digitalMamaID — New York baru saja mencetak sejarah baru dengan terpilihnya Zohran Mamdani menjadi wali kota muslim pertama sekaligus yang berasal dari Asia selatan pertama dalam satu abad. Ia berhasil mengalahkan mantan gubernur Andrew Cuomo dan kandidat Republik Curtis Sliwa dengan mengamankan lebih dari 50 persen suara.
Kemenangan ini disambut sorak sorai warga New York. Padahal di awal kemunculannya, ia kurang dikenal. Namun, karena kampanye menyentuh akar rumput, ia cepat mendapat kepopuleran. Pesan utamanya ialah membuat New York menjadi kota yang terjangkau bagi warganya. Ia menyerukan pembekuan sewa unit-unit dengan sewa stabil, pembangunan perumahan yang lebih terjangkau, kenaikan upah minimum menjadi $30 per jam, bus gratis, dan peningkatan pajak bagi warga kaya.
Berikut lima fakta menarik tentang Zohran Mamdani:
1. Berhasil menggalang pemilih muda
Dilansir dari BBC, menurut profesor komunikasi di Universitas Amerika, Jane Hall mengatakan, salah satu yang membuat Mamdani begitu sukses selama kampanyenya adalah karena pemilih muda menganggapnya otentik di media sosial.
“Kamu tidak harus muda untuk bisa melakukannya, tetapi saya pikir kamu harus terlihat otentik dan menyuarakan apa yang menjadi perhatian orang lain dengan cara yang trendi dan membuat orang ingin ikut serta,” ungkap Hall.
Mamdani berhasil membuat momentum besar, berawal dari kemenangan telak dalam pemilihan pendahuluan (primary election) dalam Partai Demokrat melawan Cuomo yang mengejutkan banyak politisi. Ia berhasil menggalang koalisi beragam yang mencakup banyak pemilih muda dan progresif.
Kampanyenya menarik perhatian banyak orang. Selama debat Oktober lalu, Mamdani juga membuktikan keunggulannya beradu pendapat mengenai berbagai isu lokal, nasional dan global. Termasuk isu kejahatan, kepolisian, Israel, keterjangkauan, perumahan, dan transportasi.
Dukungan pun mengalir dari puluhan ribuan relawan. Mulai dari kaum progresif Bernie Sanders, senator Vermont, dan perwakilan New York Alexandria Ocasio-Cortez. Para pemimpin terkemuka New York lainnya yang telah mendukung Mamdani termasuk anggota DPR Jerry Nadler dan Jaksa Agung Negara Bagian New York Letitia James. Pada bulan September, Gubernur New York Kathy Hochul mengumumkan dukungannya, meskipun sebelumnya menyatakan perbedaan kebijakan. Kurang dari dua minggu sebelum hari pemilihan, pemimpin minoritas DPR AS Hakeem Jeffries mengikuti jejaknya, mengakhiri tekanan dan pertanyaan selama berbulan-bulan atas keengganannya untuk mendukung kandidat partainya.
2. Diserang isu Islamophobia
Menurut The Guardian, sepanjang kampanye, Mamdani telah menghadapi berbagai serangan Islamophobia di media sosial. Kalangan politik konservatif, termasuk Elise Stefanik perwakilan Partai Republik New York mengejek Mamdani sebagai ‘a jihadist candidate for mayor’.
Bulan Oktober, Mamdani mengecam Cuomo karena tertawa bersama seorang pembawa acara radio konservatif mengatakan, “Mamdani akan ‘bersorak’ jika 9/11 terjadi lagi.” Pernyataan itu merujuk pada serangan teroris tahun 2001 di New York. Mamdani menyebut percakapan itu menjijikan dan rasis.
Mamdani juga menduga Super Pac (Super Political Action Committee-kelompok pendonor politik independen) yang mendukung Cuomo melakukan islamophobia terang-terangan dengan sebuah selebaran yang menampilkan gambar Mamdani yang dimanipulasi dengan membuat jenggotnya terlihat lebih gelap, lebih panjang dan lebih tebal.
Bahkan Donald Trump pun ikut menyebut Mamdani sebagai seorang ‘radikal’ dan ‘komunis’. Trump bahkan mengancam New York tidak akan menerima dana federal, selain dana minimum yang diwajibkan jika Mamdani menang. Bahkan Trump sempat ingin mencabut kewarganegaraan Mamdani. Hal serupa juga dilakukan miliarder Elon Musk yang mendesak warga New York untuk memilih Cuomo ketimbang Mamdani.
