digitalMamaID — Ratusan diaspora Indonesia di Australia yang tergabung dalam aliansi Melbourne Bergerak berkumpul di Federation Square Melbourne, Selasa, 2 September 2025. Aksi solidaritas ini merupakan gerakan perlawanan memprotes kekerasan aparat pada massa demonstran di beberapa kota seluruh Indonesia.
“Hentikan kekerasan polisi terhadap demonstran dan bebaskan seluruh demonstran yang ditahan secara sewenang-wenang oleh polisi sekarang juga,” kata koordinator aksi Melbourne Bergerak Pipin Jamson.
Pipin mendesak kepolisian untuk melakukan investigasi dan penuntasan kasus-kasus pembunuhan yang terjadi selama aksi demostrasi di Indonesia sejak 25 Agustus lalu. Caranya, dengan membentukan tim independen yang bekerja secara transparan dan akuntabel. Menurutnya, Kapolri harus bertanggung jawab atas semua korban dan kerusakan yang terjadi selama aksi demo di Indonesia.
Aksi ini juga menolak segala bentuk pembungkaman yang dilakukan pemerintah Indonesia. “Kami prihatin adanya pembatasan akses digital, stop kriminalisasi, buka ruang berpendapat sebanyaknya-banyaknya, seluas-luasnya. Bagimana kita bisa berdialog, jika situasinya seperti ini,” lanjut Pipin.
Ia juga mendesak perbaikan sistem kepartaian di Indonesia. “Kami menuntut sistem partai politik yang baru dan pemilihan umum yang lebih transparan, partisipatif, dan akuntabel,” lanjut Pipin
Aksi terbesar
Menurut Pipin, aksi pada Selasa sore hingga malam itu merupakan salah satu yang terbesar karena diikuti oleh semua elemen masyarakat Indonesia di Melbourne. Mulai dari pelajar, pekerja, pekerja Working Holiday Visa (WHV), musisi, artis, ibu-bu hingga sejumlah pelajar internasional juga ikut berpartisipasi dalam aksi ini.
“Kami akan terus menghimpun Masyarakat yang peduli dengan Indonesia yang tidak apolitis terhadap kondisi di Indonesia saat ini. Ke depan, akan ada aksi dari Canberra Bergerak, Perth Bergerak, Brisbane Bergerak, London Bergerak, Polandia Bergerak, Singapura Bergerak dengan cara yang berbeda-beda, Amerika Bergerak sudah kemarin,” kata Pipin yang saat ini juga sebagai mahasiswa S3 di Universitas Melbourne.

Sementara itu, salah seorang mahasiswa warga negara Australia yang turut berpartisipasi dalam demontrasi semalam bernama Tim menyatakan dukungannya untuk masyarakat Indonesia melakukan aksi demontrasi. Sebagai masyarakat internasional, dia mengetahui sepak terjang Prabowo sebelum menjabat sebagai Presiden RI. Dia tidak heran dan menyayangkan kejadian kekerasan yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini karena sebelumnya Prabowo terlibat dalam pembantaian kekerasan yang terjadi di Timor Leste.
“Sebenarnya, siapa sih yang tidak tahu, setidaknya pasti pernah dengar. Prabowo itu seorang kriminal, dia jagal, dan kenyataannya kejahatan yang dilakukannya begitu ekstrem sampai melakukan genosida di Timor Timur,” kata Tim yang saat ini menempuh studi di Melbourne University Australia. Ia datang bersama teman-temannyanya dari kampus lain di Melbourne. [*]






