digitalMamaID — Berbagai masalah dalam kehamilan kerap dijumpai, mulai dari yang teringan hingga terberat. Setiap ibu pasti berbeda permasalahannya mulai dari masa kehamilan hingga melahirkan nanti. Apa saja sih keluhan yang dirasakan ibu hamil?
Pada umumnya, terdapat beberapa keluhan yang biasanya dialami ibu hamil seperti mual, muntah, sembelit, hingga merasa kelelahan ketika beraktivitas. Hal tersebut masih dianggap normal, namun jika berlebihan bisa segera berkonsultasi dengan dokter.
Keluhan selama hamil
Dikutip dari situs resmi Hello Sehat Kementerian Kesehatan, beberapa keluhan ibu hamil, diantaranya:
1. Sembelit
Mengutip situs American Pregnancy Association, sembelit atau konstipasi pada ibu hamil biasanya disebabkan oleh perubahan hormon dan rahim yang menekan usus. Untuk mengatasi sembelit saat hamil, berikut adalah beberapa upaya yang bisa Mama lakukan. Makan makanan yang tinggi serat, seperti sayuran dan buah setiap. Banyak minum air putih, setidaknya delapan gelas per hari. Melakukan olahraga rutin.
Seiring bertambahnya berat dari janin, Mama mungkin mengalami kram pada kaki sebagai penopang utamanya. Kondisi ini juga bisa terjadi karena dehidrasi dan kekurangan kalsium. Mama bisa mengatasinya dengan melakukan olahraga ringan, seperti jalan santai atau berenang. Melakukan peregangan dengan meluruskan kaki secara perlahan juga dapat mengurangi kram.
2. Perut kram
Rahim yang meregang selama kehamilan, terutama pada trimester dua, mungkin menyebabkan kram pada perut. Tak jarang, kram akan menyebar ke area pinggul atau pangkal paha. Kram perut biasanya terasa saat Mama berolahraga, bangun dari tempat tidur atau kursi, membuat gerakan tiba-tiba, atau mengalami kontraksi braxton-hicks.
3. Tangan dan kaki bengkak
Beberapa ibu hamil mungkin mengalami keluhan berupa pembengkakan pada kaki dan tangan akibat peningkatan cairan selama kehamilan. Peningkatan cairan itu sendiri sebenarnya merupakan cara alami bagi tubuh untuk mempersiapkan sendi panggul dan jaringan untuk membuka jalan lahir. Untuk mengurangi pembengkakan saat hamil, berikut adalah beberapa hal yang bisa dilakukan. Hindari berdiri dengan posisi yang sama terlalu lama. Batasi konsumsi garam, maksimal setengah sendok teh per hari. Olahraga rutin, seperti jalan kaki atau berenang. Istirahatkan kaki dengan posisi lebih tinggi dari jantung. Caranya, ganjal kaki dengan bantal ketika duduk atau berbaring.
4. Sakit punggung
Perubahan hormon selama kehamilan dapat melonggarkan ligamen (jaringan ikat) pada pinggang dan panggul sebagai persiapan menuju persalinan. Hal ini bisa mengubah posisi persendian sehingga ibu hamil kerap mengalami sakit punggung. Kondisi ini bisa diperparah oleh beban dari rahim yang semakin besar. Berikut adalah upaya yang bisa dilakukan ibu hamil agar aktivitasnya tidak terhambat oleh keluhan yang satu ini. Hindari mengangkat benda berat. Tekuk lutut dan jaga agar tubuh tetap tegak ketika mengambil barang dari bawah atau lantai.
Jika ingin membalikkan badan, gerakkan juga kaki Ibu agar tulang belakang Ibu tidak perlu memutar. Gunakan alas kaki yang datar agar berat badan terbagi merata pada kedua kaki. Gunakan meja yang tinggi saat bekerja untuk mencegah pembungkukan.
