digitalMamaID – Apakah Mama salah satu penggemar tontonan mukbang? Atau justru pembuat konten mukbang? Konten Mukbang punya dampak positif dan negatifnya, lho!
Mukbang merupakan Bahasa Korea yang biasa diucapkan dengan “mook-bong atau “moak-bahng”. Istilah mukbang diambil dari kata “muk-ja” yang berarti “ayo makan” dan kata “bang-song” yang berarti “siaran”.
Istilah mukbang ini untuk menggambarkan orang-orang yang menyiarkan dirinya sendiri melalui internet sambil makan. Dilansir dari Distractify, pertama kali mukbang ditayangkan di AfreecaTV yang merupakan layanan live streaming yang berbasis di Korea Selatan.
Sementara di Indonesia mukbang diartikan sebagai tontonan orang makan dalam jumlah besar. Familiar dengan konten seperti ini?
Mukbang yang populer
Saat ini konten kuliner mukbang menjadi sebuah fenomena yang berkembang pesat. Konten ini memiliki popularitas yang cukup besar dibanding konten lain yang beredar di YouTube maupun media sosial Instagram. Hampir semua video-video mukbang seringkali mendapatkan jutaan hingga puluhan juta penonton. Dengan viewers yang besar dan subscriber yang meningkat, tidak heran jika para youtuber menjadikan konten mukbang sebagai konten andalan mereka.
Meski mukbang sebelumnya adalah siaran acara makan-makan, sekarang dalam kenyataannya berubah menjadi aktivitas menyantap makanan dalam porsi raksasa. Ada pula yang menampilkan makanan dengan level pedas luar biasa. Hal ini terjadi karena para pembuat konten ingin menampilkan sesuatu yang beda dan unik dari pembuat konten lain.
Fenomena ini yang kemudian memunculkan sejumlah selebriti internet yang terkenal. Tidak hanya laki-laki, perempuan pun banyak yang melakukan mukbang ini. Sebut saja Ria Sukmawijaya atau dikenal dengan channel YouTube Ria SW sudah membuat konten kuliner sejak tahun 2016. Ria memiliki 4,11 juta subscribers dengan konten seputar mie dan makanan pedas.
Ada pula Magda atau Mgdalenaf, food bloggers ternama Indonesia yang terkenal dengan konten mukbang makan mie goreng dengan 200 cabai. Ia juga membuat konten makan seblak super pedas.
Banyak alasan para youtuber membuat konten mukbang. Selain karena bayaran yang didapat, popularitas, peluang bekerja sama dengan brand yang dipromosikan, juga daya tarik bagi orang yang menontonnya menjadi kepuasan tersendiri bagi si pembuat konten.
Namun fenomena makan besar ini telah memunculkan banyak perbedaan pendapat dalam hal kesehatan dan kesejahteraan pembuat konten. Berikut dampak positif dan negatif dari mukbang yang dirangkum dari berbagai sumber.
Dampak positif
Tidak dimungkiri, menonton video makan besar ini menjadi hiburan tersendiri. Konten semacam ini bisa bermanfaat untuk:
1. Mengatasi kesepian.
Konten mukbang bisa menjadi daya tarik bagi siapa saja yang merasa sepi atau sendiri, terutama di waktu makan. Menonton video mukbang merasa seperti memiliki teman makan.
2. Mengurangi stress
Stress bisa disebabkan banyak hal. Dengan menonton hiburan di internet bisa menjadi salah satu cara mengatasinya. Mukbang memberikan tontonan yang menghibur untuk mengalihkan stress dan rutinitas sehari-hari.
3. Meningkatkan nafsu makan
Beberapa riset menyebutkan, orang yang menonton video mukbang mengalami peningkatan nafsu makan. Kemungkinan disebabkan pelepasan hormon serotonin, endorfin dan doparmin yang membuat si penonton bahagia dan termotivasi untuk makan.
4. Pengalaman virtual
Konten ini memberikan pengalaman virtual yang memungkinkan penonton mengenal makanan tertentu atau dari budaya berbeda tanpa secara nyata mengonsumsinya. Hal ini membantu memperluas wawasan makanan terutama jika memiliki ketertarikan makanan yang sama.
Dampak negatif
Selain dampak positif, konten mukbang menyimpan dampak negatif. Ini utamanya terkait masalah kesehatan bagi pelaku mukbang serta penontonnya, yaitu:
1. Gangguan kesehatan fisik
Mengonsumsi makanan dalam jumlah besar dalam waktu singkat secara rutin bisa menyebabkan obesitas, gangguan pencernaan, obesitas dan masalah kardiovaskuler.
2. Memicu gangguan makan
Tren makan besar ini bisa memicu gangguan makan secara berlebihan bagi yang menonton maupun si pelaku mukbang sendiri, yang disebut birge eating disorder atau sulit mengatur porsi makan. Bahkan lebih parahnya bisa menyebabkan bulimia bila pelaku mukbang terobsesi untuk memperoleh berat badan ideal.
3. Pola makan yang tidak sehat
Tontonan mukbang kebanyakan mengonsumsi makanan tidak sehat atau terlalu pedas. Hal ini bisa ditiru oleh penonton yang rentan terhadap gangguan makan.
4. Pemborosan makanan
Dengan mempertontonkan makanan dalam jumlah yang besar dan hanya ditujukan untuk hiburan, mukbang dianggap buang-buang makanan.
5. Masalah kesehatan mental
Memproduksi konten mukbang yang menghibur dan menarik bisa menjadi beban tersendiri bagi si penbuat konten. Belum lagi tekanan untuk menjaga penampilan fisik sesuai dengan citra yang dibangun di dunia media.
Setelah mengetahui dampak positif dan negatifnya, apakah Mama tertarik terjun menjadi pembuat konten mukbang? Semoga penjelasan di atas bisa bermanfaat dalam memilih tontonan yang baik.[*]