Jangan Sepelekan Cacingan pada Anak!

Ilustrasi cacingan/Science Photo Library
Share

digitalMamaID — Kisah pilu balita 4 tahun bernama Raya asal Sukabumi akibat infeksi cacing gelang menjadi pengingat penting. Cacingan pada anak bukan hal sepele!

Cacing sepanjang 15 cm keluar dari hidung dan mulutnya, sementara ratusan lainnya keluar dari saluran kemaluan dan anus. Kejadian ini membuka mata, infeksi cacing bisa berujung sangat fatal jika tidak segera ditangani.

Apa itu cacingan dan kenapa anak rentan?

Menurut Klikdokter, cacingan adalah infeksi parasit di saluran pencernaan yang menyerap nutrisi penting dari tubuh anak. Akibatnya, tumbuh kembang bisa terhambat serius. Anak-anak berusia 5–10 tahun paling rentan, karena sering bermain di tanah, jarang cuci tangan, dan belum sepenuhnya paham menjaga kebersihan.

Dalam kasus berat, seperti Raya, larva cacing bisa menyebar ke organ vital lain termasuk otak hingga menyebabkan kejang, penurunan kesadaran, bahkan kematian.

Jenis cacing yang sering menginfeksi anak

Mama perlu tahu jenis cacing yang paling sering menyerang anak:

  1. Cacing Kremi (Enterobius vermicularis)
    Telurnya menempel di tangan atau kuku anak saat bermain tanah. Kalau tertelan, cacing akan berkembang di usus. Gejalanya khas: rasa gatal di anus, terutama malam hari, karena cacing betina keluar untuk bertelur.
  2. Cacing Gelang (Ascaris lumbricoides)
    Masuk lewat makanan atau minuman yang terkontaminasi. Pada infeksi berat, bisa migrasi ke paru-paru sehingga anak batuk dan susah bernapas. Bahkan bisa keluar lewat mulut, hidung, atau kemaluan, seperti kasus Raya.
  3. Cacing Pita (Taenia sp.)
    Menular lewat daging mentah atau setengah matang. Cacing ini bisa tumbuh panjang di usus dan menyerap banyak nutrisi, membuat anak mudah sakit, lesu, dan kurang gizi.
  4. Cacing Tambang (Necator americanus & Ancylostoma duodenale)
    Masuk lewat kulit, biasanya dari kaki anak yang tidak pakai alas. Begitu masuk, cacing menempel di usus dan menghisap darah, menyebabkan anemia berat dan menghambat pertumbuhan.

Gejala cacingan yang harus diwaspadai

Dilansir dari Alodokter, tanda-tandanya antara lain:

  • Keluarnya cacing dari anus, feses, mulut, atau hidung
    Ini tanda infeksi sudah parah dan butuh penanganan segera.
  • Gangguan pencernaan: mual, muntah, diare, atau sembelit
    Karena cacing mengganggu kerja usus dan menyerap sari makanan.
  • Gatal di anus, terutama malam hari
    Gejala khas cacing kremi, biasanya bikin anak susah tidur.
  • Berat badan turun drastis tanpa sebab jelas
    Nutrisi tubuh “dicuri” cacing sehingga anak tampak kurus dan lemah.
  • Kulit pucat, lesu, dan mudah lelah
    Bisa jadi tanda anemia akibat cacing tambang yang menghisap darah.
  • Batuk, sesak napas, atau radang tenggorokan
    Terjadi kalau cacing gelang sudah berpindah ke paru-paru.
  • Ruam atau gatal di kulit
    Bisa muncul kalau cacing masuk lewat kulit.
  • BAB berdarah
    Gejala serius, biasanya karena cacing gelang merusak dinding usus.

Kalau Mama menemukan gejala ini, jangan tunda lagi. Segera bawa anak ke dokter.

Bahaya komplikasi jika tidak ditangani

Infeksi cacing bukan cuma bikin anak “enggak nafsu makan”. Dampaknya bisa sangat serius, antara lain:

  • Malnutrisi: tubuh anak kekurangan gizi sehingga tumbuh kembang terhambat.
  • Anemia berat: cacing tambang menghisap darah, membuat anak pucat dan lemas.
  • Penyumbatan usus: terlalu banyak cacing bisa bikin usus tersumbat.
  • Gangguan organ vital: larva bisa ikut aliran darah menuju paru-paru, jantung, bahkan otak.
  • Kejang dan kematian: dalam kasus parah, larva sampai ke otak (cysticercosis) dan mengancam nyawa.

Cara efektif mencegah cacingan pada anak

Pencegahan jauh lebih mudah daripada pengobatan. Mama bisa lakukan hal-hal ini:

  1. Biasakan anak cuci tangan pakai sabun
    Setelah bermain, sebelum makan, dan setelah dari toilet. Ini cara paling ampuh mencegah masuknya telur cacing.
  2. Potong kuku secara teratur
    Kuku panjang jadi tempat telur cacing menempel. Kalau anak ngemil dengan kuku kotor, telur cacing bisa ikut tertelan.
  3. Selalu pakai alas kaki
    Terutama saat main di luar rumah. Ini mencegah cacing tambang masuk lewat kulit kaki.
  4. Cuci bersih sayur dan buah
    Telur cacing bisa menempel di permukaan sayur/buah yang kotor. Jangan lupa cuci dengan air mengalir.
  5. Jaga kebersihan rumah, seprai, dan handuk
    Telur cacing bisa bertahan lama di lingkungan lembap. Rutin ganti seprai dan handuk penting banget.
  6. Bersihkan kotoran hewan peliharaan
    Karena bisa jadi sumber parasit yang menular ke anak.
  7. Rutin beri obat cacing
    WHO menyarankan anak usia 1–12 tahun diberi obat cacing 1 kali setahun, atau tiap 6 bulan di daerah endemik.

Pengobatan cacingan pada anak

Kalau si kecil sudah terinfeksi, dokter biasanya meresepkan obat cacing seperti albendazole, mebendazole, praziquantel, ivermectin, atau pyrantel pamoate. Obat tersedia dalam bentuk sirup maupun tablet kunyah sehingga mudah diberikan pada anak.

Penting juga untuk mengulangi pemberian obat setiap 6 bulan agar tidak terjadi reinfeksi. Dan bila gejala tak kunjung membaik, segera konsultasikan ke dokter anak.

Kisah tragis Raya seharusnya jadi alarm keras bagi kita semua. Cacingan bukan sekadar penyakit ringan, melainkan ancaman nyata bagi masa depan anak. Dengan menjaga kebersihan, memberi obat cacing rutin, dan peka terhadap gejala, Mama bisa melindungi buah hati dari bahaya yang sering dianggap sepele ini. [*]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terpopuler

ORDER MERCHANDISE

Bingung cara ajak anak diskusi soal bahaya online tanpa menghakimi? 

Dapatkan solusi anti-panik untuk mengatasi hoaks, cyberbullying, dan mengatur screen time dalam Panduan Smart Digital Parenting