Bangun Literasi Digital untuk Masyarakat Siap AI

Ilustrasi AI//Vertigo3d/Getty Images Signature
Share

digitalMamaID — Dari pesan singkat yang diketik dengan bantuan auto-correct sampai video pembelajaran yang direkomendasikan sesuai minat anak, tanpa sadar kecerdasan buatan alias AI (Artificial Intelligence) sudah jadi bagian dari keseharian kita. Tapi pertanyaannya, apakah kita semua sudah cukup paham dan siap memanfaatkan AI dengan bijak?

Inilah yang mendorong ASEAN Foundation, berkolaborasi dengan Ruangguru dan Mafindo, meluncurkan program AI Ready ASEAN, sebuah inisiatif untuk membangun masyarakat yang melek, siap, dan bertanggung jawab dalam menghadapi era AI.

Menurut hasil riset global Ipsos AI Monitor 2025, tingkat optimisme masyarakat Indonesia terhadap AI mencapai 85 persen, termasuk yang tertinggi di dunia! Artinya, masyarakat Indonesia cepat beradaptasi dan mulai memanfaatkan AI di banyak bidang, seperti kesehatan, ekonomi, hiburan, sampai pendidikan.

“Tujuan ini selaras dengan misi kami di Ruangguru, untuk menyediakan dan memperluas akses pendidikan yang berkualitas melalui teknologi pada semua siswa di mana pun dan kapan pun. Oleh karena itu kami di Ruangguru sebagai salah satu mitra pelaksana berkomitmen untuk memberikan dampak nyata dalam memberdayakan masyarakat termasuk anak muda, pendidik, dan orang tua agar siap menghadapi transformasi digital dan perkembangan teknologi AI,” kata Arman di Kuningan, Jakarta pada Rabu, 5 November 2025.

Menurut Arman, kemajuan AI membawa banyak peluang besar, mulai dari efisiensi kerja, ide-ide inovatif, sampai peningkatan kualitas hidup. Tapi di saat yang sama, ada juga tantangan baru seperti bias algoritma, privasi data, dan etika penggunaan. Karena itu, AI Ready ASEAN juga menekankan pentingnya etika dan literasi AI bagi semua kalangan.

Oleh karena itu, program AI Ready ASEAN sangat menekankan pentingnya etika dalam penggunaan AI, sekaligus membuktikan bahwa masyarakat Indonesia tidak hanya maju dałam pemanfaatan AI tetapi juga terliterasi dengan baik.

“Ini merupakan panggilan untuk kita semua agar kesadaran terhadap AI yang sudah terbangun dapat menjadi aksi nyata yang membuktikan bahwa Indonesia sudah kuat dalam kesiapan AI di seluruh sektor, kita juga harus memastikan bahwa adopsi AI di Indonesia berjalan inklusif dan etis sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat siapapun dan di manapun,” kata dia.

Literasi AI di 3T

Project Manager for the ASEAN Foundation-SAP Joint Initiatives Ilan Asqolani mengatakan, program AI Ready ASEAN ini menargetkan peningkatan literasi AI bagi 5,5 juta orang yang terdiri dari pelajar, pendidik dan orang tua di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

“Secara regional program ini menargetkan 5,5 juta penerima manfaat, melatih  2000 master planer dan memberikan pelatihan intensif (ToT) kepada 800 ribu peserta. Kami sangat optimisme menjalankan program ini berkat dukungan Google.org, masyarakat, termasuk Mafindo dan ruang guru di Indonesia,” ujar Ilan.

“Di Indonesia sendiri, AI Ready ASEAN menargetkan sebanyak 2,7 penerima manfaat mulai dari pelajar, orang tua supaya mereka siap dalam menghadapi masa depan berbasis teknologi kecerdasan Artifisial,” tambahnya.

Ilan juga menekankan pentingnya menjembatani kesenjangan digital agar komunitas rentan tidak tertinggal. Karenanya, AI Ready ASEAN pun akan menjangkau seluruh lapisan masyarakat termasuk yang berada di daerah 3T (terdalam, terpencil, dan terluar).

“Kami percaya bahwa peluang dari teknologi kecerdasan artifisial dapat diakses secara merata oleh seluruh lapisan masyarakat termasuk mereka yang tinggal di daerah 3T,” kata dia.

Dari sisi teknologi, Google.org hadir sebagai pendukung utama program ini. Menurut Agung Pamungkas, Manager Urusan Pemerintah dan Kebijakan Publik Google Indonesia, AI bukan hanya sekadar alat, tapi mitra yang bisa mendorong kemajuan inklusif jika digunakan secara bijak.

“AI bagi kami adalah kolaborator utama, alat yang menambah kecerdasan manusia. Mulai dari menerjemahkan film, membuat kampanye pemasaran untuk UMKM lewat Gemini, sampai membantu petani muda belajar literasi digital agar hasil panennya meningkat.”

Agung menambahkan, ketika AI digunakan dengan benar, manfaatnya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat.  Masyarakat bisa menggunakan waktu lebih efisien, peningkatan ekonomi, hingga pemberdayaan komunitas lokal.

“Kami bangga bisa menjadi bagian dari perjalanan digital di kawasan ASEAN, dan berkomitmen untuk terus menjadi mitra di masa depan AI,” ujarnya.

Lewat kolaborasi ini, ASEAN Foundation, Ruangguru, dan Mafindo ingin memastikan bahwa masyarakat Indonesia tak hanya menjadi pengguna teknologi, tapi juga pihak yang paham dan siap menghadapi perubahan besar di era AI. Di masa depan, kecerdasan bukan hanya tentang mesin, tapi tentang manusia yang tahu bagaimana menggunakannya untuk kebaikan bersama. [*]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terpopuler

ORDER MERCHANDISE

Bingung cara ajak anak diskusi soal bahaya online tanpa menghakimi? 

Dapatkan solusi anti-panik untuk mengatasi hoaks, cyberbullying, dan mengatur screen time dalam Panduan Smart Digital Parenting