5. Sakit kepala
Keluhan lain yang cukup umum dialami ibu hamil adalah sakit kepala. Kondisi ini paling sering muncul saat hamil muda dan berkurang pada enam bulan terakhir kehamilan. Sakit kepala saat hamil memang tidak berpengaruh pada janin, tetapi tentu membuat Ibu tidak nyaman. Untungnya, kondisi ini bisanya bisa diatasi dengan istirahat yang cukup
6. Sering buang air kecil
Keluhan sering buang air kecil biasanya terjadi saat ibu hamil muda, yakni pada 12–14 minggu pertama kehamilan. Kondisi tersebut biasanya membaik pada trimester dua dan kembali lagi pada akhir masa kehamilan karena kepala bayi yang menekan kandung kemih.
7. Keputihan
Ibu melihat cairan keputihan saat hamil? Ini merupakan kondisi normal selama kehamilan karena leher rahim yang lebih lembut selama kehamilan memang bisa menghasilkan lebih banyak cairan keputihan.
8. Kenaikan asam lambung
Perubahan hormon selama kehamilan sering kali menyebabkan kenaikan asam lambung pada ibu hamil. Ini lantaran perubahan hormon bisa mengurangi kekuatan otot sfingter yang bertugas mengatur naik-turunnya asam lambung. Ditambah lagi, janin mungkin menekan lambung sehingga isinya terdorong ke atas.
Alih-alih minum obat, cobalah mengatasi kenaikan asam lambung saat hamil dengan membiasakan makan porsi kecil tapi sering dan mengurangi makanan berlemak.
9. Tubuh lemas dan mudah lelah
Tubuh lemas dan mudah lelah juga merupakan salah satu keluhan yang cukup sering dialami ibu hamil. Kondisi ini bahkan memiliki sebutan tersendiri, yaitu pregnancy fatigue. Jika disertai dehidrasi, pregnancy fatigue bahkan bisa membuat ibu hamil sampai kehilangan kesadaran atau pingsan.
Supaya pregnancy fatigue tidak terus memburuk, ibu hamil bisa mengatasi kelelahan dengan berbagai cara berikut. Luangkan waktu untuk beristirahat. Pelajari cara mengelola stres dengan baik. Biasakan bangun secara perlahan setelah duduk atau berbaring.
10. Sesak napas
Ukuran janin yang membesar cenderung mendorong organ-organ di sekitarnya, termasuk paru-paru. Akibatnya, sesak napas sering kali menjadi keluhan hamil pada trimester tiga. Kondisi ini umumnya tidak berbahaya dan bisa membaik dengan sendirinya. Namun, untuk mengurangi rasa tidak nyaman, Ibu bisa melakukan berbagai cara berikut.
Membiasakan duduk dengan posisi tegak untuk memaksimalkan kapasitas paru-paru. Olahraga, seperti prenatal yoga untuk mengatur napas dan meregangkan otot tubuh. Tidur dengan bantal penyangga.
11. Vagina gatal
Keputihan selama kehamilan sering kali menyebabkan Miss V terasa gatal. Kondisi ini mungkin terasa semakin mengganggu jika ibu hamil mengalami dehidrasi. Meski cukup umum terjadi, bumil sebaiknya tetap berkonsultasi ke dokter. Pasalnya, rasa gatal juga bisa disebabkan oleh kondisi yang lebih serius, seperti vaginosis bakteri, kutu kemaluan, hingga infeksi saluran kemih.
Untuk mengurangi rasa gatal, pastikan untuk menjaga area kewanitaan tetap bersih dan kering. Selain itu, pilih celana dalam yang menyerap keringat dan gantilah secara berkala.
Waspadai masalah lainnya
Selain keluhan itu, Ada beberapa permasalahan dalam kehamilan yang di rinci di buku Patologi Kehamilan yang ditulis oleh Arantika, dkk:
1. Perdarahan dalam kehamilan
Istilah perdarahan tentunya sangat sering kita dengar. Secara sederhana, perdarahan bisa diartikan sebagai kondisi keluarnya darah dari tubuh kita yakni berupa perdarahan minor dan perdarahan mayor. Perdarahan minor merupakan perdarahan kecil yang bisa diobati sendiri atau tidak terlalu banyak darah yang keluar dari dalam tubuh, contohnya adalah perdarahan karena luka kecil pada kulit. Sementara perdarahan mayor merupakan perdarahan yang termasuk kategori parah di mana tubuh mengeluarkan cukup banyak jumlah darah yang bahkan bisa mengancam nyawa seseorang.
