Luna Maya Lakukan Egg Freezing, Apa Manfaatnya?

Ilustrasi egg freezing/Panuwat Dangsungnoen/Getty Images
Share

digitalMamaID — Di era modern ini, egg freezing atau teknologi pembekuan sel telur bukanlah hal yang baru. Teknologi ini sudah lama dikenal dan digunakan di dunia medis.

Egg freezing adalah teknologi yang memungkinkan perempuan menyimpan sel telurnya dan menjaga agar tetap berkualitas hingga waktu yang tepat untuk kehamilan. Metode ini menjadi pilihan tepat bagi wanita yang memiliki kondisi kesehatan khusus atau yang belum siap untuk hamil di usia muda.

Dilansir dari situs web Rumah Sakit Pondok Indah, pada awalnya, metode egg freezing ini banyak digunakan oleh perempuan yang harus menjalani operasi ovarium atau sakit kanker. Mereka harus menjalani kemoterapi yang dapat merusak sel telur dan memengaruhi kesuburan. Hal tersebut dapat menurunkan peluang kehamilan di masa depan. Pada kondisi seperti ini, egg freezing atau pembekuan sel telur bisa menjadi jawabannya.

Program ini ternyata sangat populer di kalangan selebriti dunia, termasuk Indonesia. Salah satunya sudah dilakukan oleh artis Luna Maya. Luna Maya mengaku sudah membekukan sel telurnya sejak tahun 2021, ketika usianya belum mencapai 40 tahun.

Sayangnya, metode ini masih dianggap tabu sehingga belum dikenal secara luas di masyarakat kita. Entah karena kekhawatiran akan biaya yang sangat mahal sehingga enggan mencari tahu atau karena ketakutan akan stigma sosial yang akan diterimanya jika melakukan pembekuan sel telur.

Dengan budaya patriarki yang masih sangat tinggi di Indonesia, tidak jarang perempuan dituntut untuk segera memiliki anak ketika menikah. Jika tidak, maka akan dianggap gagal dan pernikahannya pun dianggap tidak sempurna.

Padahal, melakukan pembekuan sel telur dengan tujuan mempersiapkan kehidupan yang lebih baik untuk anak-anak kelak bukan hal yang berdosa. Justru ini memberikan pilihan bagi perempuan yang ingin mengejar karir, menyelesaikan pendidikan, atau mencapai tujuan lain sebelum memulai berkeluarga.

Manfaat membekukan sel telur

Dilansir dari Halodoc dan Ciputra IVF, berikut ini beberapa manfaat dari pembekuan sel telur bagi wanita.

  1. Meningkatkan peluang hamil meski usia tak lagi muda
    Hal ini sudah dipraktekkan oleh artis Luna Maya yang baru saja menggelar pernikahannya di usia 41 tahun. Kendati demikian dia tidak khawatir, dia sudah membekukan sel telurnya pada tahun 2021 demi bisa memiliki anak setelah menikah, meski usianya terus bertambah.
  2. Melindungi sel telur dari penyakit
    Bagi perempuan pengidap kanker, endometriosis, atau penyakit lain yang mungkin mempengaruhi sel telur, indung telur, atau sistem reproduksi, melakukan tindakan pembekuan sel telur sebelum melakukan perawatan medis adalah cara mempertahankan kesuburan. Sebab, beberapa perawatan kanker dapat membahayakan kesuburan perempuan.
    Misalnya, kemoterapi dan radiasi, yang secara tidak sengaja dapat merusak atau menghancurkan sel telur di ovarium bersamaan dengan kanker.
  3. Memberikan kesempatan untuk hamil yang sehat di kemudian hari
    Membekukan sel telur dapat menjaga kemudaan dan kesehatannya. Oleh karena itu, setiap perempuan memiliki kesempatan yang lebih baik untuk kehamilan yang sehat di kemudian hari.
  4. Menawarkan lebih banyak fleksibilitas untuk perencanaan keluarga di masa depan
    Fungsi pembekuan sel telur adalah memberikan perempuan kontrol yang lebih besar. Dengan menyimpan sel telur mereka pada tahap kesuburan yang optimal, perempuan dapat mengejar aspirasi pribadi dan profesional mereka tanpa harus terburu-buru dalam memulai keluarga. Misalnya, mereka dapat menunda kehamilan hingga mereka merasa lebih siap secara finansial, emosional, atau saat kondisi kehidupan lebih stabil. Ini memberi perempuan kebebasan berkarier, menyelesaikan pendidikan, atau bepergian tanpa khawatir penurunan kesuburan.
  5. Meningkatkan peluang keberhasilan kehamilan
    Tujuan proses pembekuan sel telur telah terbukti meningkatkan peluang terjadinya kehamilan yang sukses. Sel telur beku memiliki kualitas setara dengan yang segar sehingga memberi peluang pembuahan dan implantasi yang sama. Hal ini terutama bermanfaat bagi wanita yang mengalami penurunan kualitas sel telur akibat usia atau kondisi medis tertentu.

