangan Sherina (2000)
Sepertinya Mama familiar dengan film ini ya. Film musikal ini tayang tahun 2000, mungkin Mama sempat menontonnya waktu dulu masih remaja? Meski usinya sudah 20 tahun, film ini masih begitu melekat di hati penonton. Tidak ada salahnya kalau sekarang giliran anak-anak kita yang menontonnya.
Film ini bermula dari Sherina yang harus pindah dari Jakarta ke Bandung karena ayahnya mendapat pekerjaan impiannya di sana. Meski sedih karena harus berpisah dengan teman-temannya, Sherina akhirnya harus mengikuti orangtuanya.
Di tempat baru, Sherina bertemu dengan Sadam yang sering merundungnya. Sherina sering dibuat kesal oleh ulah Sadam. Tapi mereka harus sering bertemu karena rupanya orangtua Sherina berteman dengan keluarga Sadam.
Sampai pada suatu ketika keduanya berada pada situasi yang tidak terduga dan membahayakan. Meski saling benci, keduanya harus berusaha berdamai untuk keluar dari persoalan. Berdua mereka harus menghadapi penjahat. Selama berpetualang itu, Sherina dan Sadam jadi mengenal lebih baik satu sama lain. Setelah berhasil keluar dari jerat penjahat, mereka pun akhirnya bisa berteman.
Menonton film bisa menjadi hiburan akhir pekan bersama keluarga yang seru sekaligus bermanfaat. Film-film ini bisa menjadi pemantik obrolan dengan si kecil tentang pentingnya memiliki kemampuan adaptasi. Selamat menonton!
1 thoughts on “Sulit Mengajarkan Kemampuan Adaptasi? Ajak Anak Nonton Film Ini, Yuk!”
Pingback: DOMIKADO Tayang di Youtube! Tontonan Anak yang Seimbang