Perdarahan dalam kehamilan tidak selalu berarti bahwa bayi atau janin dalam kandungan tidak akan terselamatkan. Ada beberapa penyebab utama terjadinya perdarahan pada kehamilan ini. Perdarahan yang sering kali terjadi adalah perdarahan yang disebabkan karena melekatnya sel telur yang sudah berhasil dibuahi pada dinding rahim. Biasanya, perdarahan ini terjadi pada usia awal sekitar 6-12 hari pertama sel benar-benar mulai melekat pada dinding rahim. Perdarahan ini pun tidak separah yang dibayangkan, perdarahan ini berupa bercak-bercak dan volumenya tidak terlalu banyak. Beberapa penyebab lainnya adalah faktor psikologis sang ibu sampai dengan kuat lemahnya janin tersebut.
2. Blighted ovum
Kehamilan kosong atau blighted ovum atau anembryonic pregnancy adalah adalah sebuah kehamilan ketika kantong janin berkembang dikandungan, tapi kandungan tersebut kosong dan tidak mengandung embrio (bakal janin). Blighted ovum atau lebih sering dikenal sebagai hamil palsu atau hamil kosong merupakan kondisi di mana hasil konsepsi tidak terbentuk secara sempurna.
Meskipun sperma dapat bertemu dengan sel telur yang matang dan membentuk konsepsi, karena sebuah hal tertentu, hasil konsepsi tidak berkembang menjadi janin sempurna tetapi hanya membentuk plasenta yang tidak berisi. Dengan kata lain hanya ada cairan saja di dalam rahim.
3. Kehamilan ektopik terganggu
Ovum yang telah dibuahi (blastokista) biasanya tertanam di lapisan endometrium rongga uterus. Implantasi di tempat lain disebut kehamilan ektopik. Lebih dari 1 dalam setiap 100 kehamilan di Amerika Serikat adalah kehamilan ektopik, dan lebih dari 95% kehamilan ektopik terjadi di tuba falopi. Jika pada kelainan kehamilan seperti abortus lebih disebabkan karena kondisi hasil konsepsi hingga pembukaan leher rahim, kehamilan ektoptik merupakan sebuah kegagalan hasil konsepsi yang sudah terbentuk mencapai dinding rahim untuk terus berkembang hingga masa persalinan.
4. Mola hidatidosa
Mola hidatidosa merupakan sebuah kelainan kehamilan yang dikenal dengan sebutan hamil anggur oleh kebanyakan masyarakat. Hamil anggur, nama lainnya, merupakan kelainan kehamilan yang disebabkan oleh gagalnya pembuahan. Mola hidatidosa adalah kehamilan yang ditandai dengan perkembangan trofoblas yang tidak wajar. Pada kelainan kehamilan ini, struktur yang dibentuk trofoblas yaitu vili korialis berbentuk gelembung-gelembung seperti anggur.
Sel telur matang yang bertemu atau dibuahi oleh sel sperma seharusnya akan berkembang menjadi janin, tetapi dalam hal ini sel telur matang yang dibuahi oleh sel sperma justru berubah menjadi sel tumor yang sering kita sebut dengan nama kista.
5. Kelainan dalam lamanya kehamilan
Kelainan atau komplikasi pada masa kehamilan berdasarkan usia kandungan juga cukup beragam. Kita sering kali mendengar bayi prematur, bayi prematur adalah bayi atau janin yang lahir sebelum masa atau usia kandungan sudah mencukupi. Usia kandungan seharusnya adalah sembilan bulan sepuluh hari. Meski tak semua proses persalinan terjadi tepat pada aturan ini, sering kali terjadi sejumlah masalah pada kelahiran dini dan juga terlambat.