Kapan waktu yang tepat menjalani egg freezing?

Menurut laman Alodokter, egg freezing idealnya dilakukan oleh perempuan berusia 20–35 tahun, karena pada kisaran usia inilah sel telur berada dalam kualitas dan jumlah terbaik. Wanita yang membekukan 10–20 sel telur sebelum usia 35 tahun memiliki peluang hingga 70 persen untuk bisa menjalani kehamilan yang sehat hingga melahirkan.

Karena seiring dengan bertambahnya usia, kualitas sel telur juga akan ikut menurun. Hal ini dapat menyebabkan perempuan dengan usia yang lebih tua menjadi lebih sulit hamil atau menjalani kehamilan yang berisiko tinggi.

Untuk menghindari berbagai risiko tersebut, perempuan pada usia subur yang ingin menunda kehamilan, melahirkan, atau memiliki kondisi kesehatan tertentu, bisa melakukan egg freezing. Tujuannya untuk mengawetkan sel telur yang masih baik kualitasnya, sehingga jika wanita tersebut ingin hamil nantinya, ia masih memiliki sel telur dengan kualitas sehat.

Bagaimana proses egg freezing?

Proses egg freezing perlu melewati beberapa tahapan, yaitu:

  1. Pembekuan sel telur memakan waktu berbulan-bulan karena ada banyak tes yang harus dilakukan untuk mendeteksi penyakit tertentu, seperti HIV atau hepatitis.
  2. Setelah itu, memasuki proses persiapan yang mirip dengan proses persiapan prosedur bayi tabung. Ini meliputi pemberian suntikan hormon dan obat-obatan untuk proses pematangan sel telur.
  3. Apabila sekitar 6–15 sel telur sudah matang, proses selanjutnya adalah pengambilan sel telur dari ovarium menggunakan alat khusus yang akan dimasukkan melalui vagina. Pada proses ini, kamu akan diberikan anestesi umum.
  4. Sel telur yang sudah diambil akan dibekukan dengan prosedur vitrifikasi (vitrification) untuk selanjutnya disimpan agar bisa digunakan di kemudian hari. Umur simpan sel telur yang sudah dibekukan biasanya maksimal 10 tahun.
  5. Saat ingin menggunakannya nanti, sel telur tersebut akan dicairkan dan yang masih utuh akan dipertemukan dengan sel sperma agar terjadi proses pembuahan.
  6. Setelah dibuahi, barulah calon zigot ini akan ditanam kembali ke dalam rahim.

Perlu diingat, metode egg freezing juga memiliki beberapa risiko efek samping, seperti bisa menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovarium, infeksi, dan perdarahan saat proses pengambilan sel telur dari ovarium. Selain itu, tidak ada jaminan juga bahwa metode egg freezing pasti berhasil. Oleh sebab itu, jika ingin untuk melakukan egg freezing, harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. [*]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terpopuler

ORDER MERCHANDISE

Bingung cari konten yang aman untuk anak?
 
Dapatkan rekomendasi menarik dan berikan pendapatmu di Screen Score!
Ilustrasi melatih anak bicara/Bukbis Ismet Candra Bey/digitalMamaID