Biar ini seperti cerita yang saya tulis entah kepada siapa.
Desember 2021, akhir tahun yang sakit, tapi saya harus tetap bangkit.
Dokter merujuk anak saya ke spesialis jantung anak. Entah apa yang akan saya jalani. Rasanya seperti tersambar petir di siang bolong.
Menurut dokter, anak saya mengalami kebocoran jantung. Detak jantung yang tak beraturan, napas yang berantakan, dan berat badan yang tidak semestinya. Hari itu semuanya berubah.
Mungkin saat ini saya hanya seorang ibu yang sedang melantur. Ibu yang mendambakan keajaiban tiba-tiba turun dari langit memeluk anak saya.
Beberapa kenyataan datang terlalu sulit untuk diterima. Akan tetapi, siapa yang lebih terpukul jika kami menyerah? Saya tidak bisa mengutuk semuanya, melainkan berpasrah pada harapan-harapan yang baik. Jika Tuhan memberi sakit kepada manusia, maka Ia akan memberi kesembuhan sebagai hadiah kan?
Sebagaimana kami semangat, tolong kuatkan putri kami melawan sakitnya. Sebab tak ada yang tak bisa Kau sembuhkan, bahkan jantung yang bocor sekalipun.
Minggu lalu anak saya menjalani tahap awal kateterisasi jantung. Selang tipis dimasukkan lewat paha di pembuluh darah besar menuju jantung. Jantungnya diberhentikan sementara. Alhamdulillah prosesnya berjalan lancar, meskipun itu adalah 2,5 jam terlama dalam hidupku.
Minggu depan, bulan depan, tahun depan, atau entah kapan antrean akan selesai, putri kami Aqila Humaira akan melakukan operasi besar bedah jantung.
Namun, tidak sedetik pun di antara waktu-waktu itu, Engkau tidak ada. Kami tidak bisa menyayangi putri kami sebagaimana caraMu menyayanginya, maka sembuhkanlah ia, Tuhan. Amin ❤
Mama Aqila Humaira (@dwipujiw)