Waspadai Screen Time Sebagai Penyebab Gangguan Tidur Pada Anak

Share

Aktivitas tidur yang cukup dan berkualitas sangat penting untuk mendukung pertumbuhan masa kanak-kanak hingga remaja. Nyatanya, riset menunjukkan bahwa waktu tidur anak dan remaja mengalami penurunan drastis dalam satu abad terakhir. Tertuduh utamanya? Siapa lagi kalau bukan aneka perangkat elektronik dan gawai yang semakin hari semakin mudah ditemukan di tangan anak-anak kita.

Ya, meningkatnya screen time ternyata berhubungan kuat dengan menurunnya waktu tidur anak-anak. Untuk memastikan anak-anak mendapat waktu tidur yang cukup dan berkualitas, Mama sebaiknya mulai mewaspadai screen time sebagai penyebab gangguan tidur pada anak.

Mari kita mulai dengan satu pertanyaan berikut.

Bagaimana sih, tidur yang berkualitas itu?

Tidur yang sehat dan berkualitas pada anak membutuhkan beberapa syarat berikut ini:

  • kuantitas tidur yang cukup, yang mencakup tidur siang sesuai tahapan usia,
  • kualitas tidur yang tidak banyak terinterupsi, dan
  • jadwal tidur yang sesuai dengan waktu biologis tubuh anak.

Bayi baru lahir pada umumnya memiliki kebutuhan tidur yang besar namun dengan jadwal yang masih tidak teratur. Semakin besar usia anak, akan semakin terbentuk pola tidur biologis dalam tubuhnya.



Apa saja manfaat tidur berkualitas bagi anak?

Anak yang cukup tidurnya akan memiliki ‘optimal alertness’, yaitu kondisi paling optimal untuk belajar dan berinteraksi dalam lingkungannya. Tentu kita berharap setiap hari anak kita mampu mencapai kondisi ini ya, Mama.

Sebaliknya, anak yang terganggu tidurnya akan mengalami berbagai gangguan seperti kesulitan konsentrasi, mudah terdistraksi, kelelahan, gampang rewel, malas bergerak atau malah hiperaktif. Secara jangka panjang, kurang tidur juga dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti obesitas, gangguan mental, juga menurunnya prestasi belajar.

Wah, ternyata penting sekali waktu tidur bagi anak-anak, ya.

Bagaimana screen time menyebabkan gangguan tidur pada anak?

Anak dapat terpapar layar dari berbagai jenis media elektronik termasuk televisi, video games, komputer, tablet, juga ponsel. Anak-anak remaja sebagian besar  memiliki setidaknya satu media di atas  tersimpan dalam kamar tidurnya. Hayooo, berapa jam sehari anak-anak di rumah terpapar screentime?

Screentime yang berlebihan dapat mengganggu tidur anak karena hal-hal berikut ini.

1. Waktu tidur bergeser dan memendek

Jika anak-anak memakai gawai berlebihan hingga malam, jam tidur mereka akan bergeser dan tidak sesuai lagi dengan jam biologis tubuhnya. Waktu tidur pun bisa jadi memendek, terutama untuk anak-anak sekolah yang harus tetap bangun awal keesokan harinya.

2.   Aktivitas fisik berkurang

Aktivitas fisik berperan penting dalam mengatur regulasi tubuh, termasuk membuat tidur lebih nyenyak. Ketika anak memakai gawai berlebihan, maka jam tidurnya akan berkurang. Akibatnya, ia akan cepat lelah dan cenderung menghindari aktivitas fisik di siang hari. Di sinilah muncul potensi terjadinya lingkaran setan yang patut kita waspadai, Mama. Anak yang menghindari aktivitas fisik cenderung akan menggunakan gawai sebagai alternatif kegiatannya. Akibatnya, di malam hari ia akan tidur lebih pendek, dan siklus ini pun terulang kembali.

