digitalMamaID – Praktik judi online di Indonesia semakin marak. Hal ini terjadi akibat aksesnya yang semakin mudah dan meluas. Bisakah kecanduan judi online dihentikan?
Makin banyak orang terjebak judi online. Public figure dan sosial media yang banyak digemari anak-anak muda dan ibu rumah tangga pun kerap mempromosikan judi online. Dengan hanya bermodalkan smartphone dan uang puluhan ribu saja, orang-orang sudah bisa mengakses judi online.
Dilansir dari CNBC, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mencatat transaksi judi online di tiga bulan pertama, selama kuartal I – 2024 sudah mencapai 101 triliun, melonjak drastis sejak tahun 2017. Persoalan judi online memang mengkhawatirkan, bahkan kecanduan judi diklasifikasikan sebagai gangguan mental dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder (DSM -5).
Menurut Adjie Santosoputro, praktisi pemulihan batin sehat mental, hidup damai dan bahagia melalui jalan kesadaran mengatakan, perilaku kecanduan judi online itu sebenarnya masalah psikologis.
“Orang yang kecanduan judi itu sulit menyadari bahwa dirinya mengalami masalah. Meskipun kecanduannya itu sampai membuat hancur relasinya, keuangannya, kesehatan mentalnya, hancur kondisi psikologisnya. Dia tetap sulit menyadari mengakui bahwa dirinya mengalami masalah,” tuturnya disampaikan lewat YouTube channel-nya.
Perilaku pecandu judi online
Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM 5), ada beberapa ciri perilaku orang-orang yang sudah kecanduan judi online, diantaranya:
-
Asyik berjudi
Pertama, asyik berjudi, dia ingin berjudi pakai uang yang lebih banyak, lebih banyak lagi.
-
Emosi tidak terkendali
Kesulitan berhenti judi bahkan seringkali emosinya menjadi tidak stabil, sering marah-marah terutama ketika dia berhenti, setiap kali cemas, setiap kali sedih, setiap kali stress, larinya ke judi.
-
Mengejar kekalahan
Nah, yang parah adalah dia cenderung mengejar kekalahannya dengan berusaha mendapatkan kembali uangnya dengan terus bermain judi. Jadi bisa dibayangkan ketika mengejar kekalahan itu dan ternyata kalah lagi. Berapa banyak uang yang dikeluarkan untuk bertahan.
-
Berbohong
Demi tetap bisa berjudi online, ia rela berbohong.
-
Melakukan tindakan-tindakan kejahatan
Mulai mencuri atau melakukan tindakan-tindakan kejahatan agar memiliki uang untuk judi .
-
Relasi tidak sehat
Berdampak ke relasi dengan pasangan dan keluarga menjadi tidak sehat. Pekerjaan juga menjadi berantakan.
-
Tergantung orang lain
Ketergantungan dengan orang lain supaya memiliki uang untuk judi atau untuk bayar hutang atau untuk bayar kekalahannya. Uang yang dia dapatkan dari berhutang kepada orang lain itu digunakan lagi-lagi untuk judi.
“Orang yang kecanduan judi itu susah mengendalikan keinginan berjudinya. Meskipun dia sudah tahu kecanduan judinya itu membuat hidupnya berantakan tidak karuan. Ternyata manusia itu bukan hanya bisa kecanduan alkohol atau substant, tapi manusia juga bisa kecanduan judi, kecanduan kekuasaan, kecanduan sosial media dan sebagainya,” ungkap lulusan Psikologi UGM itu.
Empat tahap menjadi pecandu
Kecanduan judi itu ada tahapannya, dikatakan kecanduan setelah melewati beberapa fase, tidak ujug-ujug nyandu begitu saja. Menurut Illinois Institute for Addiction Recovery itu ada empat tahap atau empat fase sebelum kecanduan judi:
Fase winning
Fase Winning atau tahap menang, di tahap awal-awal ini orang yang berjudi seringkali menang. Jika judi online, biasanya platform akan dengan sengaja membuat orang tersebut menang terlebih dahulu di awal dan mendapatkan uang banyak. Fase ini membuat orang tersebut gembira dan punya sudut pandang positif terhadap judi bahkan bisa membuat dia percaya, dia berbakat judi, jadi kemudian akan sering bermain judi dan bertaruh lebih banyak lagi.
Fase losing
Kedua adalah fase losing, tahap kalah. Ketika menjadi semakin asyik bermain judi, biasanya orang tersebut mulai meminjam uang, menunda pekerjaannya, berbohong dengan pasangannya, berbohong dengan keluarganya. Di sinilah awal mula mulai terjerat hutang, karena mulai mengejar kekalahannya untuk bisa mendapatkan kembali uang yang kalah tersebut dan terus berjudi.
