digitalMamaID — Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana membagikan tips bagaimana anak-anaknya tumbuh dengan baik karena mendapatkan asupan gizi yang seimbang. Ia juga menyebutkan, tinggi badan kedua anaknya mencapai 181 cm dan 185 cm, karena anak-anaknya rajin minum susu sejak kecil.
Berbicara di YouTube Syaichona TV, Dadan menceritakan pengalamannya. “Karena minum susunya diwajibkan sama ibunya dari kecil sampai SMA kelas 2, wajib. Bahkan pada saat pertumbuhan anak saya yang kecil minum susunya 2 liter sehari, makanya tulangnya besar-besar,” kata Dadan dalam siaran daring di YouTube Syaichona TV.
“Jadi tinggi badan bukan masalah genetik tapi juga asupan gizi yang cukup dan seimbang,” tambahnya dalam acara peluncuran pembangunan 1000 SPPG.
Sayangnya, di Indonesia masih banyak anak-anak yang kesulitan untuk mendapatkan akses terhadap makanan bergizi. Kebanyakan dari mereka hanya mengonsumsi nasi, bala-bala, mie, bihun, dan kerupuk. Padahal anak yang kekurangan gizi akan mengalami berbagai masalah termasuk gangguan pertumbuhan.
Jangankan makanan bergizi, tambah Dadan, 60 persen anak-anak di Indonesia juga tidak mengkonsumsi susu setiap hari. Bukan karena tidak tahu bahwa susu itu penting untuk menunjang tumbuh kembang anak, tapi karena mereka tidak mampu untuk membelinya.
Oleh karena itu, pemerintah melalui program MBG (Makan Bergizi Gratis) ingin memberikan makanan bergizi seimbang untuk anak-anak di sekolah. Caranya dengan menyediakan nasi, telur atau ayam, ikan, sayur, buah dan susu.
“Makanya program ini disebut bapak Presiden (Prabowo) sangat strategis karena kita ingin menghasilkan generasi emas di 2045,” tegasnya.
Pernyataan ini tentu saja viral di media sosial, dan mendapatkan pelbagai respons dari dokter-dokter anak di Indonesia. Salah satunya oleh Dokter spesialis anak dr. Miza Afrizal, SpA yang tergabung dalam Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
Apa yang terjadi jika anak minum susu 2 liter setiap hari?
Menurut dr Miza dalam unggahannya di akun media sosial @mizaafrizal mengatakan, kapasitas lambung pada anak usia sekolah berkisar antara 500 sampai 1000 mililiter. Jika lambung anak diisi dengan 2 liter susu setiap hari maka tidak akan ada tempat untuk makanan lain di lambung anak.
“Kalau minum susu 2 liter per hari, coba kita bagi 3 jadi minum susu 3x sehari jadi per minumnya anak itu mengkonsumsi susu sekitar 660 mililiter. Kalau sekali masuk saja sudah begitu banyaknya, makanan lain mau ditaruh di mana?” kata dr Miza.
Menurut dr Miza, anak tidak benar-benar membutuhkan susu dalam jumlah banyak dan susu juga bukan kunci utama untuk tumbuh kembang anak. Anak yang terlalu banyak mengkonsumsi susu kata dia, justru akan membuat anak menjadi malas makan.
Menurut dr Miza, 2 liter susu sapi mengandung sekitar 68 gram protein, 48 gram lemak dan 96 gram gula laktosa atau karbohidrat, tapi hampir tidak ada kandungan zat besi, zinc, serat, vitamin C, dan asam amino esensial.
“68 gram protein mungkin kelihatannya cukup ya buat kita, tapi perlu kita ketahui bahwa protein dałam susu sapi itu mayoritasnya adalah kasein, dan kasein itu secara biologis memang dirancang untuk pertumbuhan yang optimal untuk anak sapi, (sedangkan) kebutuhan buat bertumbuh anak manusia jauh lebih kompleks,” terang dr Miza.
Tubuh manusia membutuhkan protein yang lebih bervariasi termasuk asam amino esensial seperti leusin, lisin, histidin dan lainnya yang secara spesifik dibutuhkan untuk stimulasi pertumbuhan dan produksi IGF-1 (insulin like growth factor one). IGF-1 adalah hormon yang penting dalam pembentukan massa otot pada manusia.
Risiko anak terlalu banyak minum susu
“Satu hal penting yang sering dilupakan, kelebihan kalsium dari susu itu bisa mengganggu penyerapan zat besi, zinc dan micronutrient lainnya di usus.
Jadi anak mengkonsumsi susu 2 liter susu per hari itu bukan strategi untuk tumbuh tinggi yang optimal tapi adalah cara cepat untuk dapat anemia,” kata dr Miza.
Anemia defisiensi besi adalah jenis anemia yang terjadi karena tubuh kekurangan zat besi. Sedangkan zat besi berperan sangat penting untuk pembentukan hemoglobin. Tubuh yang kekurangan zat besi dapat menyebabkan penurunan jumlah sel darah merah yang mengakibatkan anak akan menderita kelelahan, kulit pucat, dan sesak napas.
Selain menyebabkan anemia, pemberian susu yang berlebih juga dapat menyebabkan anak menderita obesitas. Hal ini diungkapkan oleh Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Piprim Basarah Yanuarso Sp.A(K).
“Terkadang saat ini banyak kesalahpahaman di tengah masyarakat yang menganggap susu menjadi minuman super yang bisa memenuhi kebutuhan gizi anak tanpa diimbangi dengan makanan lain. Contohnya saat anak sulit makan, maka diberi susu secara berlebihan,” ujar dr Piprim dikutip dari Antara.
Menurut dr Piprim, pemberian susu secara berlebihan dapat meningkatkan risiko anak terkena obesitas. Alasannya, karena susu bukan saja mengandung protein tetapi juga kandungan gula yang cukup tinggi di dalamnya.
“Susu ini selain mengandung protein tinggi, juga mengandung gula yang cukup tinggi. Sehingga orang tua harus lebih cermat untuk mencegah obesitas pada anak dengan mengatur jumlah pemberian susu,” katanya.
Menurut dr Piprim, takaran susu yang direkomendasikan guna menunjang tumbuh kembang anak adalah sekitar 200 mililiter, sehingga paling banyak satu gelas dengan frekuensi sebanyak 1-2 kali dalam sehari.
“Anak bisa obesitas kalau diberi susu sampai 8-10 botol dalam sehari, karena yang paling seimbang itu sekitar 200 mililiter dan paling banyak satu gelas,” ucapnya. [*]






