Waspadai Faktor Penyebab Anak Kecanduan Gadget

Share

Seorang balita duduk tenang di kursinya dengan sebuah smartphone di genggamannya. Matanya menatap tajam layar di hadapannya, menonton belasan video kartun yang ditayangkan satu demi satu. Ketika ibunya berusaha mengambil kembali gawainya, balita itu menjerit-jerit marah, bahkan memukul-mukulkan tangan mungilnya ke arah ibunya. Pernahkah Mama menemui situasi demikian di lingkungan sekitar? Kasus kecanduan gadget pada anak memang merupakan salah satu problematika pengasuhan anak di era digital. Mengapa hal seperti ini bisa terjadi? Apa sebetulnya yang menjadi penyebab anak kecanduan gadget?

Faktor Penyebab Anak Kecanduan Gadget

Secara ringkas, penyebab anak kecanduan gadget adalah beberapa faktor di bawah ini:

  1. Pengasuhan yang kurang tepat: kesibukan orang tua, kurangnya pemahaman tentang dampak negatif gadget, dan teladan yang salah dalam berteknologi
  2. Faktor neurosains: efek dopamin yang menyebabkan kesenangan dan kendali diri yang masih rendah
  3. Desain teknologi yang menarik: warna-warni yang cerah, fitur autoplay, notifikasi, dan faktor kejutan
  4. Pengaruh lingkungan: kebiasaan yang menular dari teman sebaya dan lingkungan sekitar rumah

Untuk lebih jelasnya, mari simak penjelasan berikut ini!

1. Pengasuhan yang kurang tepat

Anak-anak tidak terlahir mengenal gadget. Kitalah, orang tua dan orang-orang dewasa di sekitarnya, yang mengenalkan gadget kepada mereka. Psikolog anak Elizabeth Santosa dalam suatu kesempatan mengatakan bahwa orang tua memegang peranan penting dalam siklus kecanduan anak terhadap gadget. Sebagian orang tua memberikan gadget kepada anak terlalu dini, atau tanpa batasan waktu pemakaian gadget yang direkomendasikan oleh para ahli kesehatan dan psikologi anak. Akibatnya, kecanduan pun rawan terjadi.

Berikut adalah tiga problem utama orang tua dalam pengasuhan anak di era gadget.

a. Kesibukan

Kesibukan orang tua di era modern seakan tak ada habisnya, mulai urusan pribadi, keluarga, rumah tangga, pekerjaan, hingga komunitas. Memang tidak mudah menangani berbagai urusan sambil mendampingi anak. Karena itu, bagi sebagian orang tua, gadget seakan menjadi penyelamat yang dapat diandalkan.

Sebagian orang tua dengan sengaja memberikan gadget pada anak agar mereka dapat menyelesaikan berbagai urusan lainnya sementara anak bermain gadget. Sayangnya, hal ini terkadang dilakukan secara kebablasan hingga anak pun akhirnya mengalami kecanduan.

b. Kurang ilmu

Meskipun kita kini hidup di era informasi, orang tua banyak yang belum menyadari bahwa anak-anaknya tengah dibesarkan di zaman yang berbeda.  Mereka lalai mengupdate diri dengan beragam informasi seputar pengasuhan anak di era digital, termasuk tentang dampak negatif gadget pada anak. Padahal, ditengarai bahwa beragam permasalahan seperti obesitas, kurang tidur, kurang bahagia, rendahnya kemampuan sosialisasi, dan berbagai gangguan kesehatan fisik dan mental lainnya, disebabkan oleh pemakaian gadget yang berlebihan.

c. Teladan yang salah

Children see, children do

Banyak orang tua yang tidak menyadari bahwa anak-anak banyak belajar dengan cara menirukan situasi di sekitarnya. Jika anak sering melihat orang tua sibuk bermain gadget di rumah, besar kemungkinan anak juga akan tumbuh dengan kebiasaan yang sama.

2. Faktor neurosains

Faktor neurosains menjelaskan apa yang terjadi di dalam otak ketika anak memakai gadget sehingga mereka terpicu untuk menggunakannya terus menerus.

a. Efek Dopamin

Dr. Peter Whybrow, seorang peneliti dari UCLA, menyatakan bahwa tablet, smartphone, dan video games tidak jauh berbeda dari narkoba dalam mempengaruhi otak manusia. Ia bahkan menyebut berbagai bentuk teknologi ini sebagai ‘kokain elektronik‘ karena efeknya yang dapat menyebabkan kecanduan. Otak manusia pada dasarnya dirancang untuk menyukai ganjaran (reward). Dalam kasus teknologi, ganjaran yang ditangkap otak adalah novelty atau kebaruan.

Selalu ada hal yang baru ketika anak memainkan gadget. Entah itu berupa video yang belum pernah ditonton sebelumnya, level baru dalam game yang dimainkan, atau status terbaru dari teman-temannya di media sosial. Hal-hal yang baru itu merangsang otak memproduksi dopamin, sebuah zat kimia yang membuat perasaan menjadi senang.

