Be Internet Awesome, Panduan Orangtua Menyiapkan Anak Aman Berinternet

Share

Salah satu kegalauan besar yang melanda Mama – juga papa – di era digital ini adalah bagaimana bisa mendampingi anak mengarungi dunia maya yang tampak mengerikan? Ibarat mau pergi ke medan perang tanpa persenjataan yang cukup. Solusinya adalah menguasai literasi digital.

Barangkali Mama masih bingung, sebenarnya literasi digital itu harus seperti apa? Apa saja yang harus dipelajari? Apa saja yang harus disampaikan ke anak? Bagaimana mempelajarinya?

Nah, Mama bisa mengakses sumber-sumber yang bisa menjadi rujukan literasi digital secara gratis. Salah satunya ialah Be Internet Awesome yang diluncurkan oleh Google bekerja sama dengan iKeepSafe, ConnectSafely, dan The Family Online Safety Institute.

Program ini bertujuan agar anak dapat memanfaatkan teknologi digital dengan percaya diri dan aman. Kurikulum ini dapat dimanfaatkan keluarga dan pengajar untuk menciptakan kebiasaan berinternet yang baik.

Program ini menyediakan kurikulum yang berisi rencana pembelajaran, aktivitas, lembar kerja, dan sumber belajar lain berupa video dan game online interaktif yang dapat dimainkan anak. Meskipun kurikulum ini paling cocok digunakan untuk anak-anak kelas 2-6, tetapi para pengajar berpendapat program ini juga bisa diterapkan dan bermanfaat untuk anak-anak yang usianya lebih muda atau juga lebih tua.

Be Internet Awesome atau dalam versi Indonesia disebut dengan Tangkas Berinternet terdiri dari lima topik dasar keamanan dan kewargaan digital (digital citizenship). Berikut lima topik dasar yang bisa menjadi panduan bagi orangtua menyiapkan anak-anak yang percaya diri berselancar di dunia maya:

Hati-hati dalam Berbagi (Cerdas Berinternet)

Anak-anak perlu mengetahui cara untuk menjaga reputasi online mereka dengan memilah hal-hal yang bisa mereka bagikan di dunia maya dan hal yang harusnya menjadi konsumsi pribadi.

Anak-anak harus memahami semua hal di internet yang pernah kita unggah, termasuk foto, video, dan komentar yang kita tinggalkan bisa tertinggal di sana selamanya. Inilah yang disebut dengan jejak digital (digital footprint) yang bisa dicari atau ditemukan orang lain yang tidak mengenal kita sekalipun.

Pikirkan masak-masak sebelum mengunggah sesuatu. Penting untuk mengetahui kapan untuk tidak mengunggah apapun, termasuk tidak bereaksi pada unggahan orang lain, tidak berkomentar, ataupun tidak membagikan sesuatu yang tidak benar.

Anak-anak perlu memahami jenis informasi pribadi yang harus dirahasiakan. Mereka tidak boleh membagi alamat, email, nomor telefon, password, username, ataupun dokumen sekolah dengan orang yang tidak dikenal.

Anak-anak perlu mengerti, orang-orang di dunia maya bisa mempunyai perspektif yang berbeda dengan kita. Orang yang berbeda bisa membuat kesimpulan yang berbeda dari informasi yang sama.

Mereka juga harus mengingat bahwa setiap orang berhak membuat keputusan privasi yang harus dihormati.

Jangan Mudah Tertipu (Cermat Berinternet)

Penting untuk anak menyadari bahwa tidak semua di dunia maya itu benar dan dapat dipercaya. Anak perlu mempelajari bagaimana membedakan informasi yang benar maupun tidak. Mereka perlu belajar menentukan validitas situs dan sumber informasi lainnya.

Anak perlu tahu cara untuk melindungi diri dari berbagai kejahatan yang mungkin dilakukan melalui dunia maya. Misalnya saja penipuan (phising dan scam), pencurian informasi dan identitas, penawaran dan hadiah palsu, dan lainnya.

