Panduan Screen Time untuk Anak Usia Dini

Share

Mulai usia berapa anak boleh menggunakan perangkat teknologi? Berapa lama balita boleh menonton televisi ? Gadget apa saja yang boleh dikenalkan pada anak usia dini?

Jika Mama memiliki anak usia balita, pertanyaan-pertanyaan di atas mungkin seringkali menjadi sumber keresahan Mama sebagai orang tua di era digital. Selama beberapa tahun terakhir, rekomendasi dari American Academy of Pediatrics (AAP) tentang pembatasan screen time untuk anak usia dini menjadi salah satu rujukan yang paling sering digunakan oleh kalangan orang tua di seluruh dunia. Menurut AAP, pembatasan ini diperlukan karena usia balita merupakan tahapan yang penting bagi pertumbuhan otak dan pembangunan hubungan sosial anak. Penggunaan media secara berlebihan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan dan tumbuh kembang termasuk obesitas, kurang tidur, serta terlambatnya perkembangan aspek kognitif, bahasa dan sosial/emosional pada anak.

Rekomendasi AAP dipublikasikan pertama kali pada tahun 1999, ketika bentuk media yang tersedia di rumah tangga kebanyakan hanya terbatas pada televisi. Pada tahun 2011, AAP menambahkan media online dan perangkat-perangkat terbaru seiring dengan perkembangan teknologi. Awalnya, AAP menyatakan aturan no screen time untuk anak di bawah dua tahun dan maksimum dua jam per hari untuk anak usia 2-5 tahun. Namun, panduan ini diwarnai dengan pro dan kontra. Pihak yang kontra menyatakan bahwa panduan ini lebih banyak mengacu pada studi-studi lama tentang dampak negatif televisi yang memang membuat anak hanya menjadi penonton pasif. Panduan ini dianggap kurang mengindahkan hasil studi tentang dampak positif dari media masa kini yang cukup banyak diantaranya bersifat edukatif dan interaktif.

Setelah melewati diskusi dengan berbagai pihak dan mempertimbangkan hasil-hasil riset terbaru tentang screen time untuk anak, pada bulan Oktober 2016 yang lalu AAP akhirnya memperbarui panduannya. Rekomendasi sebelumnya hanya menekankan pada lamanya waktu di depan layar dan cenderung menggeneralisir semua media. Kini, aspek yang dipertimbangkan jauh lebih luas. Konten yang ditayangkan juga menentukan apakah suatu program layak dikonsumsi oleh anak-anak kita. AAP juga menekankan pentingnya orang tua untuk berperan aktif dan berinteraksi dengan anak selama menggunakan di depan layar.

Panduan Screen Time untuk Anak Usia Dini

Rekomendasi Screen Time untuk Anak Usia Dini

Berikut rekomendasi AAP mengenai screen time untuk anak di bawah 5 tahun berdasarkan kategori usia:

  • Untuk anak usia di bawah 18 bulan, hindari media apa pun selain video chatting.
  • Untuk anak usia 18-24 bulan, pilih program berkualitas tinggi dan gunakan bersama anak. Jangan biarkan anak menggunakan media sendirian.
  • Untuk anak usia 2-5 tahun, batasi penggunaan media maksimum 1 jam per hari dan dampingilah mereka. Bantu mereka memahami apa yang sedang mereka lihat dan bagaimana menerapkannya di dunia nyata.

AAP juga menyarankan beberapa rekomendasi yang dapat diterapkan secara umum untuk keluarga:

  • Anak-anak dapat mempelajari teknologi dengan cepat, jadi orang tua tidak perlu merasa terburu-buru harus memperkenalkan teknologi sejak dini.
  • Hindari program yang terlalu cepat karena sulit dipahami oleh anak, juga yang mengandung konten kekerasan.
  • Matikan televisi dan perangkat lain jika tidak sedang digunakan.
  • Jangan membiasakan media menjadi satu-satunya cara untuk menenangkan anak.
  • Awasi semua konten media dan aplikasi yang digunakan anak. Tonton dan coba sendiri sebelumnya, lalu gunakanlah bersama-sama dengan anak.
  • Terapkan zona bebas media termasuk kamar tidur, waktu makan, dan waktu bermain bersama, yang berlaku baik bagi anak maupun orang tua.
  • Jangan gunakan layar apa pun 1 jam sebelum waktu tidur, dan singkirkan semua perangkat dari kamar sebelum tidur.
  • Aturlah penggunaan media di rumah, misalnya dengan membuat perjanjian penggunaan gadget untuk keluarga.

Dalam panduan ini, AAP juga menekankan  bahwa perilaku orang tua dalam menggunakan teknologi dan media sangat mempengaruhi perilaku anak. Jadi, jangan sampai lupa untuk mengatur dulu screen time diri kita sendiri sebelum membuat aturan untuk anak ya, Mama.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *