Love Letter from Bali 2025, Merayakan Tradisi di NuArt Sculpture Park

Love Letter from Bali 2025
Share

digitalMamaID — Tahun ini, NuArt Sculpture Park kembali mengadakan festival tahunannya yang bertajuk Love Letter from Bali. Perayaan budaya ini terinspirasi dari 50 tahun perjalanan seniman Nyoman Nuarta dalam berkarya. Selain itu, sebagai ruang untuk mengenal kembali tradisi, kreativitas dan nilai-nilai hidup masyarakat Bali.

Lewat acara ini, pengunjung diharapkan ikut merasakan bagaimana seni dan praktik keseharian dapat menghadirkan kedekatan budaya dalam bentuk yang hangat, imersif, dan inklusif. Space Director NuArt Sculpture Park Anya Madiadipoera mengatakan Love Letter from Bali bukan sekadar pertunjukan seni, tetapi jendela budaya yang memungkinkan masyarakat mengintip kekayaan tradisi Indonesia.

“Acara Love Letter from Bali ini adalah sebuah program dari NuArt Sculpture Park yang bermaksud sebagai jendela budaya. Tahun ini kami menghadirkan adat Bali dan Sunda tapi, ke depan Love Letter bisa mengambil budaya lain, misalnya dari Borneo, NTT, dari manapun. Intinya, Love Letter adalah surat cinta dari budaya-budaya Nusantara,” ungkap Anya, Minggu 7 Desember 2025.

Menurutnya, program ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan pengalaman berkunjung langsung ke daerah asal budaya. Namun, NuArt ingin membangkitkan rasa penasaran agar pengunjung makin ingin mengenal budaya Bali. Untuk itu, pengalaman-pengalaman kecil yang dihadirkan dalam acara ini dirancang agar memicu rasa ingin tahu.

“Pengalaman itu saya sisipkan supaya menimbulkan rasa gelitik. Kok jadi ingin tahu lebih,” ujarnya.

Love Letter From Bali 2025

Tidak hanya jadi penonton

Anggra (22) dan Dina (24), dua pengunjung yang tergabung dalam komunitas CubBaba mengaku, datang karena tertarik dengan rangkaian kegiatan yang ditawarkan. “Kebetulan kami gabung komunitas CubBaba, dan ada informasi kalau di sini ada acara pengenalan tradisi Bali. Setelah lihat tempat dan rundown acaranya, kayanya seru, jadi kami memutuskan untuk datang. Ternyata rame dan have fun juga,” ujar Anggra pada digitalMama Minggu 7 Desember 2025.

Menurut Dina, acara ini tidak hanya menyuguhkan pertunjukan, tetapi juga menghadirkan berbagai workshop yang bisa diikuti pengunjung. “Seru, karena bukan cuma nonton acara, tapi ada banyak workshop yang bermanfaat juga buat kami,” tambahnya.

Lain halnya dengan Adel (27). Ia mengetahui acara ini dari media sosial dan datang terutama untuk menjajal ragam kuliner yang dihadirkan. “Pertama saya ke sini untuk mengeksplorasi kulinernya sih. Suka sama temanya juga, Love Letter from Bali, walau saya bukan orang Bali,” ujarnya.

Menurutnya, suasana acara cukup ramai, tetapi justru menambah pengalaman berkunjungnya. “Rame, tapi sebenarnya aku ke sini untuk kulinernya. Ternyata seru juga karena ramai dan banyak pilihan makanan yang menarik,” katanya.

Beragam aktivitas

Love Letter from Bali diselenggarakan selama dua hari, dari Sabtu 6 Desember hingga Minggu 7 Desember 2025. Selama perhelatan ini, NuArt Sculpture Park berubah menjadi lanskap Bali kecil dengan penjor, dekorasi gebogan, bunga dan dupa serta elemen visual tradisi yang dikembangkan bersama kolektif seni Jnana dari Ubud dan berbagai mitra kreatif lainnya. Kehadiran instalasi dan dekorasi tersebut membuat pengunjung serasa berada langsung di Bali.

Rangkaian acara ini merayakan  keindahan budaya Bali melalui seni pertunjukan, kuliner, lokakarya, hingga pasar kreatif. Mulai dari Traditional & Contemporary Art Performances, Hands-on Workshops & Traditional Games, Yoga with Selonding Soundscape, Artisan Market with Balinese Delicacies, Balinese Décor Installation, Talkshow & Community Sessions.

Lebih dari 15 penampil terlibat dalam perhelatan ini, menghadirkan energi budaya Bali dan Sunda dalam satu ruang kreatif. Parade Baleganjur dari Kabupaten Tabanan membuka festival dengan dentuman ritmis yang menjadi pengantar suasana. Bottle Smokers kemudian menyusul dengan sajian musik elektronik yang dipadukan dengan selonding gamelan. Rangkaian tari tradisional dan kontemporer pun ikut memeriahkan panggung melalui penampilan Hot Mama Dance Club, Lestari AyuBulan, dan Gita Sarasvati. Dari ranah Sunda, komunitas Jugala menghadirkan Tari Jaipongan yang memperkaya warna pertunjukan.

Pertemuan budaya Bali dan Sunda menjadi sajian utama, menampilkan dialog kreatif yang memperlihatkan bagaimana dua tradisi ini saling menyeimbangkan ritme, gerak, dan narasinya. Sebuah pengalaman lintas budaya yang cair, hidup, dan saling memperkaya.

Love Letter From Bali 2025

Workshop dan community learning

Love Letter from Bali juga menghadirkan lebih dari 13 lokakarya, menghubungkan tradisi, kreativitas, dan eksplorasi budaya. Seperti clay making, Kamasan coloring, Wayang Tantri, Gamelan and Dance, Permainan tradisional Bali, Meramu jamu, dramatic reading session, Mapayas rias tradisi Bali serta eksperimen kreatif untuk anak dan keluarga

Lebih dari 33 tenant turut hadir di area pasar kreatif, menawarkan kuliner Bali, kriya tradisional dan kontemporer, produk komunitas kreatif dan busana bertema Bali.

Sebagai bagian dari komitmen NuArt terhadap keberlanjutan, dua program komunitas turut dihadirkan Jelantah Jadi Rupiah bersama Noovoleum dan Bersaling-Silang bersama Life With Less. Keduanya mendorong publik untuk melihat bagaimana tindakan kecil dalam keseharian dapat menjadi kontribusi positif bagi lingkungan.

NuArt Sculpture Park lahir dari visi Nyoman Nuarta untuk mengapresiasi sejarah, mengkaji kondisi saat ini, dan secara terus menerus berupaya memberikan kontribusi pada perkembangan serta pemajuan seni dan budaya di Indonesia. Dengan menjadikan seni, budaya, alam sebagai pilar utama program, NuArt mengajak masyarakat untuk belajar, mengalami berbagai ekspresi seni, mengenali ragam budaya, serta menumbuhkan kesadaran akan pentingnya alam bagi manusia. [*]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terpopuler

ORDER MERCHANDISE

Bingung cara ajak anak diskusi soal bahaya online tanpa menghakimi? 

Dapatkan solusi anti-panik untuk mengatasi hoaks, cyberbullying, dan mengatur screen time dalam Panduan Smart Digital Parenting