digitalMamaID — Di era digital saat ini, media sosial sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari, terutama bagi remaja. Mereka seringkali menggunakan platform seperti Instagram ataupun Facebook untuk berkomunikasi, mengekspresikan diri, hingga mencari informasi.
Banyak dari remaja yang ternyata juga memiliki akun media sosial lebih dari satu. Fenomena second account saat ini ternyata hal yang wajar terjadi di generasi mereka. Pada second account biasanya remaja tidak akan mencantumkan nama asli ataupun foto mereka, dan mereka juga akan membatasi lingkup pertemanan dengan yang mereka anggap dekat saja.
Bahkan tidak jarang orangtua tidak tahu bahwa anaknya memiliki akun lain. Alasannya, agar mereka bisa lebih leluasa meluapkan ekspresi di media sosial tanpa takut dihakimi orang lain, sehingga hal-hal yang diposting pun kerap random tanpa peduli estetika. Sedangkan pada akun utama, akan lebih sering terisi dengan kegiatan-kegiatan yang produktif.
Menurut psikolog dari Be Sha Counseling, Elfa Diah Suslianingrum, ini salah satu cara remaja mencari ruang aman di dunia digital. Karena media sosial saat ini bukan hanya sebatas tempat mencari hiburan saja tetapi juga menjadi ruang aman dan nyaman untuk mereka dapat mengekspresikan diri, mengeksplor dirinya tanpa takut dihakimi siapapun.
“Mereka sedang memproteksi dirinya, karena Gen-Z tumbuh bersama smartphone dan media sosial sejak usia dini. Hal ini mempengaruhi cara mereka membentuk identitas dan memahami dunia,” kata Elfa saat live bersama digitalMamaID, Senin, 24 November 2025.
Bangun kedekatan
Menurut Elfa, mereka lahir dan besar di tengah kemajuan teknologi, media sosial, dan arus informasi yang tak terbendung. Dunia mereka adalah dunia yang serba cepat, instan, dan terkoneksi sehingga jika terlalu bebas dan tanpa batasan aturan, justru akan berdampak buruk pada mereka.
Oleh karena itu, Elfa menekankan pentingnya pendampingan orangtua untuk membantu remaja memahami, menggunakan, serta menavigasi dunia digital secara aman dan bertanggung jawab. Tidak hanya mengawasi, tetapi juga membangun kepercayaan, komunikasi yang terbuka, dan kemampuan reflektif agar remaja dapat membuat keputusan digital yang bijak sesuai tahap perkembangannya.
“Karena itu penting bagi orangtua untuk membangun bonding dengan anak sedini mungkin. Dengan modal kedekatan, akan membuat anak terbuka untuk bercerita perihal apapun termasuk apa yang mereka lakukan di media sosial,” ungkapnya.
Figur publik yang juga seorang ayah, Sogi Indra Dhuaja mengatakan, membangun bonding dengan remaja tidak selalu dengan memata-matai apa yang dilakukan anaknya di media sosial. Yang perlu dilakukan orangtua cukup dengan membangun komunikasi dan membiarkan anak-anak tetap menjadi yang paling tahu tentang dunia mereka saat ini.
“Mereka hidup di era yang memang serba digital, ada kemudahan yang menguntungkan dan merugikan juga, jadi yang bisa kita lakukan berkomunikasi dengan mereka tentang apa yang sedang digeluti di media sosial. Nanti anak akan cerita, nah kita nggak perlu paham juga enggak apa-apa, cukup membangun komunikasi dengan tetap menjadikan mereka yang paling tahu. Jadi jangan takut orangtua kelihatan tidak paham di depan anak,” ujar Sogi.
Disiplin dan jujur
Setiap orangtua tentu punya kekhawatiran dan pendekatan yang berbeda. Jika Sogi menekankan pentingnya komunikasi santai, ada pula orangtua yang menyoroti hal lain yang tak kalah penting dalam mengasuh remaja di ruang digital, yaitu dengan penegakan disiplin.
Hal ini dilakukan oleh orangtua asal Bali, Rosallyn Tanoyo atau yang akrab disapa Oca. Keluarga ini punya aturan screen time di rumah sehingga remaja tetap memiliki batasan-batasan yang harus mereka patuhi.
“Ketika sudah jam 9 malam wifi saya matikan, hp juga jangan dikasih kuota, jangan lupa charger hp juga diambil untuk mencegah anak curi-curi main gadget di kamar padahal sudah waktunya tidur,” kata Mama Oca.
Meta sendiri telah meluncurkan fitur baru, yakni Teen Account yang memang memfasilitasi orangtua untuk memenuhi perannya dalam menjaga keamanan ruang digital remaja. Teen Account atau akun remaja ini disediakan untuk pengguna Instagram berusia 13 sampai 17 tahun. Bukan hanya akun yang baru dibuat, tapi semua akun yang berusia di bawah 18 tahun.
Teen Account memiliki sejumlah pengaturan keamanan yang otomatis aktif begitu akun dibuat. Tujuannya untuk memberikan pengalaman bermedia sosial yang lebih aman, sehat, dan sesuai usia sehingga kecil kemungkinan untuk remaja berinteraksi dengan orang asing dan terpapar konten negatif. Perlu diingat, semua fitur ini bisa didapatkan jika akun dibuat dengan memasukkan data umur yang jujur.
