Intip Cara Raditya Dika dan Anissa Aziza Mengurangi Screen Time Anak

Share

digitalMamaID – Libur sekolah sebentar lagi, Mama! Setelah ujian sekolah, akhirnya tibalah waktu liburan. Masa libur yang cukup panjang ini sering membuat orangtua bingung mencari variasi kegiatan untuk anak. Ketika bosan, anak biasanya meminta screen time lebih lama karena merasa sedang berlibur.

Banyak orangtua khawatir jika anak terlalu banyak screen time. Hal ini juga dirasakan pasangan selebritas Raditya Dika dan Anissa Aziza. “Waktu anak-anak usia 2–3 tahun, saya dan Anissa mulai berpikir mengurangi screen time karena pengaruh negatifnya mulai terlihat,” cerita Radit dalam talkshow bersama LEGO Indonesia di 23 Paskal Shopping Centre, Bandung, 12 Desember 2025.

Cara Radit dan Anissa mengurangi screen time adalah dengan mengajak anak-anaknya, Alea dan Aca, memperbanyak permainan dan aktivitas motorik halus. “Sejak itu kami banyakin kegiatan seperti menggunting, melipat kertas, dan salah satunya bermain LEGO,” lanjutnya.

Permainan seperti LEGO, menurut keduanya, dapat mengalihkan anak dari distraksi layar dengan kegiatan yang aktif. Mereka mengaku saat ini screen time anak-anak hanya seminggu sekali dan menunjukkan banyak perkembangan positif. “Perubahannya kelihatan banget ya, kreativitasnya meningkat, juga cara berpikir mereka,” kata Anissa.

Selain bermanfaat untuk anak, bermain LEGO bersama keluarga juga berdampak positif untuk seluruh anggota keluarga. “Kami mempelajari studi yang menyebutkan bahwa bermain bersama anak selain seru, juga bisa mempererat bonding keluarga,” kata Yulia Suraatmaja, Senior Brand Manager dan Site Lead Indonesia Marketing LEGO Group, kepada awak media.

Belajar kesabaran

Ada banyak cara orangtua menyisipkan nilai-nilai kehidupan kepada anak. Radit dan Anissa melihat, bermain bersama anak dapat menjadi salah satu caranya. “Dari sebuah buku parenting yang pernah saya baca, salah satu nilai yang harus diajarkan kepada anak adalah sabar. Ini sulit, apalagi di tengah banyaknya konten video-video pendek,” jelas Radit.

Menurutnya, mengajarkan kesabaran tidak bisa dilakukan hanya lewat penjelasan. “Kita nggak bisa ngajarin sabar ke anak pakai penjelasan rumit, pasti nggak akan didengerin. Tapi bermain bisa jadi salah satu cara efektif,” lanjutnya.

Radit menilai bermain LEGO membantu anak belajar sabar dan memaknai proses. “Main LEGO tuh kan harus baca dulu, lihat lokasi bricks-nya, lalu disusun satu-satu. Semua ada prosesnya,” katanya.

Selain lewat bermain, Radit dan Anissa juga menerapkannya dalam aktivitas sehari-hari. Ketika anak meminta sesuatu, mereka berusaha tidak langsung mengabulkannya agar anak belajar menghargai proses.

Setelah anak bisa menghargai proses, secara tidak langsung mereka juga mendapatkan manfaat lain: rentang fokus yang makin panjang. “Ternyata fokus anak-anak jadi lebih panjang, hasil dari proses menyusun LEGO tadi,” ujar Radit.

Pameran LEGO di Bandung

Saat ini LEGO Group Indonesia mengajak keluarga di Bandung untuk mengisi liburan dengan datang ke LEGO Holiday Event di 23 Paskal Shopping Centre. Acara yang berlangsung dari 11 Desember 2025 hingga 11 Januari 2026 ini menampilkan instalasi raksasa berupa pohon natal dari 298.000 bricks LEGO. Ada juga diorama LEGO City dari komunitas Bandung LEGO User Club.

Selain itu, tersedia berbagai aktivitas seru seperti booth permainan gratis, spot foto, hingga area khusus untuk menyusun LEGO. Mama tertarik? [*]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terpopuler

ORDER MERCHANDISE

Bingung cara ajak anak diskusi soal bahaya online tanpa menghakimi? 

Dapatkan solusi anti-panik untuk mengatasi hoaks, cyberbullying, dan mengatur screen time dalam Panduan Smart Digital Parenting