3.   Stimulasi berlebihan

Beberapa jenis konten media, seperti  video game yang menarik atau email yang negatif, dapat memberikan stimulasi psikologis berlebihan jika ditonton sebelum tidur. Akibatnya, anak akan sulit untuk memulai tidur. Tidurnya pun cenderung tidak nyenyak dan sering terbangun.

4.   Sinar dari layar

Sinar yang terang dari berbagai layar elektronik menekan produksi hormon melatonin yang mengatur siklus tidur di dalam tubuh. Hal ini juga akan mengganggu aktivitas tidur anak.

Nah, setelah tahu resiko yang diakibatkan screentime pada aktivitas tidur, sekarang kita masuk ke pertanyaan pentingnya.

Bagaimana cara mengurangi screen time dan memastikan anak tidur cukup setiap harinya?

Mama tidak perlu bingung. Simak tips berikut ini, ya!

1. Pahami dulu kebutuhan tidur anak

Bayi, anak-anak, dan remaja butuh waktu tidur yang lebih lama dibandingkan orang dewasa. Hal ini disebabkan karena mereka masih dalam masa pertumbuhan, baik fisik maupun mental. Jadi, pastikan mereka tidur cukup setiap hari ya, Mama. Berikut jumlah jam tidur yang direkomendasikan Kemenkes sesuai tahapan usia.

 

2. Jauhkan semua gawai dari kamar tidur

Buatlah ‘terminal gawai’, yaitu sebuah tempat di luar kamar tidur untuk menyimpan gawai bagi seluruh keluarga. Menjelang jam tidurnya, setiap orang harus meletakkan gawainya di terminal. Gawai dimatikan paling lambat 30 menit sebelum waktu tidur. Dengan adanya satu tempat yang disepakati, Mama setiap hari dapat memantau apakah anak-anak sudah menyimpan gawai menjelang jam tidurnya, terutama untuk anak yang sudah tidur di kamarnya sendiri. Cukup jelas juga bahwa sebaiknya Mama tidak menaruh televisi di kamar tidur, ya.

3. Cari alternatif kegiatan yang menenangkan

Alih-alih menggunakan gawai, Mama bisa mendongeng atau membacakan buku untuk anak-anak yang lebih kecil sebelum tidur. Anak yang lebih besar bisa dibiasakan membaca buku sendiri atau mendengarkan podcast tanpa layar. Alternatif lainnya, jadikan waktu sebelum tidur untuk mengobrol dengan anak tentang perasaan dan pengalamannya hari itu. Yang terakhir ini sangat bermanfaat lho, untuk membangun bonding antara anak dengan orang tua.

4. Gunakan parental control apps

Ini adalah jurus terakhir yang dapat Mama gunakan. Ada beberapa apps untuk orang tua yang berfungsi memblokir atau membatasi waktu penggunaan gawai yang dipakai anak. Mama dapat menggunakan apps semacam ini untuk memastikan anak berhenti memakai gawai menjelang tidurnya. Misalnya, aplikasi dapat disetel agar gawai terblokir otomatis setengah jam sebelum jam tidur anak. Nantikan ulasan lebih lengkap tentang aplikasi parental control di blog ini, ya.

##

Nah, itulah beberapa tips yang bisa Mama terapkan untuk mengurangi screen time dan memastikan anak mendapat tidur yang cukup setiap harinya. Perlu kita ingat, tidur yang cukup sangat membantu pertumbuhan fisik dan mental anak-anak agar berlangsung secara optimal. Jangan lupakan juga, Mama dan suami harus menjadi teladan di rumah bagi anak-anak, ya.

Tetap sehat bersama keluarga!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terpopuler

ORDER MERCHANDISE

Bingung cari konten yang aman untuk anak?
 
Dapatkan rekomendasi menarik dan berikan pendapatmu di Screen Score!
Ilustrasi melatih anak bicara/Bukbis Ismet Candra Bey/digitalMamaID