6. Kelainan pada air ketuban
Ketuban memiliki peran penting dalam tumbuh kembang bayi dalam perut ibu. Air ketuban atau sering disebut juga dengan cairan amnion ada dan terbentuk seiring terbentuknya hasil konsepsi dalam rahim ibu. Ketuban akan melingkupi bayi dan membantunya terus tumbuh dan berkembang.
7. Kelainan plasenta dan tali pusat
Sejumlah kelainan kehamilan juga sering sekali menyerang kondisi plasenta dan juga tali pusat. Plasenta dan juga tali pusat bisa dikatakan sebagai sumber kehidupan sang janin selama dalam masa kandungan. Tanpa adanya kedua hal ini, keselamatan dan tumbuh kembang janin selama di kandungan mungkin tidak akan lama bahkan tidak memungkinkan bagi janin untuk tetap hidup. Sebagaimana kita tahu, plasenta dan tali pusat ini saling berhubungan satu sama lain. Plasenta menjadi ruang dan tempat tinggal bayi selama di dalam kandungan. Sementara, tali pusat menjadi penghubung antara ibu dan janin. Melalui tali pusat ini, gizi dan sejumlah hal yang dibutuhkan untuk tumbuh berkembang tersampaikan ke janin.
8. Kehamilan ganda
Kehamilan ganda adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih intrauteri. Sama halnya dalam kelainan plasenta kembar, kehamilan dapat dibedakan menjadi 2, yakni kehamilan ganda monozigotik dan kehamilan ganda dizigotik. Secara sederhana, kita bisa melihat kehamilan ganda atau kembar ini tepat ketika melihat bayinya. Pada kehamilan monozigotik yang terjadi karena dibuahinya satu sel telur yang kemudian membelah menjadi dua janin, akan nampak bayi kembar identik yang sama persis. Sementara pada kehamilan ganda dizigotik akan terlihat kembar nonidentik di mana kedua bayi ini tidak terlihat sama persis. Biasanya bisa berjenis kelamin berbeda hingga sejumlah perbedaan lain pada golongan darah hingga wajahnya.
9. Preeklamsia dan eklamsia
Preeklamsia adalah komplikasi pada kehamilan yang ditandai tekanan darah tinggi atau hipertensi dan tanda-tanda kerusakan ginjal, misalnya kerusakan ginjal yang ditunjukkan oleh tingginya kadar protein pada urine (proteinuria). Sering dikenal juga dengan nama toksemia atau hipertensi yang diinduksi kehamilan. Preeklamsia atau preeklampsi atau toksemia akan sangat mungkin terjadi pada ibu hamil yang memiliki kelainan hipertensi. Hal yang membedakan preeklamsia dengan eklamsia adalah jika kelainan hipertensi pada ibu hamil disertai dengan kejang, sementara jika tidak terjadi kejang disebut dengan preeklamsia. Eklamsia terjadi ketika ibu hamil mengalami preeklamsia atau awitan kejang eklamtik di mana eklamsia ini bisa terjadi pada tiga fase yang disebut dengan antepartum atau selama kehamilan, intrapartum atau sebelum kehamilan dan pascapartum atau setelah kehamilan.
10. IUGR (Intauterine Growth Restriction)
IUGR atau Intauterine Growth Restriction adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan suatu kondisi di mana janin lebih kecil dari yang diharapkan untuk jumlah bulan kehamilan. Bayi baru lahir dengan IUGR sering digambarkan kecil untuk usia gestational (SGA). IUGR sering kali menjadi hal yang sangat ditakuti ibu hamil. Pada tahap itu, pertumbuhkembangan bayi terjadi sangat lambat dan tidak sesuai dengan usia kehamilan seharusnya. Berikut ini adalah beberapa penyebab terjadinya IUGR.
Semua masalah di atas memang perlu diwaspadai. Akan tetapi, Mama jangan panik dulu! Konsultasikan semua keluhan yang Mama rasakan ke dokter kandungan, ya! Happy pregnancy, Mama! [*]






