Evaluasi Screen Time Anak: Konten, Konteks, dan Kondisi

Share
Semakin hari, anak-anak kita menghabiskan waktu yang lebih lama di depan layar berbagai perangkat media elektronik. Sebagai orang tua, hal ini mungkin menimbulkan kekhawatiran tersendiri. Beberapa organisasi kesehatan telah mengeluarkan panduan seputar penggunaan media termasuk American Academy of Pediatrics (AAP) dan badan PBB World Health Organisation (WHO), yang dibuat berdasarkan durasi ideal screen time yang diperbolehkan untuk anak setiap hari. Namun, menggunakan istilah “screen time sebenarnya telah menggeneralisasi penggunaan perangkat media oleh anak. Kenyataannya, tidak semua screen time dapat dinilai dengan standar yang sama.

Berdasarkan sensus Common Sense Media pada anak berusia 8-18 tahun, penggunaan screen time mereka dapat dikategorikan menjadi empat kelompok berikut ini.

  1. Konsumsi pasif – menonton televisi/video, mendengarkan musik, membaca
  2. Konsumsi interaktif – bermain game dan browsing di internet
  3. Komunikasi video call dan menggunakan media sosial
  4. Kreasi konten – menggunakan perangkat untuk menciptakan produk digital seperti membuat karya seni, coding, atau menulis
Penggunaan media bisa mendatangkan dampak negatif maupun positif bagi anak. Dengan menggunakan istilah umum “screen time“, menonton video musik di YouTube selama 30 menit disamaratakan dengan menuliskan jurnal perjalanan di blog dengan durasi waktu yang sama. Padahal, keduanya memiliki hasil dan manfaat yang berbeda bagi anak.

Prinsip 3K dalam Penggunaan Media

Alih-alih menanyakan berapa jam durasi ideal screen time untuk anak dalam sehari, Mama bisa menggunakan kriteria 3K yang diadaptasi dari prinsip 3C oleh Lisa Guernsey berikut ini untuk mengevaluasi penggunaan media oleh anak, baik melalui televisi, telepon pintar, tablet, maupun laptop.

1. Konten

Konten media yang baik didesain untuk mendukung proses pembelajaran anak. Mengevaluasi media, baik itu berupa serial TV, film, aplikasi, atau pun video, memang bukan pekerjaan yang mudah. Salah satu cara yang dapat Mama lakukan adalah membaca ulasan, terutama dari organisasi atau lembaga khusus yang mengeluarkan rating dan ulasan media. Berikut beberapa sumber dalam bahasa Inggris (EN) maupun Indonesia (ID) yang bisa Mama akses untuk membaca ulasan seputar media:
  • Common Sense Media (EN), mengeluarkan rating dan ulasan untuk film, serial televisi, buku, aplikasi, dan game.
  • JTREVIEW (ID), mengeluarkan rating dan ulasan untuk film-film yang sedang diputar di bioskop tanah air dengan menilai kesesuaian film untuk empat kategori penonton: kids, teens, youth, dan adults.  
  • NXG Indonesia (ID), mengeluarkan ulasan untuk beberapa game yang sedang populer (tidak sering diperbarui).
Selain itu, orang tua juga harus mengajukan sendiri pertanyaan-pertanyaan kritis seputar media yang dikonsumsi anak, misalnya:
  • Apakah media tersebut bersih dari unsur kekerasan, pornografi, perjudian?
  • Apakah tokoh atau karakter dalam media tersebut memodelkan perilaku dan kepribadian yang positif?
  • Apakah media tersebut didesain untuk memancing pertanyaan, komentar, dan diskusi dalam kehidupan nyata?
  • Apakah media tersebut mewadahi anak untuk berkreasi, berimajinasi, atau bereksplorasi?
  • Apakah media tersebut mengandung hal positif yang saya cari dari seorang guru bagi anak di sekolah?

Beberapa pertanyaan lainnya dapat Mama temukan di tulisan kami yang lain seputar tips memilih aplikasi untuk anak.

