digitalMamaID — Masa remaja merupakan masa peralihan menuju dewasa. Pada masa ini, remaja bisa mengalami berbagai persoalan sehingga mempengaruhi kesehatan mental mereka. Kasus bunuh diri pada remaja pun tergolong tinggi.
Permasalahan tersebut muncul dari berbagai sisi, baik di lingkungan sekolah maupun keluarga. Kasus bullying pun kerap menjadi penyumbang dalam gangguan kesehatan mental di masa remaja. Tekanan dan tuntutan keluarga pun kerap membebaninya.
Dikutip dari laman Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Peneliti Ahli Muda Pusat Riset Kesehatan Masyarakat dan Gizi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Yurika Fauzia Wardhani mengungkapkan, angka bunuh diri menurut WHO lebih dari 800 ribu per tahun. Jumlah tertinggi terjadi di usia muda. Sedangkan menurut Data Box, terdapat 921 kasus, tertinggi adalah dengan usia muda/produktif.
Yurika menjelaskan, kasus bunuh diri pada remaja terjadi karena tekanan akademis, sosial, harapan-harapan tinggi untuk lebih berprestasi dan berkompeten di bidang akademi. Penyebab lainnya ialah perubahan hormon, emosi, dan permasalahan keluarga. Ditambah lagi semakin banyak bullying, cyber bullying, pengaruh media informasi bebas, masalah identitas diri, dan kurangnya akses sumber dukungan kepada para remaja.
Dia menguraikan, berdasarkan jenis kelamin, laki-laki mempunyai angka bunuh diri yang tinggi. Hal ini sangat dipengaruhi oleh budaya patriaki yang kental di Indonesia. Laki-laki dituntut lebih kuat dan tegar. Mereka jadi kesulitan membagi perasaan dan keresahannya kepada orang lain.
Menurut data yang disampaikan Yurika, cara bunuh diri yang dilakukan antara lain minum racun, menembak diri, menabrakkan diri ke kendaraan, membakar diri, melukai diri dengan alat, meledakkan bom, lompat ke daerah air, lompat di daratan, dan gantung diri.
Hambatan peralihan psikologi
Rosleny Marliani dalam bukunya Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja mengatakan, bahaya psikologis remaja berkisar pada kegagalan menjalankan peralihan psikologis ke arah kematangan. Padahal, proses tersebut merupakan tugas perkembangan masa remaja yang penting. Saat proses itu gagal, remaja pun kesulitan untuk mencapai kematangan yang semestinya.
Adapun beberapa hambatan umum yang dihadapi remaja dalam usaha menjalankan peralihan psikologi ke arah kematangan adalah sebagai berikut :
- Dasar yang buruk, yang membuat remaja menemui kesulitan dalam menguasai tugas perkembangan masa remaja.
- Terlambat matang, yang menyebabkan remaja tidak memiliki cukup waktu menguasai tugas-tugas perkembangan.
- Terlampau lama diperlakukan seperti anak-anak sehingga ia mengembangkan perasaan kurang mampu untuk memikul hak dan tanggung jawab sejalan dengan kedewasaannya.
- Perubahan peran, yang disebabkan beberapa alasan, seperti tuntutan untuk bekerja atau putus sekolah menyebabkan ia menjalankan peran dewasa lebih awal dari usia sebaya.
- Kebergantungan yang terlampau lama, misalnya remaja yang melanjutkan pendidikan sampai awal masa dewasa.
Kesehatan mental pada remaja sangatlah penting agar siap melanjutkan kehidupan di masa dewasa. Mental yang sehat akan menunjang perkembangan pertumbuhannya sehingga bisa selalu berpikir positif dalam segala hal.
Pentingnya kesehatan mental remaja
Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan, mental remaja yang sehat akan berdampak penting:
1. Membantu membangun hubungan yang sehat
Kesehatan mental yang baik membuat remaja mampu membangun hubungan yang kuat dengan keluarga, teman dan orang-orang di sekitarnya, serta menjadi bagian dari komunitas.
2. Membantu beradaptasi
Mereka akan mampu beradaptasi dengan perubahan dan berbagai tantangan hidup. Mereka bisa bangkit kembali dari rasa kecewa dan kesal.
3. Memiliki rasa percaya diri tinggi
Mereka lebih menikmati hidup, merasa bahagia dengan dirinya sendiri, serta memiliki sikap positif dan rasa pencapaian.
4. Mendukung kesehatan fisik
Mereka akan menjadi lebih aktif dan sehat serta cukup beristirahat, sehingga mampu berkonsentrasi saat belajar, yang akan mendukung keberhasilannya dalam menyelesaikan pendidikan. [*]






