Menginjak usia 25 tahun, Sensatia atau yang sebelumnya dikenal sebagai Sensatia Botanical hadir dengan wajah dan logo baru. Pengubahan wajah ini menjadi motivasi bagi brand Sensatia agar dapat menjangkau audiens yang lebih luas.
Menjadi salah satu pelopor brand yang menghasilkan produk alami dan ramah lingkungan, Sensatia bertransformasi menuju skinimalism, skincare yang simpel, multifungsi, dan efektif. Data YCP Solidiance menunjukkan, konsumen kini mengutamakan keamanan produk dengan lebih memperhatikan bahan yang terkandung dalam produk kecantikan.
Michael Lorenti selaju CEO & Founder Sentatia mengatakan, transformasi yang dilakukan Sensatia ini merupakan langkah penting dalam perjalanan Sensatia sebagai brand lokal Bali yang berkiprah di industri kecantikan domestik dan internasional. “Kini, kami memperkuat komitmen tersebut untuk memenuhi ekspektasi konsumen yang semakin cerdas dan peduli akan dampak dari setiap produk yang mereka gunakan,” katanya.
Menurutnya, clean beauty bukan sekadar tren, melainkan prinsip yang mendasari setiap keputusan. “Ini berarti penggunaan bahan-bahan alami yang aman dan teruji, upaya berkelanjutan untuk mengurangi dampak lingkungan, dan praktik bisnis yang adil dan transparan,” katanya.
Pemberdayaan warga
Selain penggunaan bahan-bahan yang alami dan berkualitas, Sensatia juga mendukung pemberdayaan warga masyarakat untuk memproduksi produk-produk kecantikannya. Saat ini Lebih dari 60% karyawan Sensatia berasal dari Karangasem, daerah asal mula berdirinya perusahaan ini. Dalam menjalankan bisnisnya, Sensatia menerapkan sistem bagi hasil, di mana sebagian dari pendapatan langsung dialokasikan untuk karyawannya.
Memilih bahan-bahan yang alami untuk menjadi campuran utama kandungannya, Sensatia juga sangat mendukung gerakan Clean Environment dimana mereka menggunakan kemasan yang ramah lingkungan serta menggunakan produk-produk plastik daur ulang. Komitmen ini sesuai dengan aspirasi konsumen yang didukung oleh data dari Jakpat bahwa 86% pengguna skincare mempertimbangkan nilai sosial dan lingkungan dari sebuah brand.
Ditemui di Sensatia Media Luncheon Bandung, Kunti Puspitasari selaku Sales & Marketing Manager Sensatia menjelaskan, untuk penggunaan wewangian produk-produk kecantikan Sensatia pun berasal dari penyulingan bahan alami (bukan sintetis).
”Untuk beberapa aroma wewangian yang produknya ada di Indonesia bahan bakunya kami langsung panen dari petani lokal dan kami langsung lakukan penyulingan di hari yang sama saat panen, namun untuk wewangian seperti lavender yang memang bunganya tidak tumbuh di negara kita, kami harus import dan lakukan penyulingan di negara asalnya” Ujarnya.
Saat ini ada lebih dari 35 gerai Sensatia yang tersebar di Indonesia dengan produk yang dibuat untuk wanita, pria hingga anak-anak. [*]






