Penggunaan dompet digital atau e-wallet semakin meningkat di masa pandemi ini. Transaksi nontunai selain memudahkan, juga lebih aman bagi kesehatan. Meski di rumah saja, semua kebutuhan dan pembayaran tagihan tetap bisa dipenuhi dengan dompet digital.
Selain dari segi kepraktisan, dompet digital juga menawarkan berbagai promo yang menggiurkan. Tidak heran jika jumlah penggunanya terus meningkat.
Menurut catatan Bank Indonesia, total pembayaran elektronik pada 2019 mencapai Rp 145 triliun atau meningkat empat kali lipat dibanding 2018. Menurut survei Ipsos Marketing Summit Indonesia 2019, penggunaan dompet digital orang Indonesia rata-rata Rp 979.000 per bulan.
Semakin banyak pengguna dan transaksinya, dompet digital pun jadi incaran pelaku penipuan. Pelaku berusaha mengambil alih akun. Begitu berhasil, ia bisa menguasai uang yang tersimpan di sana dan bisa membelanjakannya. Jika password yang digunakan sama, bukan tidak mungkin pelaku bisa masuk ke akun pengguna di layanan lainnya.
Beberapa modus penipuan dompet digital antara lain:
- Meminta One Time Password (OTP) baik lewat chat di aplikasi, telepon, maupun SMS dan Whatsapp dengan iming-iming mendapat hadiah atau pembaruan dan verifikasi akun.
- Pelaku meminta pengguna menghubungi nomor dengan format yang spesifik. Nomor tersebut ternyata untuk mengalihkan nomor telepon. Dengan begitu permintaan kode OTP bisa dikirim ke nomor pelaku.
- Penipuan yang menarget mitra pengemudi online. Pelaku meminta data pribadi agar akun tidak disuspend.
Dosen Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya Fariz Andri Bakhtiar mengatakan, ada adagium yang terkenal di bidang keamanan, yaitu security (keamanan) vs availability (kenyamanan). “Dua hal tersebut sering sekali bertolak belakang. Jika yang satu ditingkatkan, yang lainnya cenderung menurun, begitupun sebaliknya,” tuturnya.
Menemukan keseimbangan di antara keduanya, menjadi tantangan tersendiri. Pada akhirnya penggunaan dompet digital ini menyesuaikannya dengan kebutuhan kita masing-masing. “Praktik ‘sering top-up’ bisa jadi relatif kurang nyaman, tetapi lebih aman. Apabila terjadi pembobolan akun, diharapkan kerugiannya tidak akan terlalu besar,” katanya.
Dos & Don’ts
Ada beberapa hal yang sebaiknya Mama lakukan dan hal-hal yang harus dihindari saat menggunakan dompet digital.
Dos:
- Pantau saldo yang tersimpan di dompet digital. Sebaiknya simpan uang secukupnya, sesuai kebutuhan.
- Cek riwayat transaksi agar transaksi yang tak diinginkan segera terdeteksi.Sebaiknya log out setiap selesai menggunakan aplikasi dompet digital.
- Jika ada hal mencurigakan, segera lapor ke layanan pelanggan.
Don’ts:
- Menyimpan uang dalam jumlah besar untuk mencegah kerugian yang besar pula.
- Menggunakan satu password yang sama dengan email atau layanan lainnya. Gunakan password yang kuat agar sulit diterobos.
- Menggunakan WiFi publik.
- Bertransaksi di luar platform. Misalnya diminta menghubungi nomor tertentu atau mentransfer sejumlah dana. Bisa dipastikan hal itu bertujuan tidak baik.
Semoga Mama terhindar dari tukang copet zaman now ya!