Jika anak menjadi korban penipuan online, ia harus segera sampaikan kepada orangtua, guru, atau orang dewasa yang ia percaya. Segera ganti password akun tersebut.

Jaga Rahasiamu (Tangguh Berinternet)

Menjaga keamanan informasi pribadi, akun, dan perangkat yang digunakan sama pentingnya dengan menjaga privasi. Maka itu membuat password yang kuat dan tidak membagikannya kepada siapapun merupakan tindakan yang vital. Anak-anak perlu memahami dampak yang ditimpulkan ketika informasi tersebut diketahui orang lain.

Anak juga perlu mengetahui bagaimana setelan yang melindungi pirantinya dari peretasan dan ancaman lainnya. Misalnya dengan menggunakan two-factor authentication, sehingga ketika login selain mengisi username dan password juga akan ada verifikasi via perangkat lain seperti sms atau email.

Jadi Teladan Kebaikan (Bijak Berinternet)

Dunia maya memberikan tantangan yang baru  bagi interaksi sosial, tidak hanya untuk anak-anak, semua orang. Norma sosial lebih sulit dipahami di internet. Anak-anak bisa saling terhubung terus-menerus bisa membawa kenyamanan dan kegelisahan.

Kebaikan dan keburukan bisa menyebar dengan cepat di internet. Penting bagi anak untuk bisa menggunakan empatinya dan mengungkapkan kebaikan. Selain itu, anak perlu mempelajari bagaimana merespons hal buruk, seperti bullying, pelecehan, dan lainnya. Anak perlu tahu bagaimana cara menghindari dan mengatasinya.

Di dunia maya, anak perlu tetap mengikuti “golden rule” yang berlaku di dunia nyata: perlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan. Jangan memposting kata-kata yang tidak akan diucapkan di dunia nyata. Anak-anak perlu belajar untuk memutuskan berkomunikasi yang bijak, mengerti apa yang perlu diucapkan dan bagaimana menyampaikannya.

Tanya Kalau Ragu (Berani Berinternet)

Penting untuk diketahui anak-anak, mereka tidak sendirian. Saat melihat konten yang membuat tidak nyaman, mereka tidak perlu ragu untuk menyampaikannya kepada orangtua atau orang dewasa yang mereka percayai. Orang tua perlu menyediakan lingkungan yangmembuat anak merasa aman dan terbuka untuk berkomunikasi.

Anak perlu didorong untuk bercerita kepada orangtua atau orang dewasa yang mereka percaya saat berhadapan dengan situasi berikut ini:

  • Jika mereka mencurigai ada yang mengetahui akun dan password yang mereka gunakan
  • Jika mereka tidak yakin apakah informasi yang mereka dapatkan adalah scam, atau ketika mereka telah mengalami penipuan
  • Jika ada seseorang yang mengirimkan pesan yang membuat mereka tidak nyaman
  • Jika mereka dihubungi oleh orang yang tidak dikenal dan dicurigai mempunyai niatan tidak baik
  • Jika mereka khawatir telah mengupload informasi yang seharusnya sifatnya untuk konsumsi pribadi

Berani bukan berarti tidak mempunyai rasa takut. Anak perlu tahu, berbicara dengan orang dewasa saat merasa takut atau gugup juga tindakan yang berani.

Kurikulum Tangkas Berinternet bisa diunduh secara gratis. Kurikulum ini menyediakan berbagai aktivitas yang bisa digunakan untuk memperkenalkan konsep-konsep penting dalam berinternet. Sebelum memberikannya pada anak, tentu lebih baik jika Mama mempelajarinya terlebih dahulu. Mama jadi mempunyai bekal yang cukup untuk memandu si buah hati mengarungi dunia maya dengan aman dan percaya diri. Semangat belajar, Mama!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terpopuler

ORDER MERCHANDISE

Bingung cari konten yang aman untuk anak?
 
Dapatkan rekomendasi menarik dan berikan pendapatmu di Screen Score!
Ilustrasi melatih anak bicara/Bukbis Ismet Candra Bey/digitalMamaID