3. Menjanjikan New York yang lebih terjangkau
Mamdani menjanjikan keterjangkauan bagi warga New York. Salah satu idenya yang inovatif adalah menciptakan jaringan toko kelontong milik pemerintah kota di lima wilayah New York juga memperluas jaringan enam toko milik pemerintah kota. Belanja di toko-tokon semacam itu akan lebih murah bagi pelanggan. Ia juga ingin menggratiskan bus umum. Menurunkan biaya day care. Salah satu poin yang paling banyak dibicarakan adalah pembekuan sewa selama empat tahun di satu juta apartemen dengan sewa stabil.
Mamdani juga akan menciptakan Departemen Keselamatan Masyarakat, yang akan memperluas layanan kesehatan mental kota. Termasuk membangun sistem bagi pekerja kesehatan mental untuk menanggapi panggilan 911, alih-alih polisi.
Untuk mewujudkan recananya, Mamdani berencana menaikkan tarif pajak perusahaan menjadi 11,5 persen setara dengan tarif pajak tertinggi di New Jersey. Ia juga ingin menambahkan pajak tetap sebesar 2 persen bagi warga New York yang berpenghasilan lebih dari 1 juta dolar per tahun.
4. Dukungan terhadap Palestina
Zohran Mamdani dikenal karena dukungan kuatnya terhadap Palestina dan kritik tajam terhadap Israel, bahkan melampaui posisi mayoritas Partai Demokrat. Sebagai anggota dewan, ia pernah mengusulkan pencabutan status bebas pajak bagi lembaga amal New York yang mendukung permukiman ilegal Israel. Ia menyebut Israel melakukan genosida di Gaza dan merupakan negara apartheid. Ia juga menyerukan agar Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ditangkap. Klaim yang jelas ditolak oleh Israel.
Dalam wawancara, Mamdani berulang kali ditanya media apakah ia mendukung hak Israel untuk berdiri sebagai negara Yahudi. Ia pun menjawab bijak, bahwa tak nyaman baginya untuk mendukung negara berdasarkan hierarki, agama atau semacamnya.
“Saya tidak nyaman mendukung negara mana pun yang memiliki hierarki kewarganegaraan berdasarkan agama atau hal lainnya. Saya pikir dengan cara yang kita miliki di negara ini, kesetaraan harus dijunjung tinggi di setiap negara di dunia,” tanggapnya.
Ia menegaskan bahwa kesetaraan harus dijunjung di semua negara. Meski demikian, Mamdani menolak antisemitisme dan berjanji akan meningkatkan pendanaan untuk memerangi kejahatan kebencian jika terpilih sebagai walikota.
5. Simbol kelompok minoritas
Lahir di Uganda dari orangtua India, Mamdani pindah ke New York bersama keluarganya saat berusia tujuh tahun. Ia menjadi warga negara Amerika Serikat tahun 2018. Dengan identitasnya yang kompleks, Asia-Afrika-Amerika, ia menghadapi berbagai tuduhan rasis terkait identitasnya. Ditambah keyakinannya sebagai seorang muslim.
Namun hal ini tidak menjadikannya beban, justru jadi bagian dalam kekuatannya. Selama kampanye, ia rutin mengunjungi masjid-masjid dan merilis video kampanye berbahasa Urdu tentang krisis biaya hidup di kota tersebut.
Langkah itu membuatnya dekat dengan komunitas imigran dan kelompok minoritas yang selama ini merasa terpinggirkan. Lewat platform-nya, ia ingin memahami langsung perjuangan warga biasa dari pekerja migran, penyewa apartemen kecil, hingga komunitas muslim yang sering menghadapi stereotip. Ia berhasil menampilkan dirinya sebagai wajah baru New York kota yang beragam atau multikultural.
Bakat dan kemampuan politiknya telah membawanya memimpin Kota New York. Ia membangun reputasi politiknya dari nol. Masyarakat mendukung dan menaruh harapan besar padanya. Namun, jangan lupa masih ada tantangan yang harus dihadapi di tahun-tahun mendatang. Apakah Zohran Mamdani mampu mengubah arah politik di Amerika? [*]