Fase desperation
Fase ketiga adalah fase desperation atau fase tahap putus asa. Dimana fase ini orang tersebut sudah sangat sulit mengendalikan diri untuk berjudi, dia merasa malu, bersalah karena berjudi tapi dia pun tidak bisa menghentikan dirinya untuk berjudi, bahkan ada yang sampai mencuri, melakukan kejahatan. Di fase ini dampak kecanduan judi mulai dialami, dampaknya mulai dari kehilangan pekerjaan, konflik relasi, bahkan bisa jadi karena kejahatan yang dilakukan bisa sampai di penjara.
Fase hopeless
Terakhir adalah fase hopeless, di tahap ini orang tersebut merasa tidak punya harapan lagi. Ini adalah tahap paling terpuruk, paling bawah. Dia mulai percaya tidak ada orang yang peduli dengan hidupnya, bahkan tidak ada lagi yang bisa membantu, bahkan orang di fase ini, dia sudah tidak peduli lagi dirinya hidup atau mati. Mungkin akan kecanduan hal lainnya, yang akhirnya justru menambah masalah dihidupnya dengan kecanduan alcohol atau narkoba. Dalam rangka bisa lari dari masalah kecanduan judinya, lari dari masalahnya dan menghilangkan sakit secara psikisnya. Di tahap ini orang bahkan punya keinginan untuk bunuh diri.
Mengatasi kecanduan judi online
Lalu bagaimana cara untuk menghentikan kecanduan judi online? Menurut Adjie, sebenarnya banyak tips terapi psikologi untuk membantu menghentikan kecanduan judi terutama judi online, salah satunya adalah beranikan diri ke profesional. Di salah satu buku berjudul Brain Lock Free Yourself from Obsessive-Compulsive Behavior, karya Dokter Jeffrey M. Schwartz ada empat tips untuk menghentikan kecanduan judi:
-
Reliable
Tahap ini atau di langkah ini orang tersebut diminta menyadari, melabeli dorongan keinginan judi itu sebatas keinginan. Jadi ketika muncul keinginan tersebut, orang itu diminta untuk melatih menyadari bahwa ini sebatas keinginan, bukan keharusan, sebatas keinginan yang tidak harus dipuaskan. Walau tidak dipuaskan juga tidak apa-apa.
-
Reattribute
Langkah ini orang tersebut diminta kurangi untuk menyalahkan diri sendiri dan pelan-pelan sadari bahwa dirimu bukanlah keinginan judi. Kamu terpisah berjarak dengan keinginan itu dan kamu bukanlah pihak yang pasif, bukanlah pihak yang harus mengikuti memuaskan keinginan itu.
-
Refocus
Ketika keinginan bermain judi online itu muncul alihkan perhatian ke sesuatu yang positif dan sehat mengalihkan ke sesuatu yang positif dan sehat ketika muncul dorongan keinginan untuk main judi online. Lakukan olahraga atau meditasi atau menulis atau menggambar. Apapun yang kamu rasa kegiatan yang positif dan sehat meskipun ketika kamu melakukannya keinginan itu masih ada tidak apa-apa, asal tidak kamu puaskan, tidak kamu ikuti, sadari saja keinginan itu.
-
Revalue
Langkah ini kamu diminta terus berlatih menilai ulang, mengevaluasi ulang keinginan bermain judi online itu. Jika selama ini kamu menganggap bermain judi online itu sebagai sesuatu yang menarik, yang harus dituruti. Sekarang ini mulai sadari, keinginan itu tidak ada nilainya, keinginan Itu netral, keinginan itu bukan sesuatu yang punya kekuatan besar, keinginan itu ya sebatas keinginan seperti awan-awan di langit yang muncul lalu lenyap. Bukanlah sesuatu yang statis, bukan sesuatu yang solid, muncul sadari saja lalu lenyap.
Jika pasangan, kerabat dan keluarga terdeteksi kecanduan judi online tapi kita merasa tidak bisa menghentikannya, bahkan sudah berdampak nyata ke relasi, kondisi keuangan, kondisi emosi, kondisi psikologis, dan berbagai aspek lain dalam hidup, maka Mama harus memberanikan diri. Ajaklah untuk mendapatkan bantuan profesional di bidang kesehatan mental untuk membantu menghentikan kecanduan judi online.
“Ini penting dengan begitu kamu juga bisa mengatasi faktor psikologis, aspek-aspek psikologis lainnya yang mengikuti kecanduan judi online itu. Karena barangkali diikuti oleh berbagai macam faktor yang menjadi penyebabnya, sehingga ketika kamu ke profesional kamu bisa mengatasi juga faktor-faktor yang lainnya. Semoga kamu bisa melalui masalah ini dan kamu tidak terus harus sendirian menghadapi ini,” pungkas Adjie. [*]