Hai, Mama! Sudah lama ya aku tidak bercerita di sini…
Kali ini aku ingin bercerita tentang kisah temanku. Perempuan manis ini bercerita padaku tentang ia dan temannya. Singkat cerita, temanku ini sebut saja namanya Risa, sedang dalam kondisi kepepet dan ada beberapa tagihan. Ia mencari jalan bagaimana caranya dalam kondisi seperti ini, ia tetap membayar tepat waktu. Akhirnya ia membuka lemarinya dan memutuskan untuk menjual beberapa tas dan jam tangan bermerk yang ia miliki ke temannya. Kebetulan temannya memiliki online shop barang-barang branded preloved. Kita panggil saja ia Lusi, ya.
Akhirnya dengan kepercayaan yang tinggi kepada Lusi, Risa membungkus dan mengirimkan tas-tas dan jam tangan miliknya. Berharap jika Lusi jualan secara live katanya akan cepat laku. Tanpa pikir panjang dan tanpa menanyakan rules titip jual, akhirnya barang-barang Risa sampai di keesokan harinya. Malamnya barang-barang Risa langsung di tawarkan melalui live di salah satu platform jualan digital. Risa memantau dan alhamdulillah ada beberapa yang berminat dan menawar.
Karena acara live nya cukup lama, Risa tidak menonton sampai acaranya selesai. Seminggu kemudian, Risa menanyakan kabar barang-barang nya itu, Lusi menjawab, “Baru ada yang nanya-nanya aja, mbak.”
Tak lama kemudian saudaranya ini menanyakan harga pasti jika suatu saat nanti ada yang mau membeli barang-barangnya Risa. Akhirnya Risa memberikan harga pasti dari barang-barangnya itu.
Risa menitipkan tas-tas dan jam nya di awal bulan Januari 2024. Setiap Risa tanya, Lusi selalu slow respon dan bilang kalau ia kemarin sakit jadi tidak sempat live. Dia bilang kalau barang-barang Risa dititipkan di tempat preloved lain supaya cepat laku karena Lusi tau kalau Risa sedang sangat membutuhkan uang.
Karena Lusi selalu slow respon dan tidak ada kabar berkelanjutan, akhirnya dengan berat hati, Risa memohon kepada Lusi untuk mengembalikan tas-tas dan jam nya itu padanya. Sesaat setelah Risa mengirimkan pesan tersebut lewat WhatsApp kepada Lusi, beberapa hari kemudian, kurang lebih Lusi menjawab ia merasa seperti dikejar-kejar. Banyak yang titip jual ke dia dengan barang yang lebih banyak dari Risa tapi mereka tenang dan percaya pada Lusi. Sampai hari ini aku bercerita di sini, belum ada kelanjutan cerita tentang status barang-barang Risa. Sosial media Risa di-hide oleh Lusi, sehingga Risa tidak bisa melihat aktifitas jualan Lusi yang memang sering diabadikan di story.
Menurut Mama, apakah Risa berlebihan? Kalau menurut aku sih, tidak ya. Setauku Risa menanyakan barangnya tidak pernah setiap hari, selalu berjarak. Seminggu sekali, dua minggu bahkan tiga minggu sekali. Setauku aturan titip jual di beberapa online shop kenalanku, jika barang sudah 14 hari tapi belum laku, barangnya akan dikembalikan ke pemilik dengan ongkos kirim dibebankan kepada pemilik barang.
Terakhir, aku bertanya pada Risa, “Jadi gimana, Ris? Masih mau diperjuangin? Secara kan kamu udah di-hide, terus jawaban chat terakhir kurang ngenakin hati kamu, ya.”
Risa menjawab, “Yo wis lah, Ve. Aku males ribut. Aku ikhlas kan saja, aku anggap ilang, walau sedih.”
Eye-V