Review Buku Media Moms and Digital Dads

Share

 

Apakah Mama terkadang khawatir karena si kecil telah terpapar berbagai media dan teknologi sejak dini? Apa saja pengaruh media untuk tumbuh kembangnya? Apa yang dapat kita lakukan untuk menjaganya ketika ia sudah mengenal internet dan media sosial? Kali ini, digitalMamaID menyajikan review buku Media Moms and Digital Dads – Menjadi Orang Tua Bijak di Era Digital karya Yalda Uhls. Banyak dari pertanyaan Mama seputar dampak teknologi dan media pada anak akan terjawab di buku ini.

Berangkat dari Kekhawatiran

Yalda T. Uhls, MBA, Ph. D adalah seorang psikolog dan peneliti di bidang media dan anak. Sebelumnya, ia pernah berkecimpung sebagai eksekutif studio film di Hollywood. Ia juga seorang ibu dari dua anak remaja yang tumbuh di era digital. Kombinasi pengalaman ini memberi Yalda pandangan yang unik tentang dampak media pada anak.

Dalam bahasa aslinya, buku ini mengusung tagline “A Fact-Not-Fear Approach“. Buku ini memang berangkat dari kekhawatiran banyak orang tua tentang perubahan dunia media dan teknologi digital yang begitu cepat. Mama mungkin sudah merasakan sendiri, bagaimana kita terkadang kewalahan dalam mendampingi anak-anak menggunakan media. Dalam buku ini, Yalda membahas beberapa bentuk media dan teknologi untuk bayi hingga remaja, mulai dari televisi, telepon seluler, internet, media sosial, hingga video game. Setelah mengupas berbagai isu yang beredar seputar media tersebut, Yalda menuliskan rekomendasi bagi para orang tua tentang aturan dan batasan yang sebaiknya diterapkan bagi anak-anak dalam menggunakannya.

Media untuk Anak Sesuai Tahapan Usia

Di bagian pertama dari buku ini dibahas tentang aturan penggunaan media untuk bayi dan balita. Jika Mama pernah merasa bersalah meninggalkan anak di depan televisi demi mencuri-curi waktu untuk mandi, ada baiknya Mama membaca bab ini, ya. Dijelaskan pula tentang pengaruh media dan teknologi terhadap otak dan kemampuan sosial anak-anak maupun orang dewasa. Tahukah Mama bahwa otak kita pun masih terus berubah sesuai lingkungan? Dunia digital tidak hanya membawa perubahan bagi anak-anak, namun juga bagi kita, orang tuanya.

Bagian kedua buku ini membahas satu hal yang telah menjadi bagian penting dari kehidupan remaja masa kini: media sosial. Kita diajak untuk mencoba memahami perilaku remaja di media sosial, yang kadang membuat kita sebagai orang tua geleng-geleng kepala. Misalnya, mengapa mereka senang sekali selfie dan memamerkannya di dunia maya? Dengan mencoba memahami anak-anak kita, akan lebih mudah bagi kita untuk memandu mereka menggunakan media sosial dengan aman dan sehat.

Rekomendasi

Tidak hanya berguna untuk orang tua, buku ini juga cocok dibaca oleh para guru dan pengambil kebijakan di sekolah. Di bagian ketiga dari buku ini, dibahas tentang aplikasi media dan teknologi digital dalam proses belajar, baik secara individu maupun di dalam kelas. Ada banyak pelajaran yang bisa dipetik dari proyek-proyek yang telah berlalu terkait teknologi untuk sekolah. Program satu murid satu komputer misalnya, ternyata tidak terbukti mampu meningkatkan kemampuan akademik siswa. Hasil yang lebih memuaskan didapatkan ketika fokus ditujukan pada guru. Ketika para guru dilatih secara konsisten untuk memaksimalkan perangkat teknologi dalam kelas, kemampuan siswa pun meningkat.

Salah satu kekuatan dari buku ini adalah dipaparkannya hasil dari berbagai penelitian ilmiah sebagai landasan dari rekomendasi yang disarankan. Terasa sekali latar belakang penulis sebagai psikolog dan peneliti. Mama boleh saja tidak setuju dengan beberapa rekomendasinya, ya. Tapi, kita diajak belajar untuk mengambil keputusan berdasarkan fakta ilmiah, bukan sekedar mitos belaka. Misalnya, banyak beredar video yang diiklankan dapat meningkatkan kemampuan berbahasa pada bayi. Nyatanya, berdasarkan penelitian, di tahun pertama bayi perlu melihat wajah dan mendengar bahasa secara langsung dari orang di sekitarnya untuk bisa belajar.

Penelitian-penelitian ilmiah di buku ini ditulis dalam bahasa populer, jadi Mama tak perlu khawatir akan kesulitan membacanya. Selain fakta ilmiah, Yalda juga menyelipkan beberapa pengalaman pribadinya yang membuat buku ini terasa lebih dekat dengan permasalahan kita sehari-hari. Di akhir setiap bahasan juga disampaikan intisari dan saran praktis yang langsung dapat Mama terapkan bersama anak-anak di rumah.

Satu hal yang perlu diingat ketika membaca buku ini adalah bahwa penulis tinggal di USA dan sebagian besar penelitian yang dituliskan pun dilakukan di sana. Jadi, mungkin ada beberapa hal yang kurang sesuai dengan norma, budaya, maupun kondisi anak-anak di Indonesia. Tapi, sebagian besar dari prinsip-prinsip yang dituliskan dapat diterapkan secara universal.

Rekomendasi-rekomendasi yang disarankan dalam buku ini menekankan pada seimbangnya aktivitas dunia maya dan dunia nyata. Namun, secara umum penulis cenderung memandang media dan teknologi secara positif. Dampak negatif yang mungkin timbul, misalnya kecanduan, hanya mendapat porsi pembahasan yang sedikit. Akan tetapi, penulis tidak lupa menekankan pentingnya orang tua untuk cermat dalam memilihkan media untuk anak dan membuatkan aturan mainnya.

Nah, demikianlah review buku Media Moms and Digital Dads ala digitalMamaID. Setiap keluarga memang memiliki prinsip pengasuhan dan kondisi anak yang berbeda-beda. Namun, buku ini dapat dijadikan salah satu sumber referensi untuk menyusun aturan bermedia di keluarga kita. Yuk, jadi ibu yang lebih proaktif mendampingi anak-anak kita di era digital. Selamat membaca!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terpopuler

ORDER MERCHANDISE

Bingung cari konten yang aman untuk anak?
 
Dapatkan rekomendasi menarik dan berikan pendapatmu di Screen Score!
Ilustrasi melatih anak bicara/Bukbis Ismet Candra Bey/digitalMamaID