Etika Group Chat: Do’s and Don’ts

Share
Yuk, coba hitung, ada berapa grup yang Mama ikuti di WhatsApp, Line, Telegram atau sejenisnya?


Di zaman sekarang, hadirnya group chat di berbagai aplikasi memang sangat memudahkan kita berkomunikasi dengan beragam komunitas yang kita ikuti. Apalagi sebagai seorang ibu, Mama tentu punya banyak komunitas, bukan? Ada grup keluarga besar, grup ibu-ibu se-RT, grup wali murid, grup pengajian, grup parenting, grup jualan, grup komunitas hobi, dan mungkin masih lebih banyak lagi. Yang tadi sudah disebutkan pun mungkin masing-masing lebih dari satu jumlahnya, iya atau iya?

Satu hal yang perlu kita ingat, sebagaimana berkomunikasi dalam komunitas di dunia nyata, berkomunikasi dalam group chat juga memiliki sejumlah etika dan aturan yang perlu dipahami seluruh anggotanya. Sebuah group chat yang terorganisir dengan baik umumnya memiliki admin yang menyusun tata tertib grup dan rajin mengingatkan anggotanya. Jika tidak ada pun Mama tetap perlu memahami sejumlah etika group chat yang berlaku secara umum. Apa saja? Yuk kita simak berikut ini!

Bergabung dengan Sadar

Ketika bergabung dengan sebuah grup, kita harus memahami semua konsekuensinya agar tidak mengganggu anggota yang lain.

  • Do’s
    • Membaca baik-baik tata tertib grup jika ada dan menaati aturannya.
    • Jika menjadi admin, minta izin terlebih dahulu sebelum memasukkan seseorang ke dalam grup.
  • Don’ts
    • Tidak menyempatkan waktu membaca tata tertib grup dan kemudian melanggar aturan dengan alasan tidak tahu.
    • Memasukkan orang ke dalam grup tanpa persetujuan orang yang bersangkutan.

 

Menjaga Relevansi Topik dan Subjek Percakapan

Sebuah group chat umumnya dibuat untuk suatu tujuan. Selain grup silaturahmi, umumnya bahasan di sebuah grup akan terfokus pada topik-topik tertentu.

  • Do’s
    • Menyampaikan topik yang relevan sesuai dengan tujuan grup dibuat sehingga setiap anggota bisa ikut terlibat tanpa ada yang merasa disisihkan.
    • Japri anggota grup jika ada kepentingan pribadi yang perlu diobrolkan.
    • Membaca dulu percakapan dari awal agar tidak menyela atau menyampaikan sesuatu berulang.
  • Don’ts
    • Mengunggah sesuatu di luar topik grup, kecuali jika memang seluruh anggota grup sudah akrab satu sama lain.
    • Mengobrol panjang hanya dengan salah satu anggota grup.
    • Menyela percakapan atau mengulang-ulang apa yang sudah pernah disampaikan.

 

Bertanggung Jawab atas Berita yang Disampaikan

Jempolmu harimaumu. Ingat, apa yang kita unggah di dunia maya akan kembali kepada kita kelak. Mari jadi netizen yang bertanggung jawab, ya 😉

  • Do’s
    • Mengirimkan berita yang sudah diverifikasi dulu kebenarannya, kecuali untuk bertanya.
    • Forward atau copas berita dengan mencantumkan sumbernya.
    • Meminta izin sebelum menyebarkan percakapan dalam grup kepada orang lain.
  • Don’ts
    • Asal mengirim berita yang berpotensi hoaks tanpa memeriksa dulu kebenarannya.
    • Mengirimkan gambar atau video yang mengandung kekerasan, pornografi, menyeramkan atau menjijikkan. Hargai perasaan anggota grup yang lain.
    • Forward berita tanpa mencantumkan sumber, atau sekedar “copas dari grup sebelah”.
    • Menyebarkan percakapan internal grup kepada orang lain tanpa izin.

 

Bijak Menghadapi Perbedaan

Perbedaan adalah suatu yang wajar dihadapi dalam sebuah komunitas termasuk dalam sebuah group chat, terutama jika anggota grup memiliki latar belakang yang berbeda-beda.

  • Do’s
    • Menghormati berbagai perbedaan sudut pandang dan opini.
    • Segera menyudahi diskusi yang berubah menjadi debat berkepanjangan. Diskusi yes, debat no.
  • Don’ts
    • Mudah baper jika ada yang berbeda pendapat dengan kita.
    • Memposting sesuatu yang dapat menyinggung orang lain termasuk dalam hal SARA.
    • Mengundang perdebatan tak berujung.

 

Aktif Tanpa Berlebihan

Sangat wajar jika kita memiliki berbagai kesibukan sehingga seringkali tidak sempat menengok perbincangan di berbagai group chat. Namun, menjadi anggota grup berarti menjadi anggota sebuah komunitas, yang hanya bisa hidup jika para anggota saling memberi dan menerima.

  • Do’s
    • Berbagi kebaikan tanpa mendominasi
    • Tahu kapan harus menjadi pendengar.
    • Mendukung anggota lain yang memerlukan bantuan.
  • Don’ts
    • Menjadi silent reader sepanjang masa, atau hanya muncul saat market day padahal grup tersebut bukan grup khusus jualan. Jauhkan mental hanya ingin menerima dan mengambil keuntungan tanpa mau berbagi.
    • Terlalu mendominasi percakapan tanpa memberi yang lain kesempatan untuk ikut berdiskusi.
    • Mengabaikan anggota yang butuh bantuan atau jawaban padahal hanya karena malas.
    • Memposting tanpa mengenal waktu (misalnya tengah malam tanpa kepentingan darurat). 

 

Meninggalkan Grup dengan Sopan

Terkadang kita perlu meninggalkan grup dengan berbagai alasan. Jika kita dengan sengaja memilih untuk masuk ke dalam grup tersebut di awal, tentu ada etika yang perlu kita pahami saat meninggalkannya.

  • Do: Berpamitan pada admin grup dengan menjelaskan alasan dan berpamitan pada anggota grup yang lain dengan bahasa yang sopan.
  • Don’t: Meninggalkan grup tanpa pamit. Hanya menulis “izin left” pun bisa dianggap tidak sopan jika grup tersebut adalah sebuah komunitas dengan sistem keanggotaan.


Pengecualian diberikan jika grup tersebut memang hanya bersifat sementara seperti misalnya untuk kuliah WhatsApp (kulwap). Biasanya setelah acara usai, admin akan mempersilakan peserta meninggalkan grup tanpa perlu berpamitan.


***


Nah itu dia beberapa etika group chat yang jika ditaati semua anggota pasti akan membuat setiap grup yang kita ikuti menjadi wadah yang nyaman dan bermanfaat bagi semua pihak. Yuk biasakan selalu menjaga etika baik di dunia nyata maupun dunia maya, ya Mams!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terpopuler

ORDER MERCHANDISE

Bingung cari konten yang aman untuk anak?
 
Dapatkan rekomendasi menarik dan berikan pendapatmu di Screen Score!
Ilustrasi melatih anak bicara/Bukbis Ismet Candra Bey/digitalMamaID