2. Konteks

Rutinitas sehari-hari yang diterapkan dengan teratur dapat mendukung perkembangan fisik dan intelektual anak. Setiap anak memerlukan aktivitas fisik, interaksi sosial, dan tidur yang cukup setiap hari. Tiga aktivitas ini cukup rentan terganggu oleh penggunaan media yang berlebihan. Menemukan titik keseimbangan antara penggunaan media dengan aktivitas lain dalam keseharian adalah salah satu tugas orang tua di era digital.
Beberapa hal yang dapat Mama gali seputar penggunaan media yang seimbang dalam keluarga antara lain:
  • Apakah televisi sering dinyalakan meskipun tidak ada yang menontonnya?
  • Apakah media digunakan sebagai aktivitas untuk menenangkan anak sebelum tidur?
  • Apakah kita sebagai orang tua meluangkan waktu untuk menonton atau bermain bersama anak menggunakan media?
  • Apakah ada kesempatan dalam keluarga untuk mendiskusikan apa yang telah anak tonton atau mainkan?
  • Apakah ada gawai di meja makan yang mengurangi intensitas percakapan antara anggota keluarga?
  • Apakah orang tua menjelaskan aktivitas penggunaan medianya sendiri pada anak?

3. Kondisi Anak

Setiap anak adalah individu yang unik. Misalnya, anak yang cenderung lebih sensitif secara emosional akan memberikan respon yang lebih kuat atas sebuah kisah dibandingkan dengan anak yang lain. Karena itu, buku atau film yang cocok untuk satu anak belum tentu cocok untuk anak lainnya. Setiap media bisa menimbulkan efek yang berbeda pada anak.

Beberapa pertanyaan yang dapat Mama ajukan antara lain:

  • Apakah setelah menggunakan media tersebut, keterampilan anak dalam hal motorik, bahasa, ataupun sosial meningkat?
  • Apakah anak merasa terganggu ketika melihat konten media tersebut?
  • Apakah anak terdorong untuk mengucapkan atau mengatakan sesuatu setelah menggunakan media?
  • Apakah anak menemukan saluran ekspresi diri lewat media tersebut?
  • Apakah anak mengalami bullying dan peer-pressure ataukah mampu menjadikan media tersebut sebagai sarana interaksi sosial yang positif?
  • Apakah anak tahu kapan waktunya berhenti?

Untuk  dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, orang tua tentu harus lebih terlibat ketika anak menggunakan perangkat media. Bagaimana caranya?

Keterlibatan Orang Tua dalam Penggunaan Media

Setiap keluarga memiliki keunikan dalam hal rutinitas, kebutuhan akan media, juga kondisi setiap anggotanya. Kami percaya tidak ada solusi yang benar-benar universal untuk menentukan berapa lama sebaiknya media digunakan atau konten apa saja yang dibutuhkan untuk setiap keluarga. Namun, satu hal yang dapat disepakati bersama adalah pentingnya keterlibatan orang tua dalam penggunaan media oleh anak.
Beberapa prinsip yang dapat Mama terapkan sehari-hari antara lain:
  • Meluangkan waktu untuk menikmati media bersama-sama. Movie night sekeluarga atau game night bersama ayah, menarik bukan? Jika tidak sempat, setidaknya luangkan waktu untuk bertanya pada anak tentang apa yang telah dibaca, ditonton, dimainkan, atau dibuatnya di perangkat medianya hari ini.
  • Mendorong, menekankan, dan menerapkan aturan seputar media balance. Misalnya, di rumah bisa disepakati aturan no gadget saat makan bersama keluarga. (Baca juga: Perjanjian Penggunaan Gawai untuk Keluarga)
  • Meneladankan penggunaan media dalam keseharian. Ceritakan hal-hal positif yang biasanya kita lakukan menggunakan perangkat media. Pastikan anak melihat bahwa kita bersedia mematikan perangkat untuk menikmati waktu bersama keluarga. Ketika kita terpaksa harus menggunakan media saat bersama anak, jelaskan pada mereka tentang keperluannya.
  • Dorong kreativitas anak. Selain media sosial, ada banyak platform media digital bagi anak untuk menyalurkan bakat dan hobi mereka. Arahkan anak untuk lebih banyak melakukan aktivitas produktif daripada konsumtif menggunakan perangkat media.
Membiarkan anak menikmat “screen time” tanpa rasa bersalah? Anda bisa!

3 thoughts on “Evaluasi Screen Time Anak: Konten, Konteks, dan Kondisi

  1. Pingback: Podcast untuk Anak, Sebuah Panduan untuk Orang Tua

  2. Pingback: Ketika Screen Time Lebih Menarik dari Apapun - digitalMamaID

  3. Pingback: Ketika Screen Time Lebih Menarik dari Apapun - navyleTECH

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *