digitalMamaID – Anak-anak penyintas kekerasan perlu mendapat dukungan agar pulih. Tidak hanya bantuan jangka pendek, tetapi juga menyiapkan fondasi yang kokoh untuk menyongsong mesa depan.
Dalam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan anak-anak yang merupakan penyintas kekerasan, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) bekerja sama dengan Yayasan Samahita Bersama Kita, Universitas Pendidikan Indonesia dan Asosiasi Pusat Studi Wanita/Gender dan Anak Indonesia (ASWGI) meluncurkan Program Penguatan Resiliensi dan Peningkatan Kapasitas Anak Penyintas Kekerasan. Program ini bertujuan untuk memberikan dukungan holistik yang meliputi pemulihan psikologis, pendidikan, serta penguatan kapasitas bagi anak-anak yang mengalami dampak traumatis dari kekerasan.
Tidak hanya bertujuan untuk memberikan bantuan jangka pendek, program ini juga membangun fondasi yang kokoh bagi para penyintas untuk meraih masa depan yang lebih baik. Program ini diselenggarakan dengan berkolaborasi dengan berbagai mitra di daerah dan nasional.
Tiga komitmen
Direktur Yayasan Samahita Bersama Kita Bunga Astiti menjelaskan, program ini berkomitmen pada tiga hal penting. Pertama, pendampingan psikologis berupa penyediaan layanan konseling dan pendampingan untuk membantu anak-anak mengatasi dampak psikologis dari kekerasan yang mereka alami.
Kedua, pendidikan dan penguatan keterampilan. Memberikan program pendidikan khusus dan pelatihan keterampilan sehingga mereka bisa mandiri dan memiliki bekal untuk menyongsong masa depan yang lebih baik.
Ketiga, advokasi dan perlindungan. Advokasi hak-hak anak penting dilakukan untuk memastikan anak-anak penyintas kekerasan seksual mendapatkan perlindungan yang layak sesuai hukum.
Bunga mengatakan, rangkaian program dimulai dengan tahap penilaian kebutuhan (need assessment) kepada 38 anak di Bandung Raya dan 25 anak di Kota/Kabupaten Cirebon. Dilanjutkan channeling dengan stakeholder pemerintah wilayah Bandung Raya serta pemerintah Kota/kabupaten Cirebon. Dinas yang dituju ke wilayah Bandung Raya adalah Dinas Pendidikan Jawa Barat, Dinas Pendidikan Kota Bandung, Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Barat, Dinas P2KBP3A, Dinas P3AP2A, UPTD TPA. Untuk wilayah Kota/Kabupaten Cirebon adalah Dinas PPKBP3A, Dinas Sosial, Dinas Ketenagakerjaan, Bapelitbangda, Dinas Pendidikan.
Hasil kegiatan need assessment dan channeling kemudian menjadi acuan dalam menyusun perencanaan kegiatan pelatihan untuk kelompok anak penyintas kekerasan di Bandung Raya dan Cirebon. Kegiatan pelatihan bertujuan untuk meningkatkan life skill atau keterampilan hidup. Baik berupa soft skill (keterampilan interpersonal dan intrapersonal) maupun hard skill (keterampilan teknis).
Lebih percaya diri
Kegiatan pelatihan ini berupaya untuk meningkatkan kepercayaan diri dan meningkatkan pemahaman serta pemanfaatan tentang dunia digital sebagai ruang yang aman. Materi dalam pelatihan ini membahas berbagai materi seperti berekspresi melalui musik, mengenal jenis-jenis emosi, workshop content creator dan penggalian potensi diri. Para narasumber merupakan para ahli dibidangnya seperti tim dosen Universitas Pendidikan Indonesia, ICT Watch, Seluas Tanah Merah dan lainnya. Seluruh kegiatan tersebut telah dilaksanakan di Cirebon dan di Bandung pada Juni 2024.
“Selepas pelatihan, anak itu jadi percaya diri walaupun keluarganya itu tidak harmonis, saya sangat berterima kasih atas apa yang diberikan oleh pihak-pihak semuanya,” kata salah seorang orangtua anak penyintas kekerasan seksual yang mengikuti program ini.
Program Penguatan Resiliensi dan Peningkatan Kapasitas Anak Penyintas Kekerasan ini ditutup dengan kegiatan Gelar Karya Anak. Kegiatan ini digelar serentak di wilayah Bandung Raya dan Cirebon pada Senin, 8 Juli 2024. Pada kegiatan ini peserta menjadi Duta Pelapor jadi Pelopor sebagai apresiasi perjuangan mereka untuk pulih dan bangkit kembali. Kegiatan Gelar Karya menjadi ajang bagi para anak penyintas kekerasan untuk unjuk bakat seperti menari, bermusik, hadroh dan melukis.
Seluruh pelaksanaan kegiatan di wilayah Cirebon dilakukan berkolaborasi dengan WCC Mawar Balqis. Lembaga ini aktif mendampingi anak-anak penyintas kekerasan di wilayah Cirebon.
Selain itu dalam mengimplementasikan program ini, Yayasan Samahita Bersama Kita juga berkolaborasi dengan pihak pemerintah dan komunitas lokal. Hal ini bertujuan untuk mendorong upaya membangun lingkungan yang aman dan nyaman agar anak terlindungi. Kolaborasi ini menjadi kunci keberhasilan kami dalam memberikan dampak yang positif bagi anak-anak yang kami layani.
“Kami mengundang semua pihak untuk bersama-sama mendukung dan mengkampanyekan pentingnya perlindungan anak dan upaya pemulihan bagi mereka yang mengalami kekerasan. Bersama-sama, mari kita berkontribusi untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi anak-anak penyintas kekerasan,” tutur Bunga. [*]