digitalMamaID – Kekerasan dan perkawinan anak masih menjadi masalah serius di Indonesia. Memperingati Hari Anak Nasional 2023, Rutgers Indonesia menyerukan agar seluruh tradisi yang melanggengkan bahaya ini harus dihentikan.
Meski tak menyebut angka pastinya, Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak atas Pengasuhan dan Lingkungan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Rohika Kurniadi Sari menyebut data kementerian menunjukkan kasus kekerasan dan perkawinan anak masih jadi keprihatinan nasional. “Ini menjadi kewajiban bersama. Kami pemerintah dan lintas masyarakat tentu mengedepankan partisipasi anak, serta akan terus melakukan upaya untuk menurunkan permasalahan ini. Karena dampaknya memperngaruhi ketahanan bangsa kita,” katanya saat membuka diskusi Dare to Lead and Speak Up: Stop Kekerasan dan Perkawinan Anak yang diselenggarakan oleh Rutgers Indonesia di Bandung, Rabu, 20 Juli 2023. Kegiatan ini diselenggarakan atas dukungan Power to You(th) dan Generation Gender (Gen-G).
Melalui siaran pers, Country Representative Rutgers Indonesia Restu Pratiwi mengatakan, “Saya mengajak teman-teman untuk berani menentang norma dan tradisi yang melanggengkan praktik berbahaya ini. Semua ini adalah tugas kita bersama untuk melindungi hak-hak anak kita dan memastikan mendapat hak pendidikan yang berkualitas dan menyadari potensi mereka sepenuhnya.”
Acara untuk memperingat Hari Anak Nasional 2023 ini dihadiri oleh Kepala Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3AKB) Provinsi Jawa Barat Ema Kusumah Cahyaningsih, Direktur Yayasan Semak, Komisi Perempuan Indonesia (KPI) untuk wilayah Jabar Ibu Rina Nurhayati, Ulama Perempuan Muda Rahima, Tim Akselerasi Pembangunan Jabar dan Orang Muda, JAJ Youth, serta Forum Kesehatan Remaja Desa (FKRD) Garut dan Cianjur.
Pembahasan mengenai berbagai topik terkait perkawinan anak, antara lain mekanisme perlindungan anak dan perempuan di Jawa Barat; substansial PERDA No. 2 Tahun 2023 tentang Pemberdayaan dan Perlindungan Perempuan; peran penting anak, remaja dan orang muda untuk pencegahan kekerasan dan perkawinan anak; orasi suara anak, remaja dan orang muda untuk mewujudkan stop kekerasan dan perkawinan anak menjadi diskusi hangat pada sesi talkshow. Acara ini juga mendorong dialog terbuka antara remaja, orang muda, dan para pemangku kebijakan.
Peringatan Hari Anak Nasional merupakan ajang titik kumpul bagi masyarakat untuk bersatu melawan perkawinan anak dan kekerasan berbasis gender dan seksual, termasuk untuk menciptakan ruang aman dan kolaborasi antar anak, remaja dan orang muda dalam menyampaikan gagasan, tuntutan, dan kebutuhan pencegahan perkawinan anak dan KBGS, yang akan menjadi kekuatan mereka dalam mewujudkan masyarakat adil gender dan bebas dari kekerasan kepada pemangku kebijakan terkait.
Rutgers Indonesia, dengan dukungan inisiatif Program Power to You(th) dan Generation-Gender (Gen-G), terus berkomitmen pada misinya untuk mempromosikan Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi serta pencegahan Kekerasan Berbasis Gender dan Seksual, termasuk pencegahan perkawinan anak, dalam upaya menciptakan masa depan di mana setiap anak dapat tumbuh dan berkembang tanpa rasa takut. [*]