Waspadai Sitting Disease, Dampak Buruk Duduk Terlalu Lama

Share

Pernahkah Mama menghitung berapa jam dalam sehari yang dihabiskan untuk berbagai aktivitas yang dilakukan sambil duduk? Bekerja di depan komputer, mengendarai mobil, makan, menemani anak belajar, nonton televisi, binge-watch drama seri kesayangan, belanja online, dan seterusnya. Awas hati-hati dengan sitting disease!

Teknologi yang semakin canggih telah menghadirkan hidup yang semakin mudah. Banyak urusan selesai dengan gadget di tangan. Sambil duduk pun semua urusan beres. Kita jadi melakoni sedentary lifestyle atau gaya hidup yang tidak banyak bergerak dan tidak banyak mengeluarkan energi. Gaya hidup ini meningkatkan risiko terkena sitting disease.

Sitting disease merupakan istilah yang dibuat oleh komunitas ilmiah untuk merujuk sindrom metabolik dan efek buruk dari gaya hidup yang terlalu banyak duduk atau kurang bergerak. Tubuh manusia dirancang untuk bergerak. Namun, kemajuan teknologi yang pesat mulai mengurangi aktivitas fisik manusia. Pekerjaan berat dilakukan oleh teknologi, orang menjadi tidak aktif.

Menurut penelitian Mayo Clinic, 50-70% orang menghabiskan enam jam atau lebih untuk duduk. Sekitar 20-35% menghabiskan 4 jam atau lebih setiap hari untuk menonton televisi.

Sementara Juststand.org menyebut, rata-rata orang menghabiskan setidaknya 12 jam sehari untuk beraktivitas dalam posisi duduk. Aktivitas itu termasuk saat berkegiatan di kantor, di sekolah, berkendara, menonton televisi, dan aktivitas lain yang dilakukan sambil duduk. Hal itu rupanya cukup berbahaya bagi kesehatan. Ketidakaktifan fisik ini menjadi faktor keempat yang menyebabkan kematian secara global.

Kalau setiap hari berolah raga apakah sudah cukup menghindarkan diri dari risiko sitting disease ini? Sayangnya tidak. Meski olah raga teratur sesuai anjuran dokter, tidak cukup menghindarkan diri dari efek negatif duduk terlalu lama. Waktu yang dihabiskan untuk berolahraga tidak bisa mengganti waktu yang habis untuk duduk. The Whole U, University of Washington menyebut, bukan hanya berolah raga saja yang penting. Tetapi juga bagaimana memanfaatkan waktu lain di luar olah raga itu. Penting untuk mengurangi waktu yang dipakai untuk duduk.

Dampak buruk duduk terlalu lama

Duduk yang terlalu lama bisa menimbulkan efek negatif bagi tubuh, antara lain:

1. Kaki dan otot lemah

Duduk sepanjang hari membuat kita tidak menggunakan otot tubuh bagian bawah untuk menahan badan. Otot menjadi lemah dan rawan cedera.

2. Berat badan bertambah

Saat bergerak, otot melepaskan molekul seperti lipoprotein lipase yang membantu memproses lemak dan gula. Ketika lebih banyak waktu dihabiskan untuk duduk, pelepasan molekul-molekul ini berkurang. Menurut penelitian, akan meningkatkan risiko dan bagian belakang tubuh semakin melebar.

3. Sakit pinggang dan pinggul

Pinggang dan pinggul akan menderita jika terlalu lama duduk. Duduk membuat fleksor pinggul memendek. Posisi duduk yang tidak benar juga dapat melukai punggung.

4. Cemas dan depresi

Risiko depresi dan kecemasan lebih tinggi pada orang yang lebih banyak duduk. Bisa jadi karena kurangnya kebugaran yang mempengaruhi kesehatan mental.

5. Risiko kanker

Studi menunjukkan, duduk dalam waktu lama dapat meningkatkan risiko jenis kanker tertentu, termasuk kanker paru-paru, rahim, dan usus besar. Namun, alasannya tidak sepenuhnya jelas.

6. Penyakit jantung

Terlalu banyak duduk berpotensi menyebabkan penyakit kardiovaskular. Menurut para ahli, orang yang lebih banyak duduk memiliki risiko 147 persen lebih tinggi untuk menderita serangan jantung atau stroke.

7. Risiko diabetes

Orang yang lebih banyak duduk memiliki risiko diabetes 112 persen lebih tinggi. Dalam satu studi yang mengamati efek pada orang yang hanya istirahat di tempat tidur selama lima hari, menunjukkan peningkatan resistensi insulin yangmerupakan tanda diabetes.

8. Varises

Duduk dalam waktu lama dapat menyebabkan darah menggenang di kaki. Hal ini dapat menyebabkan varises, atau vena laba-laba (versi yang lebih kecil dari varises). Meskipun umumnya tidak membahayakan, tetapi kondisi ini tidak sedap dipandang.

9. Deep Vein Thrombosis (DVT)

DVT adalah jenis gumpalan darah yang paling sering terjadi di kaki. Jika bagian dari gumpalan ini pecah, maka aliran darah ke bagian tubuh lain seperti paru-paru terputus, sehingga menyebabkan emboli paru. Ini adalah keadaan darurat medis yang dapat menyebabkan komplikasi besar.

10. Bahu dan leher kaku

Seperti halnya kaki, pantat, dan punggung bawah, bahu dan leher juga akan kaku karena duduk terlalu lama. Terutama jika posisi duduk membungkuk memandangi layar komputer.

Setiap dua jam yang dihabiskan untuk duduk, menumpuk 352 kalori lebih banyak dibandingkan orang yang berdiri. Jadi Mama, sepadat apapun aktivitas, jangan lupa berdiri! Langkah kecil yang membuat tubuh lebih sehat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terpopuler

ORDER MERCHANDISE

Bingung cari konten yang aman untuk anak?
 
Dapatkan rekomendasi menarik dan berikan pendapatmu di Screen Score!
Ilustrasi melatih anak bicara/Bukbis Ismet Candra Bey/digitalMamaID