8 Pengaturan Meta Teen Account yang penting diketahui
Berikut beberapa hal yang perlu orangtua pahami tentang MetaTeen Account beserta panduan praktisnya:
1. Akun remaja ini sudah otomatis privat
Dengan akun privat, remaja harus menyetujui siapa yang boleh mengikuti atau melihat unggahan mereka. Orang yang tidak menjadi pengikut tidak dapat mengomentari, mengirim pesan, atau melihat aktivitas mereka. Fitur ini membantu remaja mengendalikan siapa yang boleh “masuk” ke ruang digital pribadinya.
2. Pembatasan pesan
Secara default, Akun Remaja di Meta hanya dapat menerima pesan dari orang-orang yang mereka ikuti atau yang sebelumnya telah berinteraksi dengan mereka. Ini membantu mengurangi pesan dari orang yang tidak dikenal dan mencegah risiko seperti catfishing atau grooming.
Cara mengecek:
- Buka Instagram → Pengaturan → Privasi → Pesan.
- Pastikan opsi yang dipilih: “Orang yang kamu ikuti”
3. Interaksi terbatas dan Hidden Words
Melalui fitur Limits, orangtua dapat membantu remaja membatasi interaksi yang tidak diinginkan. Remaja hanya dapat ditandai (tag) atau disebut (mention) oleh orang-orang yang mengikuti mereka.
Cara mengecek Limits:
Buka Instagram: Pengaturan → Privasi → Tag & Sebut (Mentions) → pilih “Orang yang kamu ikuti”
Selain itu, Hidden Words otomatis aktif dalam mode paling ketat untuk menyaring kata-kata dan frasa yang dianggap bisa menyakiti atau menyinggung di komentar serta permintaan Direct Message (DM) atau pesan pribadi. Fitur ini membantu menjaga kesehatan emosional dan mencegah perundungan digital.
Cara mengecek Hidden Words:
Buka Instagram: Privasi → Hidden Words → aktifkan Filter Komentar & Permintaan Pesan.
4. Laporkan dan Blokir (Report & Block Tools)
Remaja bisa melaporkan, memblokir, atau membatasi (restrict) akun-akun yang membuat mereka tidak nyaman, tanpa perlu konfrontasi langsung. Fitur ini membantu remaja melindungi diri dari interaksi tidak pantas.
Cara menggunakan:
Buka Instagram: Ketuk ••• di profil atau pesan → pilih Laporkan / Blokir / Restrict
5. Manajemen waktu layar
Akun Remaja Meta dilengkapi dengan alat bantu yang membantu remaja berhenti sejenak, menata fokus, dan menjaga ritme hidup digital mereka, sambil tetap memberi orang tua kesempatan untuk mendampingi tanpa mengawasi berlebihan.
Fitur ini membantu remaja mengatur durasi penggunaan media sosial dan memberi notifikasi untuk istirahat setelah waktu tertentu. Tujuannya bukan membatasi, tapi melatih kesadaran diri, belajar tahu kapan harus berhenti dan beristirahat dari layar.
Cara mengatur:
Buka Instagram: Pengaturan → Waktu Anda → Tetapkan Pengingat Batas Harian dan Pengingat Istirahat
6. Mode Tidur (Quiet Mode / Do Not Disturb)
Fitur ini membantu remaja beristirahat dengan tenang tanpa gangguan notifikasi, misalnya antara jam 22.00–07.00. Selama mode ini aktif, notifikasi dihentikan sementara, dan status akun akan menunjukkan bahwa pengguna sedang istirahat.
Cara mengaktifkan:
Buka Instagram : Pengaturan → Pemberitahuan → Quiet Mode → Pilih jam mulai dan berakhir
7. Ringkasan Aktivitas & Supervision (Family Center)
Melalui Family Center, orangtua dan remaja dapat melihat waktu penggunaan aplikasi, akun yang diikuti, dan laporan aktivitas harian. Fitur ini berbasis persetujuan dua arah (supervision invitation) sehingga transparan dan tetap menghormati privasi remaja.
Cara menggunakan:
Buka Family Center → Supervision → Kirim undangan pendampingan ke akun remaja
Setelah remaja menyetujui, orangtua dapat melihat ringkasan aktivitas, waktu layar, dan membantu mengatur batasan waktu dengan dialog terbuka.
Harap diingat, fitur ini tidak membuat orang tua bisa membaca isi direct messages (DM) atau pesan pribadi anak.
8. Kelola Notifikasi (Notification Control)
Fitur ini memungkinkan remaja memilih notifikasi yang penting dan menonaktifkan sisanya, agar lebih fokus belajar, istirahat, atau beraktivitas tanpa gangguan. Dengan belajar memilah notifikasi, remaja mengembangkan kebiasaan digital yang lebih sehat dan mandiri.
Cara mengatur:
Buka Instagram: Pengaturan → Pemberitahuan → Pilih jenis notifikasi (likes, mentions, atau reels recommendations)
Mama tidak perlu jadi polisi online untuk menjaga remaja tetap aman di ruang digital. Kita dampingi mereka agar bisa mandiri digital. Jangan khawatir, Mama bisa unduh panduan Smart Digital Parenting di sini untuk aktivitas digital remaja yang lebih sehat! [*]






