Sejak pandemi dimulai, video conference menjadi salah satu sarana penting untuk berkomunikasi dengan orang lain, baik untuk bekerja, belajar, maupun berbagai aktivitas yang lain. Selain beresiko menyebabkan kelelahan alias zoom fatigue, mengikuti video conference juga bisa menimbulkan kecemasan tersendiri, entah kita berperan sebagai pembicara maupun sekadar peserta. Bagaimana agar kita bisa tampil maksimal di video conference untuk meninggalkan kesan yang baik tentang diri kita? Yuk, simak beberapa tips di bawah ini!
Gunakan pencahayaan yang baik
Usahakan ada cahaya dari depan yang cukup terang agar wajah kita terlihat lebih jelas. Cahaya alami dari jendela di siang hari akan terlihat lebih baik di depan kamera. Jika tidak memungkinkan, pasang lampu di belakang perangkat yang kita gunakan menghadap ke wajah. Lampu selfie yang dipasang di gawai juga bisa menjadi solusi pencahayaan. Hindari pencahayaan hanya dari belakang tubuh kita karena akan membuat wajah kita menjadi gelap.
Posisikan kamera sejajar mata atau lebih tinggi
Pengambilan sudut dari atas atau sejajar umumnya menghasilkan figur yang lebih flattering. Gunakan setumpuk buku untuk mengganjal laptop atau pasang smartphone pada tripod yang bisa diatur ketinggiannya.
Perhatikan framing kamera
Sebelum video call dimulai, coba dulu duduk posisikan diri di depan kamera. Pastikan wajah kita tidak terpotong. Menunjukkan tubuh dari perut ke atas akan memberi kesempatan lebih banyak bagi lawan bicara untuk membaca sinyal non-verbal kita, termasuk misalnya gerakan tangan kita ketika menjelaskan sesuatu. Namun, jangan pula duduk terlalu jauh karena hal ini bisa menimbulkan kesan kurang peduli.
Gunakan pakaian yang sesuai
Selain memberikan kesan yang baik, pakaian yang kita gunakan juga bisa bermanfaat untuk meningkatkan kepercayaan diri.
Gunakan filter
Beberapa platform video conference menawarkan filter untuk mempercantik tampilan video kita. Di platform Zoom tersedia fitur ‘Touch Up My Appearance’ yang memberikan efek soft. Fitur ini bisa diakses dari menu Settings > Video > My Video > Touch up my appearance.
Perhatikan latar belakang
Hindari latar belakang yang berantakan atau terlalu banyak barang. Pilih sudut dengan latar belakang yang sederhana dan minimalis agar perhatian lawan bicara akan lebih fokus pada diri kita. Latar belakang dinding putih polos memang terlihat sederhana, tetapi menampilkan sedikit sentuhan personal di latar belakang justru bisa menjadi nilai tambah untuk penampilan kita.
Di beberapa platform kita juga bisa memilih untuk menggunakan virtual background. Pastikan gambar yang dipilih pun tidak mengandung terlalu banyak corak dan elemen yang dapat mengurangi fokus lawan bicara.
Hindari audio feedback
Mengandalkan mikrofon dan speaker laptop bisa menyebabkan timbulnya audio feedback atau echo yang tidak nyaman didengar. Menggunakan headset selama conference bisa menghindarkan kita dari problem ini.
Amankan faktor pengganggu
Semua akan maklum jika balita kita tiba-tiba menyelonong masuk ke ruang tempat kita sedang mengikuti video conference. Namun, ketika kita sedang harus menyampaikan presentasi, hal-hal seperti ini bisa mengganggu konsentrasi. Usahakan ada pengasuh lain yang bisa menemani anak-anak dan mengamankan faktor-faktor lain yang bisa mengurangi kelancaran video conference yang sedang berjalan.
Persiapan sebelum live
Pastikan kita sudah tampil sempurna sebelum mulai join percakapan. Jangan menggunakan webcam saat conference berlangsung untuk memeriksa make up, merapikan rambut, atau membetulkan pencahayaan. Nyalakan platform conference beberapa menit lebih awal dan gunakan preview untuk memeriksa penampilan, audio, mikrofon, dan video kita.
Jika kita menggunakan koneksi internet bersama, periksa juga apakah ada pengguna lain yang sedang menggunakan layanan yang membutuhkan bandwidth besar karena hal ini bisa berpengaruh pada kualitas streaming kita.
Arahkan pandangan ke bulatan kamera
Kontak mata adalah elemen penting dari komunikasi. Agar pembicaraan kita lebih mengena pada lawan bicara, arahkan pandangan kita tepat ke arah bulatan kamera agar lawan bicara merasakan bahwa kita sedang memandang mereka. Abaikan wajah-wajah yang ada di layar di hadapan kita, termasuk wajah kita sendiri.
Melihat ke arah kamera dalam jangka waktu lama memang akan terasa tidak natural karena secara alamiah kita akan ingin melihat ke wajah lawan bicara atau memperhatikan mimik kita sendiri. Namun, dengan latihan yang cukup, hal ini bisa menjadi kebiasaan.
Lebih fokus pada konten
Sebuah survey oleh Highfive menunjukkan bahwa lebih dari setengah responden mengkhawatirkan penampilan daripada konten yang akan mereka sampaikan. Hal-hal yang menjadi perhatian termasuk rambut, kantung mata, gigi, ekspresi wajah, keriput, dan lainnya. Padahal, survey yang sama juga menunjukkan bahwa orang lebih terganggu pada kualitas konten yang disampaikan dalam video conference daripada penampilan. Untuk menghindari self-conscious yang berlebihan, sembunyikan video diri sendiri dari layar.
Siapkan materi dengan baik sebelum conference dimulai. Jika diperlukan, kita bisa meletakkan catatan-catatan penting di dekat perangkat yang digunakan. Jangan lupa berlatih hingga lancar.
Tahu kapan harus mematikan kamera dan mikrofon
Secara umum, partisipan yang sedang tidak mendapat giliran bicara sebaiknya menyetel mikrofonnya dalam mode mute. Penggunaan kamera umumnya bergantung pada kebutuhan dan kesepakatan. Jika kamera memang harus dinyalakan, sebaiknya kita tetap mematikannya sebentar ketika melakukan hal-hal yang bisa menjadi distraksi seperti berpindah ke ruang lain sambil membawa perangkat atau makan sesuatu di tengah acara.
Mulai dengan senyuman dan lambaian tangan
Vanessa van Edwards, pendiri Science of People, memberikan tips untuk membangun koneksi dan kepercayaan dengan partisipan video call dengan cara mengawali conference dengan lambaian tangan dan senyuman yang dengan seketika bisa mencairkan suasana di antara peserta.
Gunakan gerakan tangan
Studi menyatakan bahwa orang yang menggunakan gerakan tangan saat berbicara akan memberikan kesan lebih energetik, hangat, dan menyenangkan. Pelajari dan latih beberapa gerakan tangan yang berguna dalam percakapan seperti mengurutkan angka, penekanan, atau menunjukkan sesuatu.
Video conference sepertinya masih akan bertahan cukup lama sebagai media komunikasi dalam berbagai aspek kehidupan kita. Tak ada salahnya mempelajari strategi dan kebiasaan baru agar kita dapat menggunakannya secara lebih efektif. Selamat mencoba!