Semakin banyak yang dikonsumsi, semakin anak ingin untuk menambah lagi. Mereka tanpa sadar akan terdorong untuk menonton video-video yang lain, bermain game hingga level tertinggi, atau menggunakan aplikasi media sosial terus menerus karena munculnya rasa senang tersebut.

b. Kendali Diri Rendah

Faktor neurosains kedua yang mempengaruhi kecanduan gadget pada anak adalah karena kendali diri mereka masih dalam masa perkembangan. Anak-anak umumnya hanya peduli pada hal-hal yang mereka anggap menyenangkan atau menguntungkan saat ini. Mereka belum mampu berpikir secara jangka panjang dan menganalisa dampak positif atau negatif yang dapat mereka alami di kemudian hari. Karena itu, mereka cenderung memainkan gadget terus menerus tanpa mampu menentukan batasan untuk diri sendiri tanpa bantuan orang dewasa di sekitarnya.

3. Desain Teknologi

Desain teknologi

Sadarkah Mama bahwa teknologi yang ada sekarang memang didesain untuk membuat orang kecanduan? Setiap produsen pasti menginginkan pengguna memakai produk mereka selama mungkin. Para pembuat aplikasi dan game paham betul bagaimana cara otak bekerja. Mereka lalu merancang berbagai fitur yang bertujuan untuk membentuk sebuah kebiasaan: agar pengguna memakainya lagi, lagi, dan lagi.

Berikut adalah beberapa fitur teknologi yang dapat menjadi penyebab anak kecanduan gadget.

a. Warna Cerah

Anak-anak menghabiskan waktu lebih lama memandangi warna-warna cerah dibandingkan dengan warna-warna teduh atau pastel. Penyebabnya, ketika anak-anak masih berusia dini, warna yang cerah dan kontras lebih terlihat jelas di mata mereka. Ketika beranjak besar, anak-anak juga masih akan mendapati warna yang kuat dan cerah lebih menarik untuk dieksplorasi dibandingkan dengan warna lainnya. Karena itu, banyak aplikasi dan games untuk anak didesain dengan warna cerah agar menarik perhatian.

b. Autoplay

Apakah si kecil suka menonton video dari Youtube? Fitur autoplay yang secara otomatis memainkan video berikutnya setelah yang sedang ditonton usai akan mengundang anak untuk berlama-lama menonton. Mereka didorong untuk terus menerus beralih dari satu video ke video berikutnya tanpa batasan.

c. Notifikasi

Ping! Video terbaru sudah diunggah di channel kesayanganmu!

Ping! Putri kecil sudah menunggu untuk kau selamatkan di level 7!

Notifikasi dari berbagai aplikasi yang dipasang di gadget memang didesain untuk menarik perhatian. Notifikasi bisa ditayangkan secara visual maupun audio. Ketika notifikasi tersebut mengajak anak melakukan sesuatu  seperti menonton video terbaru atau memainkan game level berikutnya, tanpa sadar mereka akan terdorong untuk segera meresponnya.

d. Faktor Kejutan dan Kebaruan

Bagaimana kalau di awal game, semua musuh, jebakan dan bonus yang akan ditemui pemain dijelaskan secara detail? Tentu anak tidak akan penasaran apa lagi yang akan ditemuinya ketika bermain. Faktor kejutan, baik dari segi konten maupun dari segi waktu kemunculan, menjadi salah satu penyebab anak terdorong menggunakan gadget terus menerus. Ia tidak pernah tahu kapan video terbaru dari channel kartun kesayangannya akan muncul, kapan ia akan menemukan bonus ketika memainkan game favoritnya, atau kapan sahabatnya akan mengunggah foto terbaru di statusnya. Akibatnya, ia akan terdorong untuk berlama-lama memakai gagdet untuk menunggu ‘kejutan’ berikutnya.

4. Pengaruh lingkungan

Terkadang orang tua mungkin sudah mengawasi penggunaan gadget secara maksimal di rumah. Namun, lingkungan pergaulan anak akan semakin meluas seiring bertambahnya usia. Pengaruh teman sebaya pun semakin lama akan semakin menguat. Tidak jarang terjadi anak menjadi kecanduan gadget karena mengikuti teman-temannya di sekolah atau teman sepermainannya di lingkungan sekitar rumah. Orang tua perlu mengenali berbagai kebiasaan dalam lingkungan pergaulan anak karena pengaruhnya dapat merembet pada anak kita.

Tugas orang tua

Penggunaan gadget oleh anak memang tak selalu berefek buruk. Namun, sebagai orang tua dari anak-anak yang lahir di era digital, kita perlu waspada tentang dampak negatif yang dapat disebabkan oleh penggunaan teknologi secara berlebihan. Memberikan teladan yang baik, membatasi waktu bermain gadget, juga memfilter konten yang boleh dilihat adalah beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua untuk mencegah kecanduan gadget pada anak.

Semoga dengan memahami beberapa faktor penyebab anak kecanduan gadget di atas, Mama dan keluarga dapat lebih bijak dalam memberikan gadget kepada anak-anak. Selamat mendampingi anak bersama teknologi!

2 thoughts on “Waspadai Faktor Penyebab Anak Kecanduan Gadget

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terpopuler

ORDER MERCHANDISE

Bingung cari konten yang aman untuk anak?
 
Dapatkan rekomendasi menarik dan berikan pendapatmu di Screen Score!
Ilustrasi melatih anak bicara/Bukbis Ismet Candra Bey/digitalMamaID